Bella benar-benar seperti orang bodoh di tempat ini. Berdiri seperti patung di samping Liam yang tengah menikmati makan siangnya, yang entah apa itu namanya. Terlalu sulit untuk bisa Nabilla ingat apa mama makanan yang di makan oleh Liam saat ini. Hanya saja 1 dari jenis makan itu ada satu bahan yang Nabilla tahu. Kaviar sejenis telur ikan yang langka dan mahal. Hanya orang-orang berkantong tebal yang bisa memakan makanan seperti itu.
Yang pasti itu bukan Nabilla! Ia cukup menikmati makanan yang ada di warteg dan juga kantin kantor. Bukan hanya harga yang terjangkau tapi juga cocok dengan lidah dan perutnya. Perut orang bisa, yang bisa makan-makanan rumahan seperti dirinya mungkin tidak akan cocok dengan makan yang berharga mahal tapi porsi tidak seberapa. Bukanya kenyang yang di dapat, tapi uang yang justru melayang tapi perut masih lapar.
Karena prinsip Nabilla Hidup untuk makan!
Selama menunggu Liam menyelesaikan makannya, Nabila mencoba menghibur dirinya dengan melihat-liat apa yang bisa ia liat di ruangan privat ini. Yang hanya ada beberapa perabotan sebagai pemanis ruangan.
Tak, lama berselang, pelayanan restoran bersama dengan manajer restoran datang sambil membawa sebuah basket yang berisi makan, menghampiri meja Liam.
Si manajer tampak akan menyajikan makanan yang ke 2 di mana itu adalah makan penutup. “ Tunggu....” Namun sayangnya belum sempat makan itu di letakkan di atas meja Liam sudah menghentikannya. Membuat si manajer tampak bingung
“Kau ,pastikan makan itu tidak beracun dan tidak ada noda" Nabilla cukup tersentak ketika Liam memintanya melakukan hal itu lagi. Tapi ia tidak bisa berkata tidak dengan apa yang di katakan Liam, jadi dengan perasaan canggung dan tidak enak hati. Akhirnya Nabilla mengambil sendok ukuran kecil setelah memastikan tidak ada setitik debu yang tertinggal di piring atau pun di sekitar piring, barulah Nabilla mengambil secuil krim dari makan penutup tersebut untuk ia cicipi.
“semuanya aman dan bersih, tuan" jelas Nabilla. Liam tampak mengartikan kepalanya, Nabila memberikan kode pada pelayan dan si manajer untuk menyajikan makanan tersebut di atas meja.
Setelah makanan tertata rapi di atas meja dengan tatapan yang rapi dan semestinya, menurut panduan kebiasaan Liam. Di mana sendok dan garpu ada di bagian sebelah kanan piring sedangkan pisau makan si sebelah kiri.
Tak ada pembicaraan apa pun, bahkan tak tersendat suara antara sendok yang beradu dengan piring, seperti kebanyakan saat seseorang sedang makan.
Tapi begitu lah Liam, pria itu begitu rapi, sangat cinta kebersihan, tertata, dingin dan begitu tenang bahkan saat makan. Sampai tak terdengar suaranya. Tapi Liam juga terkenal dengan sedikit bicara, tapi Sekalinya pria itu berucap maka ucapannya mungkin akan membuat orang yang mendengarnya Menjadi sakit hati. Ya, sama seperti yang pernah Nabila alami....
Nabila kembali mengikuti langkah Liam dari belakang dengan sangat hati-hati agar tidak melakukan tindakan yang akan membuat Liam akan marah dan melepaskan kalimat yang bisa membuatnya merasa tidak nyaman
Keduanya berjalan dalam diam. Lebih tepatnya Nabila yang terus saja diam. Sedangkan Liam tampak sibuk dengan ponselnya.
Dan dalam perjalanan tersebut Liam juga beberapa kali mengajar telepon dari entah siapa.
Begitu juga dengan saat ini. “Ia, Rafael...” entah perasaan apa yang kini timbul ketika Liam menyebutkan nama Rafael. Bocah tatapan kecil yang selalu ia gundukan. Mendengar nama Rafael di sebut, seketika hati Nabilla menjadi begitu ingin tahu bagaimana kabar Rafael. Setelah 2 bulan lamanya mereka tidak bertemu, bagaimana kondisi bocah itu setelah keluar dari rumah sakit. Apakah bocah bersikap baik pada pengasuh barunya. Kalau seandainya ada kesempatan untuk bisa bertemu dengan Rafael Nabilla sangat ingin. Tapi, bertemu Rafael berati harus bertemu dengan Liam. Sedangkan dari dulu sampai sekarang Nabilla masih merasa tidak nyaman jika harus bertemu dengan Liam.
Terlebih lagi, sekarang Nabilla adalah sekretarisnya. Itu semua membuat Nabila makin merasa tidak nyaman. Namun harus tetap bersikap Professional dalam bekerja. Jadinya sebisa mungkin Nabila harus bisa mengontrol rasa grogi dan takut yang selalu muncul
“ ia, Daddy akan pulang awal nanti, kamu mau apa?” Nabilla tampak menajamkan sedikit pendengarannya, supaya bisa mendengar suara Rafael
“ ya, nanti Daddy akan minta seseorang untuk memesankan itu....”
