Seoul, 2 September 2019
Daeshin Medical Center, VIP 507Ketegangan merengkuh pagi yang tenang. Menyibak dingin yang datang merambat menusuk persendian. Sudut ruangan menjadi saksi yang bungkam. Pertemuan tak terduga atas kedatangan seseorang yang tak di harapkan.
Atmosfir memberat seketika, saat tatap tajam menuju lurus pada satu orang. Senyum seringai terulas dengan pongahnya. Tanpa peduli situasi yang menghimpit, rongga menjadi sesak.
"Ada urusan apa kau datang kemari?" Taehyung membuka percakapan dengan suara yang dingin.
Tangan bersila di dada. Pandangan di pertajam dengan aksen kepala sedikit terdongak. Ia setengah menantang setengah juga melakukan pertahanan. Menjaga sosok lemah yang terbaring di belakang.
"Semenjak kau tahu dia adik mu, kau berubah menjadi seprotektif ini," Balas Ilhoon santai.
Memang sejak awal tak ada tatapan mengancam atau aura intimidasi darinya. Hanya saja Taehyung yang terlalu waspada. Sebab bisa saja sesuatu terjadi pada adiknya.
"Katakan saja apa mau mu, dan cepat tinggalkan tempat ini,"
"Biarkan aku bicara dengan Jungkook, aku tak ada urusan dengan mu,"
"Aku kakaknya dan aku walinya sekarang, tidak ada urusannya yang tidak menjadi urusan ku jika kondisinya tak memungkinkan seperti itu,"
Di belakang punggung Taehyung, si manis wajahnya bersemu. Senyumnya tersungging kecil. Hatinya mendadak berbunga.
"Ya, tidak semua urusannya menjadi urusan mu kid, dia punya privasi yang tidak bisa kau campuri,"
"Jika itu mengancam nyawanya aku berhak ikut campur,"
"Heh? Aku ini masih ayahnya, hal berbahaya apa yang akan ku lakukan pada anak ku memangnya?"
Taehyung maju selangkah. Lebih mendekat pada Ilhoon dan mempertajam sorot matanya. Mengintimidasi Ilhoon lebih dalam lagi.
"Kau hampir membunuhnya beberapa kali, Jangan amnesia! Aku tidak melaporkan mu ke polisi karena demi menjaga perasaannya, tapi asal kau tahu saja sekarang dia juga punya kakak berpangkat di kepolisian, jangan main-main," Kecam Taehyung serius. Terpaksa mencatut nama Namjoon demi menguatkan proteksi untuk Jungkook.
Ilhoon meledakkan tawanya mendengar ancaman Taehyung. Ada hal lain yang ia lihat dari cara Taehyung melindungi Jungkook. Sesuatu yang pada akhirnya ia akui. Rasa cinta untuk yang tersayang. Juga hati yang merengkuh hangat. Jungkook layak mendapatkan itu dari Kakak maupun keluarganya yang lain.
Bahu Taehyung mendadak di tepuk halus oleh Ilhoon. Di remat kuat dan seolah Ilhoon tengah menyampaikan sesuatu dengan bahasa kasar. Sulit untuk di mengerti namun Taehyung tak munafik, ia melihat tatapan puas dari wajah lelaki seusia sang ayah ini.
"Sepertinya anak ku akan bahagia bersama keluarga mu, pertahankan sikap mu ini dan lindungi dia dengan apapun yang kau miliki," Ucap Ilhoon, spontan membuat Taehyung terkejut. Taehyung mengurai kedua lengan yang sedari tadi bersila di dada.
Ilhoon mencondongkan sedikit ke kanan tubuhnya. Melirik Jungkook yang terbaring nyaman di belakang sana. Ia mengedipkan salah satu matanya. Menyapa Jungkook dengan cara yang luar biasa menggelikan.
"Aku datang untuk berpamitan," Ucap Ilhoon dengan nada yang lebih santai.
Ia berlalu dengan mudah dari hadapan Taehyung. Menghampiri Jungkook yang telah menunggu. Ia datang dengan wajah yang berbeda dari sosok kejam di masa lalu Jungkook. Kali ini Ilhoon membawa raut seorang ayah untuk menatap si gigi kelinci kesayangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest Presences (Vkook / Brothership)
FanfictionSelalu ada alasan berbau takdir dalam setiap pertemuan. Tersadari atau terabaikan jalinan takdir terus bergulir. Seiring dengan denting waktu yang tak pernah terhenti. Menanjak, menuju sebuah spiral konflik yang menghubungkan segala ujung benang tak...