MNHD 14 B : RENCANA SANG KING THE DEVIL

3.4K 123 7
                                    

Senyum samar terlihat di wajah Liam.  Melihat Nabila yang keluar dari ruangannya dengan wajah merah padam. Menimbulkan sesuatu perasaan menggelitik di benaknya. Apa lagi mengingat tubuhnya yang seketika menjadi kaku. Memberikan sensasi berbeda. Sorot mata penuh dengan rasa takut, embusan nafasnya yang putus-putus, tangannya yang terasa dingin dan suaranya yang bergetar itu....

Siapa sangka jika kelinci liar itu bisa merasakan rasa takut. Ketika beberapa saat sebelumnya  dia bersikap seperti banteng yang sedang mengamuk.

Tapi harus diakui  gadis itu,  pasti punya kemarahan yang cukup besar sampai membuat perilakunya sedikit tidak sopan. Namun itu yang diharapkan Liam...

Dengan memanfaatkan emosinya yang tidak terkendali dengan baik. Ketika mendengar rumor yang sengaja dia ciptakan. Dan tanpa  dia sadari, dia sudah masuk dalam perangkapnya tanpa ia sadari. Dan sikapnya yang seperti tadi sudah Liam tebak akan terjadi. Jadi ia tidak terlalu terkejut di buatnya. Justru itu yang Liam inginkan. Kelinci itu masuk sendiri ke perangkap. Itu semakin mempermudah Liam  mendorongnya ke arah yang ia mau.

Liam, yakin saat ini pasti kelinci liarnya itu sedang emosi, dan bibirnya saat ini pasti sedang mengumpat dirinya dengan kata-kata kotor. Atau bahkan dia saat ini sedang  merapalkan  sumpah serapah yang keju padanya. Mengingat sifatnya yang suka mengumpat di belakang. Tapi akan diam ketika bertemu dengan orangnya.

Dan yang paling membuat hal ini menarik adalah.... sikapnya yang pura-pura kuat, tapi sebenarnya sangat rapuh. Di gertak sedikit saja Dia pasti akan menangis secara sembunyi di tempat yang sepi dan gelap sendirian.

Dengan sedikit ancaman, bisa dipastikan jika saat ini. Kelinci itu pasti sedang mencari tepat untuk bersembunyi. Tapi, seandainya  kelinci itu sedikit pintar dia pasti akan memilih untuk tidak bersembunyi. Karena, sejauh dan sedalam Apa pun dia bersembunyi, dia pasti akan tetap menemukannya dengan sangat mudah.

Liam kembali duduk di kursi kebesarannya dan bersandar dengan begitu nyaman  sesekali tangannya di silangkan ke belakang dan sesekali tampak kedua tangannya yang halus menopang wajah tampan nan kokoh dan berkarismanya. Wajah yang  mampu membuat seluruh wanita kejang-kejang saat melihatnya. kecuali Nabila.

Jika wanita lain menatap dirinya penuh minat. Nabila justru sebaiknya gadis itu menatap dirinya adalah hal yang seolah-olah harus ia jauhi. Terlebih lagi sorot matanya ketika menatapnya. membuat Liam bisa melihat ada sedikit  kekesalan dan juga amarah yang cukup besar namun, dibanding itu Liam justru melihat rasa takut dan rapuh di balik dua iris matanya yang coba di tutupnya dengan begitu baik .

Dan dua perasaan yang coba di sembunyikan itu kan Liam keluarkan secara paksa dari dalam dirinya. Membuat gadis itu pada akhirnya takluk dalam lingkaran kekuasaannya.

Dan jangan panggil dirinya tuan muda Degruts. Jika dia tidak mendapatkan apa yang dia inginkan. Dan jangan pikir itu hannyalah gertak sambal. Yang ia gunakan untuk menggertak seseorang!

Dirinya adalah orang yang serius dalam setiap ucapannya. Dan bahkan orang yang paling tidak akan takut dengan yang namanya risiko. Bahkan jika dia harus membuat dirinya masuk ke sebuah rumor rendahan sekalipun!

“berikan ini pada media elektronik dan Online. Dan pastikan mereka datang ke tempat itu"  ujarnya sambil melemparkan sebuah Amplop berwarna coklat yang baru saja pria dingin itu ambil dari dalam laci. Yang di berjalannya pada seorang pria yang jika di lihat dari wajahnya. Pria itu memiliki usia yang bisa di katakan tak beda jauh dari Liam. Penampilannya pun bisa di bilang lumayan tampan.

“Sesuai permintaan anda tuan" tuturnya dengan penuh ketenangan.

“ Dan kirimkan pesan padanya. Seperti yang aku minta" Liam kembali berujar. Sambil menatap pemuda yang ada di depannya ini dengan kedua mata tajamnya. Dan pemuda itu hanya bisa menggunakan kepalanya patuh.

“kau bisa pergi, Ricard “usir Liam setelah dia mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Ruangan itu pun kini kembali sunyi seperti sebelumnya.  Menyisakan Liam yang tengah bersandar dengan tenang di kursinya. Senyum licik muncul di fitur wajah tampaknya. Dan otaknya saat ini di penuhi dengan ide licik. Seolah seperti  singa yang sedang menunggu mangsanya masuk ke dalam  jebakan tersembunyi  yang sudah ia buat sedemikian rupa. Yang tidak akan memungkinkan bagi mangsanya  untuk keluar ketika ia sudah masuk ke dalam jebakan itu.

Dan ketika mangsanya itu sadar jika ia sudah masuk ke dalam jebakan dan tidak bisa keluar,  permainan pasti akan makin seru.

Bukan penjelasan yang di dapat Nabilla ketika ke kantor Liam, tapi justru perasaan marah. Membuat Nabilla akhirnya mengurung diri di kamar menangis sampai matanya bengkak dan kepala yang pusing karena menangis.  Apa lagi setelah membaca komentar dari rumor yang kini makin bergulir panas. Dan semua rumor itu  lebih menyudutkan Nabilla sebagai pihak yang tersalahkan.

Dan dengan Senua itu, membuat Nabilla merasa lelah hingga pada akhirnya tertidur di lantai dengan ponsel di sampingnya....

Nabilla terbangun saat ponselnya yang terus berdering. Dengan lesu dan tubuh yang masih lemah. Nabilla meraih ponselnya, dan mengangkat telepon tersebut dengan mata yang masih terpejam.

“Halo... “ suara serak Nabilla terdengar begitu jelas.

“Lihat ponselmu. Lalu datanglah ke mari aku menunggumu" terdengar suara Liam yang dingin dan tak membutuhkan tanggapan sama sekali dari Nabilla dan panggilan itu pun terputus.

Tentu saja, Nabilla langsung mengecek semua media sosial yang ia punya.  Bahkan matanya langsung terbuka seketika saat mendengar suara Liam tadi.

Jantung Nabilla rasanya terlepas dari tempatnya. Nafasnya seketika sesak. Kedua matanya yang indah seolah akan keluar dari tempatnya.  Dan tangannya yang mengagam ponselnya pun terjatuh.

Siapa yang tidak akan syok dengan berita seperti ini.  Bahkan respons berita ini lebih besar dari pada yang tadi pagi.

Tanpa pikir panjang, Nabila langsung keluar ke kamar dengan hanya memaki jaket tipis, bahkan tak peduli dengan rambutnya yang masih berantakan. Gadis itu pergi terburu-buru bahkan menyerobot taksi orang. Bahkan Nabilla tidak memedulikan makian orang yang taksinya ia rebut.

Setelah sampai tujuannya. Nabilla langsung naik menuju tempat yang ia sudah tahu dan tidak perlu bertanya pada orang yang lewat. Karena King The Devil itu sudah memberitahu tempat itu dengan lengkap.

Sedangkan Ricard yang bertugas berjaga di depan  kamar  yang akan menjadi tempat pertemuan tuannya dan Nabilla. Dan juga menunggu kedatangan Nabilla  kalau-kalau gadis malang itu benar-benar datang ke tempat ini.

“Nona, islahkan masuk. Tuan sudah menunggu “ Ricard langsung membukakan pintu kamar tersebut. Sedangkan Nabilla yang sudah kesal makin di tambah kesal dengan sikap asisten Liam ini. Yang sikap yang hampir sama dengan bosnya yang menyebalkan

“Dasar! Antek-antek King THE DEVIL, sialan “ cicit Nabilla ketika melewati Ricard. Ricard tentu saja bisa mendengar apa yang dikatakan Nabilla.  Tapi dia hanya bisa mengulum senyum kikuk.

“Gadis bernasib malang, dia harus terjebak dengan tuan “ gumam Ricard sambil menutup pintu perlahan. Lalu meninggalkan kamar itu sesuai perintah Liam. Di mana dia harus pergi ketika Nabilla sudah datang dan masuk ke kamar



Me and hot Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang