“Kamu yakin?, apa tidak bisa dipikirkan kembali keputusan kalian untuk pergi dari rumah ini...?” Sinta menatap dengan tatapan sedih pada kedua orang yang ada di depannya saat ini. Bahkan kedua tangannya masih menggenggam erat tangan Nabilla, seakan meminta Nabilla dan ibunya tidak pergi dari rumah ini.
“Apa, karena Liam menolak menikah denganmu jadi kalian mau pergi dari rumah ini?” Sinta yang tampak menyimpulkan alasan secara sepihak. “Kalau memang itu, aku janji padamu dalam waktu dekat ini akan membuat Liam apa pun caranya mau menikah denganmu, tapi kalian jangan pergi “ Sinta yang masih mencoba membujuk Nabilla untuk tetap tinggal.
“Bukan, bukan begitu alasannya nyonya. Saya tidak mempermasalahkan kalau tuan muda Liam tidak mau menikah dengan saya. Toh sejatinya saya dan semua orang di sini tahu pasti, kalau tuan muda hanya mencintai satu wanita. Dan itu nona Bella. Saya pun hanya menguap tuan muda sebagai seorang kakak, jadi mana mungkin saya bermimpi menikahi seseorang yang sudah saya anggap seperti seorang kakak bagi saya “ ucap Nabilla
“ lalu apa alasannya kalian pergi? Apa kalian tidak merasa nyaman tinggal di sini lagi" kali ini mata Sinta tampak berkaca-kaca menahan tangis.
Nabilla tampak menggeleng “ rumah ini adalah rumah terbaik, bagaimana kami tidak merasa nyaman, akan tetapi nyonya, tuan besar. Akan sampai kapan kami di sini? Terus menerus menikmati kemewahan dan segala fasilitas di sini. “tambah Nabilla
“ Tapi, kalian di sini tidak gratis, kalian kerja. Jadi sudah sewajarnya kalian berdua menikmati semua fasilitas yang ada" kali ini Tuan Jerry yang mengeluarkan suaranya, setelah sejak tadi hanya diam dan memperhatikan
“ia, apa yang dikatakan suamiku benar” kali ini Sinta sepakat dengan apa yang di katakan oleh suaminya
“Akan tetapi kalau seperti ini terus tidak akan baik untuk kami. Kami juga perlu belajar mengenal dunia luar, mencoba mencari hal lain selain yang menjadi zona nyaman kami, tidak mungkin selama hidup kami terus bergantung pada tuan dan juga nyonya " ucap Nabilla
"Apa tidak bisa di pikirkan lagi? Aku pasti akan sangat kesepian kalau tidak ada kalian, dan lagi, bagaimana dengan Rafael? Dia sangat sayang padamu. Apa kalian tidak bisa menunda sampai Rafael pulang dari rumah sakit nanti? Dia akan pulang dalam dua hari lagi. Nabilla pasti juga belum dapat kerajaan, kan? Jadi tinggal di sini sampai dapat pekerjaan, bagaimana? "Sinta masih coba membujuk Nabilla untuk tidak pergi.
Tapi seulas senyum yang di tunjukan Nabilla, mampu membuat Sinta hanya menghela nafas, ketika Nabilla tetap dalam keputusannya untuk pergi dari rumah ini.
"Sudahlah sayang, jangan kau buat mereka menjadi bimbang dan berat begini. Mungkin ini yang terbaik untuk Nabilla" Jerry yang mencoba memberikan pengertian pada istrinya, untuk tidak terus menerus menghalangi niat Nabilla untuk pergi. Jerry sebenarnya juga sangat menuangkan keputusan yang Nabilla ambil. Tapi ia juga coba memahami apa yang Nabilla inginkan, mungkin memang keputusan ini memang benar untuk mereka semua. Kalau pun terus menahan Nabilla di sini, itu akan percuma. Karena situ saat nanti Nabilla cepat atau lambat akan keluar dari rumah ini saat dia menikah nantinya, Jerry tidak munafik dia juga pernah berharap kalau ke bekuan hati Liam luluh dan setidaknya bisa melihat kebaikan Nabilla syukur-syukur Liam bisa menikah dengan Nabilla yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.
Tapi sepertinya rencana itu hannyalah sekedar Rencana. Apa lagi melihat sikap Liam yang dingin seperti itu membuat Liam jadi tidak yakin pada putranya sendiri....
"Liam, Aku sudah pulang, nak" Jerry melihat Liam yang baru saja masuk.
Liam tidak menjawab pertanyaan dari papanya, dan memilih untuk pergi tapi selama beberapa detik Liam tampak memperhatikan orang-orang itu, tanpa ada keinginan untuk bertanya apa yang sedang terjadi dan kenapa mereka berkumpul.
Liam tampak masuk ke kamarnya kemudian keluar dengan membawa 1 buah tas kecil di tangannya.
"Kau mau pergi ke mana?" Kali ini pertanyaan Sinta membuat Liam menghentikan langkahnya, Liam tampak berbalik sebelum menjawab " ke rumah sakit, aku harus menjaga Rafael di sana " jawab Liam datar, matanya sekilas melihat ke arah Nabilla yang tampak baru saja menangis, " drama rendahan " mencibir keluar dari mulut Liam dengan suara pelan sebelum pergi
"Liam, Nabilla dan ibunya akan keluar dari rumah ini “Sinta kembali bicara dan kembali b2erhasil menghentikan Liam kembali " bukanya itu hal bagus? Satu benalu pergi. Lalu apa hubungannya denganku? Pergi, pergi saja " tentu saja jawaban Liam membuat semua orang yang ada di sana terkejut termasuk Nabilla.
“mungkin kalau kamu yang bicara pada Nabilla dia akan mendengarkanmu!, jadi mintalah padanya untuk tetap tinggal Liam “ Liam tampak tersenyum mengejek mendengar apa yang baru saja di katakan mamanya. Sesuatu hal yang menurut Liam terdengar lucu dan mengada-ada!.
Coba katakan apa hubungannya Nabilla yang mau pergi dengan dirinya?!
Nabilla itu bukan adiknya, buka juga saudaranya, bukan kakaknya bukan ibunya, bukan teman, bukan pacar apa lagi istri. Jadi akan sangat lucu .
Jika orang yang tidak punya hubungan apa-apa mencampuri urusan orang lain.
“Liam....” suara Sinta yang terdengar begitu memohon tapi memaksa di saat yang bersamaan
“Aku punya urusan lebih penting dari pada, urusan kalian semua, aku harus menjaga anakku yang sedang sakit. Jadi kalian kalau mau mempertontonkan drama kalian yang menggelikan ini lanjutkan saja. Aku tidak berminat untuk ikut bergabung.” Ujarnya. “satu lagi, aku tidak punya hubungan apa pun dengan dia!(Nabilla) jadi mau dia pergi atau mau tinggal itu urusan dia. Jangan merepotkan ku , dan berlaga seolah-olah kita punya hubungan dekat . Dimataku dia tidak lebih dari seorang BE-NA-LU" Liam mempertegas kalimat terakhirnya sebelum benar-benar pergi, untuk kembali ke rumah sakit menjaga Rafael. Seperti tujuannya sejak awal pulang mengambil pakaian lalu kembali lagi ke rumah sakit. Jadi siapa sangka ketika pulang Liam malah sedikit dia buat terhebat oleh mereka semuanya. Tentu saja itu membuat Liam merasa kesal bukan main.
Ucapan Liam tadi memang sangat menyakitkan bagi Nabilla, yang membuat Nabilla semakin yakin dengan keputusannya untuk pergi dari rumah ini. Walau sedikit perasaan berat selalu ada di dalam hatinya, karena setelah ini Nabilla pasti akan sangat merindukan Rafael yang hampir setiap hari ia rawat, namun mungkin mulai lusa ia tidak bisa lagi melakukan itu.
Sinta pun merasa kecewa, ia kecewa karena tidak bisa mempertahankan Nabilla tetap ada di rumahnya, ia kecewa karena kenapa Liam itu putranya! Sikap Liam yang begitu Membuat Sinta sebagai seorang ibu kecewa. Sinta sangat berharap Liam mau membujuk Nabilla untuk tetap tinggal. Namun tampaknya Sinta juga melupakan satu hal. Kalau putranya itu tidak bisa ia harapkan untuk maslah seperti ini.
Jadi, mau tidak mau suka tidak suka, siap tidak siap Nabilla yang sudah ia anggap sebagai anak dan juga menantunya, itu. Harus meninggalkan rumah ini. Dan impiannya untuk membuat Liam kesayangannya kembali seperti dulu, tampaknya harus ia buang jauh-jauh. Karena setelah ini. Mungkin tidak akan ada kesempatan untuk membuat keduanya dekat lagi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and hot Daddy
RomanceCerita yang mengisahkan tentang Lima Degruts seorang hot Daddy. Yang di usianya yang baru menginjak usia 31 tahun. Lima sangat dikatakan sukses dalam segi karier dan bisnis. Tapi kesuksesan dalam dunia bisnis seakan berbanding terbalik dengan kisah...