Liam yang baru saja menekankan matanya, terpaksa harus bangun ketika mendengar pintu kamarnya yang di gedor tanpa henti.
"mah....bisa biarkan Liam istirahat ini masih terlalu larut, Liam lelah" tutur Liam dengan nada kesal serta wajah yang terlihat begitu lelah
"malam? Ini sudah jam 7 pagi Liam" tutur Sinta sambil geleng-geleng kepala.
Tanpa bicara apa pun Liam menutup kembali pintu kamarnya " hari ini Liam berangkat siang, jadi mama bisa pergi" teriak Liam dari balik selimut tidurnya. Sedangkan Sinta hanya bisa mengusap dada ketika melihat hidup putranya tidak teratur seperti ini
" nyonya mau saya biarkan teh melati" tawar siti yang sejak tadi sedang membersihkan ruang tengah ketika melihat Sinta turun dari lantai dua dengan wajah yang terlihat sedang banyak pikiran, yang di jawab dengan anggukan oleh Sinta
" terima kasih, siti..." ucap Sinta saat teh melati sudah ada di depannya
"aku tidak tahu kalau tidak ada kamu di sini. Mungkin aku akan kesepian" tutur Sinta dengan wajah yang muram dan tatapan kosong menatap cangkir tehnya
"apa ini tentang tuan Liam lagi" tanya Siti hati-hati
"coba kau jawab apa kau salah kalau aku ingin melihat putraku punya pendampingan dan cucuku itu punya seorang ibu? Apa ada yang salah dengan keinginanku yang sederhana ini."
"aku tahu Liam sangat mencintai Bella, tapi apa harus dengan menyiksa hidupnya seperti ini. Bella sudah meninggal. Dan putraku yang malang dan keras kepada itu bersikap Seolah-olah Bella akan kembali."
"atau aku yang terlalu memaksa dia untuk cepat menikah siti?" tanya Sinta pada pelayan setianya itu
"tidak ada hal yang salah dengan apa yang nyonya inginkan. Itu adalah hal yang wajar. Seorang ibu pasti ingin melihat anaknya berkeluarga dan hidup bahagia. Itu tidak salah nyonya. Dan mungkin juga tuan Liam tidak bermaksud untuk bersikap seperti itu, mungkin saja tuan Liam merasa belum ada wanita yang pas dan cocok saja. Terlebih pasti tuan Liam pasti sangat mengutamakan kenyamanan tuan muda Rafael. Tuan Liam pasti tidak akan sembarangan memilih pasangan, beliau pasti mencari wanita yang sayang dengan tuan muda Rafael dengan tulus bukan hanya pura-pura tulis " ujar siti
" kau benar siti " Sinta yang tampak setuju dengan apa yang di katakan siti. Yang sebagian besar memang ada benarnya. Sinta kembali menikmati teh melatinya dengan perasaan yang lebih tenang dari pada sebelumnya
Sedangkan siti kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda yaitu memberikan beberapa pajangan
Sosok Liam pun tak lama kemudian turun sudah dengan pakaian lengkapnya dan ikut duduk di meja makan. Tak lama seorang pelayan datang dengan membawakan secangkir kopi hitam tanpa gula, yang sudah hampir dua tahun belakangan ini menjadi minuman favorit Liam.
Liam bahkan mengoleskan selai di atas rotinya dengan kesunyian. Tak ada kalimat apa pun yang keluar dari mulut Liam walau hanya sebuah sapaan selama pagi atau apa. Padahal di sampingnya ibunya. Liam bahkan pergi begitu saja dari meja makan setelah sarapannya usai
Sinta hanya bisa menghela nafas ketika melihat sikap Liam yang semakin hari semakin dingin.
"tuan..." sapa Nabilla ketika tanpa sengaja berpapasan dengan Liam ketika selesai menjemur Rafael di halaman rumah selepas bocah itu mandi. Farel hanya menanggapi sapaan Nabilla dengan anggukan kecil. Kemudian mengambil Rafael dari gendongan Nabilla
"Boy, Daddy kerja dulu. Kamu harus jadi anak yang baik di rumah, oke" ucap Liam sambil mencium wajah Rafael secara bergantian yang dibalas dengan suara tawa yang menggema dari Rafael.
Liam langsung memberikan Rafael kembali kepada Nabilla sebelum Liam pergi.
Sinta yang masih ada di meja makan tentu bisa melihat interaksi antara Liam, Nabilla dan juga Rafael yang terlihat seperti sebuah keluarga bahagia sungguhan dimata Sinta saat ini. Dan itu membuat sebuah ide mungkin bisa membuat Liam setuju untuk menikah. Dan untuk yang satu ini Sinta sangat yakin kalau Liam tidak akan menolak.
Tapi sebelum menanyakan Liam setuju atau tidak Sinta harus lebih dahulu memastikan bahwa pilihannya itu sedang tidak punya hubungan dengan orang lain. Karena itu bisa membuat impiannya untuk melihat Liam punya istri akan gagal lagi.
Dengan wajah gembira Sinta menemui Jerry yang pasti sedang ada di teras belakang sedang memberi makan ikan-ikannya
"sayang... Sayang...."panggil Sinta dengan tidak sabar memberitahukan tegang idenya pada sang suami
" apa kau yakin Sinta? "
" kau serius dengan apa yang kau katakan ini?" tanya Jerry yang terlihat tidak begitu yakin ketika mendengar apa yang sedang di rencanakan istrinya
" aku sangat yakin" Sinta yang terlihat begitu sangat yakin dengan pilihannya saat ini
"tapi bagaimana kalau Liam tetap menolak tawaran yang kali ini?" tanya Jerry yang seakan seperti kurang yakin bahwa yang ini akan berhasil
"aku sangat yakini 100% lalu kali ini Liam tidak punya alasan lain untuk berkata tidak." Sinta yang kembali lagi meyakinkan suaminya
"tapi...." wajah Sinta berubah sedih.
"apa lagi?! Bukanya kau bilang kalau ini akan berhasil? Lalu apa masalahnya?" tanya Jerry
"masalahnya aku tidak tahu apakah Nabilla itu mau atau tidak dengan Liam, terus apakah siti juga setuju. Aku takut kalau tertata Nabilla saat ini sudah punya kekasih, lalu bagaimana dengan nasib cucu dan anak kita sayang" Sinta yang kembali mengungkapkan apa yang mengganjal di hatinya
"Kenapa tidak kau tanyakan langsung saja hal ini pada mereka. Supaya kau tenang” usul Jerry. Dan tentu saja itu membuat wajah Sinta langsung kembali bersinar bahagia.
***
Hal yang berbeda justru di rasakan oleh Siti dan Nabilla yang tampak cemas ketika keduanya di panggil oleh Sinta dan Jerry. Yang ada di pikiran ibu dan anak itu apakah mereka berdua melakukan sebuah kesalahan sampai harus di panggil bersama seperti ini.
Dengan wajah yang merunduk dan cemas Nabilla dan ibunya masuk ke sebuah ruangan yang dimana itu adalah ruang kerja Jerry
“kalian tahu alasan apa yang membuat kalian berdua di panggil hari ini “ tanya Sinta dengan wajah yang terlihat tegang.
"Kami tidak tahu tuan, nyonya” jawab Nabilla lirih masih dengan kepala yang merunduk begitu juga dengan ibunya
“Kalian memang tidak melakukan kesalah apa pun” kini Jerry yang berbicara. Yang Tentu saja itu membuat kepala Nabilla dan ibunya otomatis terangkat
“Karena ada hal lain yang ingin kami bicarakan padamu dan ibumu Nabilla “ kini Sinta terlihat duduk di sofa
“ Duduklah kalian, jangan hanya berdiri “ perintah Jerry
“Duduk...”Sinta mengulang perintahnya. Membuat Nabilla dan ibunya akhirnya duduk di tempat duduk yang sama dengan majikan mereka, jujur saja itu membuat keduanya tidak nyaman. Terutama hal apa yang membuat tuan dan nyonya itu ingin membicarakan hal yang sepertinya penting
“Siti sudah berapa lama kau bekerja padaku? ”Sinta mulai membuka pembicaraannya
“20 tahun lebih nyonya “Siti yang menjawab dengan ragu-ragu
“Dan kau, sudah berapa lama kau tinggal disini Nabilla?” kali ini Sinta yang bertanya pada Nabilla
“ 21 tahun nyonya, tuan “jawab Nabilla pelan.
“ 21 tahu lama juga ya, dan kalau tidak umurmu juga 21 kan minggu depan “tanya Sinta. Nabilla hanya menjawabnya dengan anggukan. Memang bukan rahasia lagi kalau memang Nabilla besar dan tumbuh di keluarga Degruts. Karena memang ibunya bekerja disana. Dan Nabilla pun ikut tinggal di sana tepat di mana hari dia lahir. Bukannya tak punya rumah. Tapi tepat di hari Nabilla lahir rumahnya kebakaran dan yang paling menyakitkan lagi ayahnya kabur bersama dengan perempuan lain hanya karena ibunya melahirkan bayi perempuan dan wanita selingkuhan ayahnya itu tengah mengandung anak laki-laki.
