12

3.6K 125 2
                                    

“Dimana aku"

“Ini bukan kamarku, lalu ini kamar siapa?”  itulah hal yang pertanyaan yang pertama kali keluar dari mulut Nabila ketik ia m3mbuka matanya dan tersadar di tempat yang sangat tidak ia kenal.

Karena hal yang terakhir yang bisa Nabilla ingat adalah ia pingsan di pejalan pulang, setelah di marahi habis-habisan oleh Liam, dan juga di tinggalkan begitu saja. Jadi tidak mungkin tuannya akan menolongnya. Karena Nabilla sangat tahu dengan pasti seorang Liam. Pria yang hatinya tidak akan mudah tersentuh oleh hal seperti ini.  Dan lagi apa gunanya menolong Nabilla yang pingsan? Yang merupakan bebannya.

Jadi...

Yang menjadi pertanyaannya sekarang, Nabilla ada di mana? Dan rumah ini milik siapa? Dan hal yang paling penting lagi siapa yang menggantikan pakainya, karena sekarang pakaian Nabila bukan pakaian yang ia kenakan terakhir kali.

Tentu saja itu membuat pikiran abah bergelayutan di dalam pikiran Nabila, bagaimana jika saat ini dia sedang di culik? Disekap oleh penculik yang akan meminta tebusan pada ibunya yang malang? Yang bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka masih ke kurang. Lalu bagaimana ibunya itu akan mendapatkan uang.

Dan jika bukan untuk sebuah tebusan, mungkin saja saat ini Nabilla sedang di culik dan akan di jual pada rumah bordir dan akan di jadikan wanita penghibur yang menemani para laki-laki hidung belang.  Oh Tuhan! Kalau itu terjadi makan apa yang akan terjadi pada ibu dan juga masa depannya. Ibunya akan langsung kena serangan jantung jika itu terjadi. Dan apa mungkin Nabila akan punya muka menatap dunia?.

Memikirkan semua itu membuat Nabilla panik, apa lagi. Nabilla tidak tahu ini dimana, dia tambah lagi tidak ada sinyal untuk ponsel dan yang lebih membuat takut baterai ponselnya baru saja mati ketika Nabila hendak melihat melalu GPS tentang porsinya saat ini dimana, setelah sudah payah mencari sinyal .

Ketika Nabilla sedang dalam kebingungan tentang dimana dia sekarang, pintu kamar yang saat ini di tempati Nabilla terdengar ada yang membuka. Membuat Nabilla otomatis berbalik dan bersikap waspada karena siapa tahu yang masuk adalah orang jahat.

Ke waspadakan Nabilla makin meningkat ketika tahu yang masuk ke kamarnya adalah seorang pria, yang jika di lihat usianya tidak jauh berbeda dengannya

“Tenang saja jangan panik, aku bukan orang jahat" jelasnya sambil meletakan sebuah nampan yang berisi dengan makanan di atasnya .

Tapi sepertinya itu belum membuat Nabilla percaya dengan apa yang di katakan pria itu.  Ia sangat tahu situasi ini hampir sama persis dengan apa yang sering dia tonton di sinetron-sinetron.. Dimana berpura-pura menilang tapi sebenarnya adalah orang yang jahat.

Pria itu tersenyum  seolah tahu apa yang saat ini di pikirkan oleh Nabilla “ namaku Dimas, kemarin aku tidak sengaja menemukanmu tergeletak di jalanan sendirian, dan tidak ada yang menolong “ ujarnya  sambil memberikan  sebuah mangkuk yang berisi bubur

“ Malang sekali nasibku “gumaman Nabila lirih sembari menerima mangkuk bubur yang Dimas berikan

“Apa kau bicara sesuatu” tanya Dimas yang seperti mendengar sesuatu yang di ucapkan Nabilla namun tidak terdengar terlalu jelas.

“Tidak, bukan apa-apa.  Aku hanya berpikir bagaimana kau bisa membawaku ke tempat ini?” tanya Nabilla dengan mimik. Wajah penuh dengan tanda tanya. Bagaimana tidak ada pertanyaan-pertanyaannya seperti itu dalam  benak Nabilla ketika melihat dimana mereka berada sekarang. Di sebuah tempat yang terlihat asing, jauh dari keramaian dan juga tampak seperti hutan?. Itu karena banyak sekali pohon besar dan tinggi di tempat ini.

“ Oh... Jadi itu...” jawaban sederhana pria bernama Dimas itu sukses membuat Nabila menatap horor pada pria yang bisa di bilang telah menyelamatkan nyawanya

Tatapan Nabilla itu tentunya membuat Dimas jadi mati gaya.  “ kemarin saat aku menemukanmu dalam keadaan pingsan, aku sempat berpikir untuk membawamu ke rumah sakit.  Tapi aku mengurungkan niatku ketika itu, dan lebih memilih membawamu ke rumahku. Karena aku tahu, aku punya dokter yang lebih baik yang bisa menanganinya lebih baik tanpa harus menunggu lama.  Mungkin  kondisimu waktu itu benar-banar dalam keadaan yang gawat. Tapi sepertinya aku saja yang berlebihan, karena nyatanya kau itu hanya sekan dan flu” pria bernama Dimas tersebut tampak tersenyum ketika mengucapkan kalimat terakhirnya..

“Dan untuk masalah baju" Dimas langsung memotong ucapan Nabilla sebelum wanita itu berbicara padanya “aku meminta bibi yang kebetulan tinggal tidak jauh dari sini uruk menggantikannya. Karena jelas tidak mungkin aku menggantikannya sendiri. Apa lagi kita ini hanya berdua. Terlebih lagi aki pria normal yang tertarik pada wanita. Jadi,  dari pada nanti aku terkalahkan karena berniat yang tidak-tidak pada wanita yang sedang lemah. Jadi, aku meminta bibi itu menggantikannya dan menemanimu di kamar ini, sedangkan aku tidur di kamar sebelah “jelas Dimas panjang lebar. Yang tentu saja membuat Nabilla merasa jauh lebih tenang dan aman. Karena setidaknya Dimas bukan orang-orang seperti yang Nabila pikirkan dan tonton dalam serial televisi yang suka mengambil kesempatan dalam kesempitan .

Nabilla meninggalkan rumah dinas ketika siang hari , pria itu mengantarnya sampai ke tempat yang kira-kira di gunakan kendaraan umum  untuk lewat.

Sebelum pergi tak lupa Nabilla juga mengucapkan bayak terima kasih pada pria itu. Kalau tidak ada dia mungkin Nabilla tidak akan tahu apa yang saat ini terjadi padanya. Nabilla hanya berharap jika suatu saat mereka bisa bertemu kembali, setidaknya di pertemuan yang berikutnya Nabilla bisa membalas kebaikan Dimas.

“Apa, kau yakin? Tidak mau aku antara?” Dimas memastikan kembali keinginan Nabilla yang lebih memilih kendaraan umum  dari pada ia antar menggunakan sepeda motor..

“ Apa mungkin kamu malu, karena motor ku butut? Tanya  Dimas sambil memperhatikan motor yang ia kendarai motor yang memang jika di lihat dari penampilannya pun sudah tahu kalau itu motor tua. Bahkan bisa di bilang motor itu saja jauh lebih tua dari pada umur Dimas

“ Bukan, bukan begitu maksudku.  Aku hanya merasa tidak enak saja sudah terlalu banyak merepotkan kamu, kau sudah begitu baik padaku dengan menolong dan merawatnya sampai aku merasa naikkan. Dan itu sudah lebih dari cukup, apa lagi aku tidak mau kalau aku akan membuat kamu makin susah dengan membuatmu terlambat bekerja ”ucapnya

Dan tak lama berselang sebuah bus datang. Membuat Nabilla dan Dimas mengakhiri pembicaraan mereka karena bagaimana pun Nabilla harus segera pergi....

☆☆☆☆

Ketika semua teman yang dekat dengan Nabilla menanyakan tentang ke tidak hadirin Nabilla di kantor pada pagi ini. Tapi hanya ada satu orang yang terlihat begitu sangat tenang dan tampak tak berpengaruh tentang absennya sang sekretaris di sisinya . Siapa lagi kalau bukan Liam.

Pria itu bahkan tak menanyakan pada beberapa orang yang sudah jelas terlihat sangat sengat dengan Nabilla yaitu teman kerajaannya . Seolah ke tidak hadirin Nabilla bukanlah sesuatu yang bisa cukup membuatnya terganggu. Buktinya setelah mengetahui Nabilla tidak datang pria itu justru langsung berlalu ke ruangannya  dan tak lama berselang setelahnya. Ada seorang wanita cantik yang masuk di belakangnya.  Tentu saja mereka tahu siapa wanita itu. Wanita itu adalah asisten sekretaris  yang saat ini tengah bekerja dengan Dirut yang saat ini tengah mengajukan cuti selama beberapa hari ke depan

Me and hot Daddy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang