Surprise, surprise

10.5K 139 0
                                    

"You're so beautiful, Sha." puji seorang lelaki yang melumat bibir Sasha dengan buas sebelum berpindah ke leher jenjangnya.

"I know." jawab Sasha penuh percaya diri sembari melanjutkan permainan mereka berdua yang baru saja akan dimulai.

Samuel adalah lelaki kesekian yang dikenalnya di bar dan tampaknya sudah tidak sabar untuk segera menidurinya. Langkah sepasang anak manusia itu beringingan memasuki ruang apartemen yang gelap, menuju kamar sang pemilik wanita.

Sasha tenggelam dalam kenikmatan semu yang membelenggu dirinya. Ia membiarkan Samuel melakukan apa saja pada tubuhnya. Lelaki itu memukul pantatnya, menekan tubuhnya kuat-kuat sampai kulit punggung Sasha tergores oleh kukunya yang tajam.

Sasha mendesah dan nyaris berteriak. Ia tak peduli lagi jika lelaki itu menyakitinya sekalipun. Bisa dibilang Sasha sudah terbiasa dengan macam-macam permainan yang berbeda di tempat tidur dengan lelaki yang berbeda pula setiap harinya.

"Hei, guys. Bisa ngga mainnya biasa aja? Ngga usah hardcore-hardcore amat. Kedengeran sampe sini, nih."

Di saat yang sama, Sasha dikejutkan dengan suara berat seorang lelaki yang berasal dari balik sofa ruang tengah. Ia pun reflek menyalakan lampu lalu pada detik berikutnya Sasha mendapati sosok lelaki setengah bule tak dikenal, tampan, tinggi besar yang hanya memakai celana pendek saja kini tengah mengucek-ucek matanya seolah tanpa dosa.

(Hi girls, I'm Reed

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Hi girls, I'm Reed. I'm trying to behave, if you let me. ;))

"AAAAAAAAARRGGGHHH!"

Jerit suara Sasha menggelegar, begitu menyadari ada orang asing yang sama sekali tidak dikenalnya, berada di apartemennya sekarang.

"Elo siapa!?" hardik Sasha kemudian dengan gusar.

"Elo Sasha, kan?" bukannya menjawab pertanyaannya, lelaki itu malah balik menanyainya.

"Kok malah balik nanya?!" balas Sasha tak kalah galaknya. "Bentar, kok lo bisa tau nama gue!?" jerit Sasha lagi.

"Gue Reed. Sepupu Lily. Temen lo, yang punya apartemen ini." jawab lelaki itu seolah tanpa dosa.

"Haaah?" Sasha cuma bisa bengong berusaha mencerna semuanya.

Belum sempat bertanya lebih jauh lagi, tiba-tiba saja lelaki itu berpamitan padanya dengan cueknya sebelum melangkah masuk ke kamar yang ada di sebelah Sasha yang tak lain adalah kamar Lily.

"Udah ya, lo berdua lanjutin aja yg tadi gapapa. Tapi please jangan kenceng-kenceng, oke? Gue ngantuk mo tidur. Bye." pesan lelaki yang mengaku sepupu Lily sebelum meninggalkan mereka berdua.

BLAM!

Pintu kamar Lily pun ditutup dan dikunci dari dalam. Sedetik kemudian, Sasha baru sadar kalau mereka belum selesai bicara dan tidak terima ditinggal begitu saja seperti itu.

"Eh, bentar kita belom kelar KAMPRET!!" maki Sasha yang tidak mendapat respon apapun lagi dari dalam.

Sialan! Siapa sih tu kunyuk!? Enak aja keluar masuk apartemen orang! Sasha tidak henti-hentinya mengomel sampai Samuel pamit pulang karena suasana tidak kondusif lagi.

Ya meskipun ia tidak ikut memiliki apartemen tersebut, tapi Sasha tidak sekedar 'numpang' di sana. Sasha ikut menanggung biaya listrik, air, dan perawatan lainnya karena tidak ingin memberatkan Lily dan tinggal di sana secara cuma-cuma. Tentu saja Sasha merasa berhak untuk tahu siapa saja orang yang masuk ke apartemennya. Apalagi ini menyangkut privasinya.

Semalaman Sasha sudah berusaha menghubungi Lily untuk mencari penjelasan tapi telponnya tidak tersambung. Sasha pun mengirim chat berisi sumpah serapah pada sahabatnya itu untuk segera menghubunginya kembali.

Ia juga sudah berusaha mengetuk pintu kamar Lily tempat lelaki itu bersembunyi tapi tidak ada reaksi apa-apa lagi. Agaknya lelaki itu tidur seperti orang mati saja. Akhirnya Sasha berniat menunggu sampai pagi ketika lelaki itu keluar dari kamarnya, dan melanjutkan urusan mereka berdua yang belum sempat terselesaikan.

***

Sleeping With Mr. SuperstarWhere stories live. Discover now