“Daddy, juga sayang kamu" Liam mengakhiri pembicaraannya dengan Rafael dan memasukkan ponselnya ke dalam saku jas.
“ Sudah puas mengupingnya" sindir Liam. Yang di ikuti langkah cepat masuk ke dalam mobil, sedangkan Nabilla tampak terdiam untuk beberapa saat karena aksinya menguping ketahuan oleh Liam.
Akan tetapi ketika Nabila mencoba menyusul Liam yang sudah lebih dulu ada di dalam mobil.
“Jalan....”perintah Liam pada sopir. Padahal Nabila belum masuk . Akan tetapi tampaknya si sopir itu masih ragu untuk menjalankan mobilnya ketika melihat Nabilla yang hendak ingin masuk “ jalan, atau di pecat “ ancam Liam, yang tentunya berhasil. Akhirnya mobil itu pun pergi meninggalkan Nabila di parkiran sendirian, seperti orang bodoh.
Apa lagi tadi ada beberapa orang yang melihat kejadian ketika mobil mewah Liam pergi meninggalkannya. Pasti orang-orang berpikir kalau dirinya adalah wanita yang harus saja ditinggalkan kemudian dicampakkan oleh si laki-laki dengan cara meninggalkannya...
□●□●
Nabila tampak terengah-engah, nafasnya terdengar putus-putus dan keringat bermunculan di beberapa area wajahnya, wajah gadis itu tampak terlihat begitu lelah dan juga letih, seakan seperti seseorang yang baru saja berlari jauh. Dan itu menimbulkan tatapan aneh dari beberapa teman-teman Nabilla. Pasalnya ekspresi Nabila jauh berbeda dengan bos mereka, Liam yang baru saja lewat, dengan mimik wajah yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang Nabilla tunjukkan. Tak ayal itu membuat semua orang menatap Nabilla dengan pandangan aneh .
Sedangkan Nabila yang sudah begitu lelah dan letih, karena habis berlari cukup jauh di tengah panasnya seminar matahari yang membuat tenggorokannya menjadi kering. Jadi tanpa pikir panjang ketika Melihat minuman di atas meja Aris Nabilla langsung mengambilnya.
“Baby, itu minuman Gue, kenapa lu ambil" protes Aris ketika minuman yang baru saja ingin ia minuman sudah lebih dulu di serobot oleh Nabila. Bahkan Nabila meminumnya hingga hampir habis. Membuat semua orang makin keheranan, Berry bahkan sampai memperlihatkan kerutan di keningnya, sedangkan Yuli hanya menatap Nabila dengan wajah bingung. Sedangkan Aris. Tampak ribut karena minumannya hampir habis diminum Nabila.
“ Lega....” tutur Nabila “makasih ya, mommy cantik minumannya “ sambung Nabila sambil mengembalikan botol minuman yang hampir habis itu pada si empunya.
Aris tampak tak percaya melihat isi botolnya yang hanya tinggal sedikit, bahkan wanita itu memandang Nabila bergantian dengan botol minumnya seakan tidak percaya, botol yang isinya hampir 800 ml hampir habis hanya di minum satu orang“ Baby, lo itu minum apa, mengisi tangki ?, minuman Gue hampir lo abisini begini “ terdengar nada tidak percaya terlontar dari mulut wanita itu. “ habisnya mau bagaimana lagi, aku harus banget , jadi sorry aku habis ini “ ujar Nabila sambil memasang senyum kikuk.
“namun itu minum kaya orang habis lari puluhan kilo loh bel “ Berry yang tampak bersuara, sambil memberikan sapu tangannya pada Nabila untuk menyeka keringat .
“Huh, mau bagaimana lagi, kalau kenyataannya aku memang habis lari jauh, bahkan jauh banget Cuma untuk sampai ke kantor ini. “Ucap Nabilla “Thanks saputangannya” tambah Nabila mengembalikan sapu tangan Berry.
“Bukanya, kalian ( Nabilla dan pak bos) itu naik mobil, yang sama? Dan itu artinya kamu seharusnya enggak se-capek ini kan" tanya Yuli. “Apa lagi kalian datangnya hampir barang begitu “ sambungnya.
“ Bareng apanya?!. Aku itu lari dari gedung bank yang ada di perempatan lampu merah sana, lari sampai kesini. Gara-gara ojek yang akan naikin itu mogok dan ban nya bocor “ jawab Nabilla enteng. Meski di dalam hati ia merasa kesal. Kesal karena Liam meninggalkannya, kesal karena ojek yang ia pesan ternyata mogok. Dan yang paling menyebalkan sekarang perut Nabila justru terasa begitu sangat lapar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and hot Daddy
RomanceCerita yang mengisahkan tentang Lima Degruts seorang hot Daddy. Yang di usianya yang baru menginjak usia 31 tahun. Lima sangat dikatakan sukses dalam segi karier dan bisnis. Tapi kesuksesan dalam dunia bisnis seakan berbanding terbalik dengan kisah...