Dan saat keluarga Degruts tahu tentang hal itu, keluarga itu mempersilakan Nabilla dan ibunya tinggal di rumah itu. Bersama dengan keluarga itu. Meskipun Nabilla adalah anak seorang pembantu tapi tuan dan nyonya nya itu tidak pernah memperlakukan Nabilla seperti putri pembantu, dan lebih seperti putrinya sendiri
Dan karena di perlakukan seperti putri sendiri itu, membuat beberapa teman di sekolah Nabilla sempat tidak ada yang percaya kalau Nabilla hannyalah anak seorang pembantu. Tentu saja itu semua karena keluarga Degruts tak jarang memanjakannya dengan beberapa barang yang tegur saja mahal yang tidak mungkin bisa dibeli dengan uang seorang pembantu.
21 tahu bukan waktu yang sebentar, 21 tahu Nabilla tinggal di rumah itu dia melihat dan mendengar semua yang terjadi di rumah ini selama 21 tahun hidupnya. Termasuk ketika 2 tahun lalu Rafael lahir yang dimana itu membuat sesuatu yang sangat berubah pada Liam setelah kepergian Isabella yang merupakan ibu kandung Rafael yang sekaligus calon istri Liam kala itu.
“kalian tentu tahu apa yang sudah terjadi di hampir beberapa tahun belakangan ini?:Sinta yang kembali bertanya
“Kalian juga tahu kalau aku ingin melihat Liam menikah “
“Tapi masalahnya selama ini tidak ada Satu pun wanita yang aku pilihan itu berhasil membuat Liam mau untuk menikah “kini raut sedih terlihat jelas di wajah Sinta
Namun beberapa detik kemudian wajah sedih itu berubah menjadi wajah kembali serius. Dan sampai sekarang Nabilla belum tahu apa sebabnya dirinya dan ibunya dipanggil menghadap.
“jadi aku berpikir untuk menikah Liam denganmu Nabilla. Apa kau mau menikah dengan Liam dan jadi ibu untuk Rafael cucuku" tentu saja reaksi pertama yang di tunjukkan Nabilla adalah terkejut. Apakah dia tidak salah dengar dengan apa yang baru saja di katakan oleh majikannya. Nabilla diminta untuk menikahi putra keluarga ini dan juga menjadi ibu sambung bagi anak putra mereka. Apakah itu suatu hal yang masuk akal? Bahkan Nabilla tidak pernah menyangka kalau hari seperti ini akan datang dalam hidupnya. Jangankan bermimpi berkhayal pun Nabilla tidak berani. Baginya keluarga Degruts sudah seperti keluarganya sendiri. Nabilla tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya tanpa bantuan keluarga Degruts. Apalagi ketampanan Liam sudah bukan rahasia umum, bayak wanita di luar sana yang pasti mengantre untuk bisa menjadi pacarnya atau kandidat istri seorang Liam. Begitu juga dengan Nabilla tentu saja sebagai wanita yang norma. Tentu saja menginginkan punya pasangan yang bukan hanya mapan secara finansial tapi juga nyaman di pandang mata. Dan sayangnya Liam punya semua yang diidamkan semua wanita termasuk Nabilla, namun sekali lagi. Nabilla tidak pernah punya perasaan yang lebih pada Liam. Nabilla hanya menguap Liam sebagai majikannya tidak lebih dari itu. Karena Nabilla merasa setidaknya dia harus bisa tahu diri.
Selama ini hampir seluruh hidupnya di biayai oleh keluarga Degruts. Tentu tidak pantas kalau bermimpi jadi menantu keluarga yang sudah baik padanya.
“ Bagaimana Nabilla apa kau mau menikah dengan Liam “ pertanyaan Sinta berhasil membuat Nabilla tersadar dari pemikirannya.
“ Nabilla...” panggil Sinta lagi
“Maaf nyonya saya rasa, saya tidak bisa menikah tuan Liam “ ucap Nabilla lirih
“Kenapa tidak bisa? Apa karena Liam sudah punya anak? “
“ Bukan begitu nyonya “ sangkal Nabilla
“ Lantas kenapa? Apa kau mencintai orang lain?”
“Saya tidak punya orang yang sedang saya suka “ jawab Nabilla
“ kalau bukan karena anak, atau karena kau memilik orang yang kau suka. Apa karena Liam kurang tampan?”
“ Tuan Liam tampak bahkan sangat tampan nyonya” jawab Nabilla jujur. Salah kalau Nabilla bilang Liam tidak tampan. Liam adalah pria yang paling tampan yang pernah Nabilla lihat sepanjang hidupnya untuk sekarang ini
“lalu apa yang membuatnya keberatan menikahi pintaku? Walau aku tahu dia itu terlalu dingin dengan orang sekitarnya, tapi percayalah dia pasti akan jadi suami yang setia dan bertanggung jawab atas kehidupanmu nantinya “ urus Sinta. Liam memang tipe pria setia dan itu terbukti karena sampai sekarang Liam belum mau menikah setelah kepergian Belia. Dan rasa tanggung jawab Liam pun sudah teruji selama ini. Bagaimana pria itu tetap merawat dan memperhatikan Rafael terlepas dari Rafael adalah anak kandungnya sendiri.
Dan satu hal yang pasti sampai detik ini juga hati Liam masih mimik Bella seutuhnya. Dan tentu saja Nabilla tidak mau membuat Liam nantinya merasa terbebani oleh kehadiran dirinya jika Nabilla mengiakan permintaan ini.
Tentu sebagai seorang perempuan, Nabilla punya pernikahan impiannya sendiri. Dan yang paling penting pernikahan itu dilandasi sebuah cinta dan rasa saling percaya.
“ pertimbangkan dulu, jangan terlalu cepat mengambil keputusan” Sinta yang masih tampak berusaha untuk meyakinkan Nabilla untuk memikirkan tentang menikahi Liam
“ Tapi...”
“Nabilla, saya tidak bisa membayangkan kalau Seandainya Rafael dirawat orang lain selain kamu, bagaimana kalau Seandainya wanita lain yang menjadi istri Liam itu ternyata tidak sungguh-sungguh menyayangi Rafael, bagaimana kalau Seandainya wanita lain yang menjadi istri Liam nanti hanya sayang dan perhatian pada Liam dan Rafael kalau hanya ada Liam?”
“Aku tahu kau sangat sayang pada Rafael dan tampaknya Rafael juga sangat sayang padamu apa kau tega melihat anak yang sudah kau asuh ari kecil hanya akan di sia-siakan oleh orang lain? “Sinta sengaja mengatakan hal itu untuk membuat Nabilla berpikir sekali lagi. Mungkin terkesan jahat mengenakan Rafael sebagai alasannya. Tapi semua itu Sinta lakukan kebaikan bersama. Karena menurut Sinta tak ada kandidat yang paling pas selain Nabilla terlepas dari status sebagai anak pembantu, tapi Nabilla sudah terbiasa dan paham keluarga ini lebih dari siapa pun.
Dan dengan semua manuver semua derai air mata dan juga wajah sedih yang ditunjukkan oleh Sinta membuat Nabilla pada akhirnya setuju dengan rencana permintaan Sinta untuk menikahi Liam.
Tapi dengan satu syarat dimana Liam juga sudah setuju dengan pernikahan ini. Karena Nabilla tidak ingin ada yang terpaksa ketika hari pernikahan tiba nanti.
Dan Sinta sudah tahu Nabilla akan meminta hal yang seperti itu, jadi Sinta sudah menyiapkan sebuah rencana yang pastinya tidak akan membuat Liam tidak punya pilihan yang lain selain menyetujuinya
“ibu, apa yang dilakukan Nabilla saat ini benar? Atau salah?” Setelah keluar dari ruangan itu Nabilla merasa keputusannya tadi itu bukan keputusan yang benar
“ Nabila merasa seperti orang yang tidak tahu diri sudah di kasih hati malah menggantung. Bukankah itu tidak baik Bu" keluh Nabilla pada ibunya
“Nabilla, Nabilla tidak semua yang Nabilla anggap salah itu salah, dan belum tentu apa yang Nabilla anggap benar itu juga benar”
“Sekarang ibu tanya, apa yang membuat Nabilla mengatakan ia saat di dalam tadi?” tanya siti sambil membelai pipi putrinya
“Nabilla tidak tahu ibu, yang ada dalam pikiran Nabilla saat itu hanya Rafael, Nabilla tidak bisa dibayangkan kalau apa yang di katakan oleh nyonya Sinta itu terjadi.” Ucap Nabilla jujur yang mungkin terdengar hanya seperti alasan saja. Tapi sebagai yang mengasuh Rafael dari bayi merah pasti tidak akan bisa tega melihat anak yang di rawat disia-siakan
“Kalau itu yang membuat Nabilla setuju dan itu hal benar menurut maka jangan mundur “pesan siti pada putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and hot Daddy
RomanceCerita yang mengisahkan tentang Lima Degruts seorang hot Daddy. Yang di usianya yang baru menginjak usia 31 tahun. Lima sangat dikatakan sukses dalam segi karier dan bisnis. Tapi kesuksesan dalam dunia bisnis seakan berbanding terbalik dengan kisah...