Annoying Stranger

6.3K 111 0
                                    

"Akhirnyaaa... kelar juga kerjaan gue!"

Sasha merenggangkan otot-ototnya setelah selesai memeriksa dokumen yang diberikan Bossman padanya. Sedangkan Bossman keparat itu malah sudah teng-go alias pulang duluan waktu jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Jadilah Sasha tertahan dengan Dena yang juga diberi hukuman menyelesaikan laporan karena ketahuan bergosip di jam kerja dengannya. Kedua budak korporat yang menyedihkan itu akhirnya harus lembur sampai jam 9 malam.

"Serius udah kelar, Nyet? Asyiiik... Party yok! Stress gue!" ajak Dena sambil menari-nari kegatelan di depannya.

"Hah, gila lo! Nggak capek apa!?" protes Sasha kepada sahabat congpret tercintanya itu yang kelebihan gula dan sama sekali tidak memperdulikannya.

***

Maksud hati ingin menolak ajakan Dena, tapi dua puluh menit kemudian Sasha malah terdampar di salah satu klub malam bersamanya.

Meski kadang suka kelewat batas, sebetulnya Sasha lebih suka bersenang-senang dengan Dena dibandingkan dengan Lily. Kalau Lily harus dipaksa-paksa dulu karena hidup sahabatnya itu terlalu uptight dan lurus, bersama Dena Sasha bisa mengekspresikan dirinya sesuka hati karena sahabat julid-nya itu sama liarnya seperti dirinya.

Malam itu Sasha dan Dena menenggak beer mereka selagi menari dan berteriak-teriak menyanyikan lagu Berharap Tak Berpisah dari Reza Artamevia. Yang konon katanya, lagu ini merupakan lagu wajib buat cewek-cewek yang clubbing di Jakarta.

Ijinkan aku

untuk terakhir kalinya

Semalam saja bersamamu

mengenang asmara kita

***

BLAM!

Satu jam berikutnya, Sasha sudah saling memagut dan memeluk penuh nafsu di depan pintu apartemennya bersama seorang lelaki yang baru saja dikenalnya di klub malam barusan.

Siapa namanya? Galih? Gamal? Gilang? Sasha sudah lupa dengan nama lelaki itu dan ia juga tidak peduli, yang diinginkannya sekarang hanyalah bercinta dengannya.

Lalu Dena bagaimana? Sasha sudah lama berpisah dengannya ketika Dena sudah menemukan pasangan tidurnya sendiri yang sayangnya adalah lelaki berotot yang jauh lebih macho dari lelaki yang bersamanya sekarang.

Rasanya Sasha ingin terkikik kalau mengingatnya lagi. Kenapa laki macam itu sukanya sama laki sih? Ah sudahlah. Buatnya tidur dengan siapa saja tidak masalah yang penting hasratnya bisa terpuaskan.

"Sayang, kamu lagi apa?"

HAH?

Kegiatan bercumbu antara Sasha dengan pasangannya terhenti ketika teguran seorang lelaki lain mengagetkan mereka berdua. Begitu Sasha membuka matanya lebar-lebar, ia menemukan Reed Alexander sudah berdiri di sana.

Oh my dear Lord!

Sasha bukannya tidak ingat kalau Reed sekarang menjadi penghuni apartemennya. Tapi suasana pesta di klub malam membuatnya terlarut dan ia tidak bisa menolak ketika lelaki itu mulai mencumbunya mengajaknya untuk menghabiskan malam bersama.

Sebentar. Sasha baru tersadar.Kalau ia tidak salah... barusan Reed memanggilnya, Sayang?

"Sayang... Kamu sama siapa?" ulang Reed lagi yang kali ini dengan mata berkaca-kaca yang semakin membuat Sasha bengong. "Kamu tega... selingkuhin aku?"

Hah? Selingkuh? Memangnya kapan mereka pacaran? Kenal aja enggak!

"Sha... ini pacar kamu?" pasangan Sasha mulai gelagapan seolah ketakutan telah kepergok berselingkuh dengannya.

Oh, come on!

BRUAKK!!

Belum sempat Sasha berkata apa-apa, Reed sudah mendorong pasangannya ke tembok seolah hampir mencekik lehernya dan mengancamnya dengan penuh amarah. Sasha terpana melihat ekspresi Reed. Bahkan matanya menyalang emosi dan napasnya memburu menahan amukan di dadanya.

"Berani sentuh dia lagi gue hajar lo, brengs*k!"

"So-sorry Bang! Saya beneran nggak tahu kalo Sasha pacar Abang! Ampun Bang!"

Sasha langsung ilfeel begitu pasangannya memohon ampun pada Reed. Ternyata lelaki yang baru saja diciumnya tadi adalah seorang pengecut, sial!

"Pergi lo! Dan jangan sekali-sekali elo menginjakkan kaki di sini lagi!" usir Reed menghempaskan tangannya dan pasangannya itu pun terbirit-birit keluar dari apartemen mereka.

Sepeninggal lelaki tadi, Sasha masih tertahan di tempatnya. Bengong melihat adegan barusan sementara Reed yang menatapnya tiba-tiba menunduk dan badannya berguncang-guncang. Tak lama, Sasha mendengar suara tawa dari Reed yang makin lama makin kencang memenuhi apartemen mereka.

Tunggu sebentar.

Jadi yang tadi itu cuma akting!? Dasar setan!!!

"Huahahahahahahaha! Duh nggak tahan gue lihat muka lo! Huahahahahahaha..."

Tidak tahan lagi menahan rasa malu dan amarahnya, Sasha melompat ke arah Reed dan memukulinya.

"Brengs*k! Kurang ajar! Maksud lo apa tadi setan! Lo sengaja permainin gue!??"

"Hei! Sabar! Tenang dulu, sabarr!"

Reed memegangi Sasha yang masih saja mengamuk memukulinya tapi Sasha benar-benar sulit untuk dikendalikan. Sebaliknya Sasha sungguh tidak mengerti apa maksud lelaki itu berlaku seperti itu padanya tadi. Sengaja berakting untuk mengusir pasangan tidurnya pergi dari apartemen mereka?

Mau tidak mau Sasha harus mengakui kemampuan berakting Reed. Pantas saja ia memenangkan piala citra, aktingnya sungguh sangat meyakinkan!

Sasha masih belum puas memukul Reed. Ia tidak peduli lagi meski mereka tidak saling mengenal dengan baik. Toh lelaki itu duluan yang bersikap kurang ajar padanya! Sasha mengerahkan seluruh tenaganya tapi mendadak ia merasakan mual yang hebat di perutnya.

Gawat. Sepertinya ia mau muntah. Padahal Sasha hanya minum segelas beer dan ia sama sekali tidak mabuk. Sepertinya rasa shock yang melanda dirinya akibat ulah Reed-lah yang memancing ini terjadi padanya. Dalam hitungan ketiga, Sasha pun mengeluarkan semua isi perutnya.

"Hoeeeekhh..."

***

Sleeping With Mr. SuperstarWhere stories live. Discover now