Her Little Secret

3.3K 97 0
                                    

"Reed! Gue minta tolong dong, gosend-in dokumen gue di kamar, gue lupa!"

Reed yang baru bangun tidur setelah menjalani syuting yang melelahkan sampai tengah malam, dikejutkan dengan telepon dari Sasha. "Pelan-pelan Sha, dokumen apa? Elo narohnya dimana?" tanya Reed sabar, padahal ia masih sangat mengantuk dan mengucek-ucek matanya.

"Dokumen gue, Reed! Isinya MoU gue sama client, lo cari yah di laci kamar gue paling bawah sendiri kalo nggak salah. Duh, buruan ya Reed, mau gue pake meeting nih ama Bossman tar sore!" seru Sasha bertambah panik, tapi Reed segera menenangkannya di telepon.

"Oke, oke, tunggu bentar ya, gue cariin dulu. Entar gue whatsapp lo, yah." janji Reed pada Sasha sebelum telepon ditutup dan pergilah ia ke kamar Sasha yang tidak terkunci.

Di dalam kamar Sasha, Reed mencari-cari dokumen yang dimaksudkan dengan membuka seluruh laci lemari Sasha. Reed berhasil menemukannya di laci paling bawah sesuai instruksi Sasha, tapi kemudian mata Reed terpaku pada obat-obatan yang tersimpan di laci atasnya. Sebentar. Apa Sasha lupa membawa obatnya?

Dengan reflek Reed mengambil obat-obatan itu yang jumlahnya lusinan di tangannya. Tunggu dulu. Mendadak Reed menyadari sesuatu. Ada yang aneh dengan obat-obatan ini, gumam Reed dalam hati. Ia sangat tahu karena sejak awal sampai akhir ia lah yang mengurus pengobatan Sasha. Bahkan Reed juga yang pergi ke apotik untuk membelikan obat-obatan yang diresepkan dokter padanya. Yang jelas, itu sama sekali bukan obat-obatan yang sama.

Clomiphene citrate.

Metformin hydrochloride.

Bromocriptine.

Ini obat-obatan apa? Reed mengerenyitkan kedua alisnya. Tidak kehabisan akal, Reed mencoba mencari tahu dengan meng-googling di iphone-nya.

Clomiphene adalah obat yang bekerja merangsang kerja kelenjar pituitari untuk membuat FSH (Follicle Stimullating Hormone). Hormon ini berperan untuk merangsang sel telur agar cepat matang. Obat ini juga akan membuat Anda lebih cepat berovulasi agar cepat hamil.

Reed berhenti pada kata terakhir. Hamil?

Sebentar. Jadi maksudnya, ini adalah obat-obatan untuk mempercepat kehamilan!?

***

"Reed, I'm hoome..." seru Sasha riang seraya menutup rapat-rapat pintu apartemennya.

Sore ini meeting-nya berjalan lancar, terimakasih pada Reed yang sudah mengirimkan dokumennya tepat waktu via gosend sehingga ia lolos dari amukan Bossman. "Reed elo dah makan belom? Ini gue bawain Richeese, thank's yah udah bantuin gue tadi. Gajadi deh gue dikerjain Bossman, haha! Reed?"

Obrolan Sasha terhenti ketika melihat Reed duduk diam di meja makan dengan ekspresi serius yang membingungkan Sasha. "Reed? Lo kenapa?" tanya Sasha lagi.

"Ini apa?"

Reed tidak menjawabnya. Ia malah balik menanyainya, dengan menunjukkan bermacam-macam obat yang ada di dalam kamarnya.

Ekspresi Sasha yang tadinya riang langsung berubah seratus delapan puluh derajat. Ia merebut obat-obatan itu dari tangan Reed dengan satu tarikan kasar, "Darimana lo dapetin ini semua!?" tanya Sasha dengan nada setengah membentak pada Reed.

"Gue nggak sengaja nemuin waktu nyari dokumen tadi di kamar lo."

"Elo ngacak-ngacak kamar gue!?" jerit Sasha semakin emosi.

"Oh please, Sasha! You need to explain this! What does it mean?"

Reed mulai kehilangan kesabarannya karena Sasha tidak kunjung menjawab pertanyaannya. Ia malah mengambil sikap defense alias berbalik memarahi Reed, padahal jelas-jelas ia telah berbuat sesuatu yang salah.

Kenapa Reed menganggap Sasha salah? Ia belum tahu pasti apa yang menjadi tujuan Sasha dan mengapa ia melakukannya. Yang jelas setelah menemukan obat-obatan itu, Reed tergerak untuk bertindak lebih jauh. Ia menggeledah seluruh kamar Sasha dan menemukan hal-hal yang mengejutkan baginya.

Ternyata Reed mendapati lusinan obat-obatan sejenis lain beserta puluhan test pack yang ada di kamar mandinya. Anehnya, Reed sama sekali tidak menemukan pil KB atau alat kontrasepsi lainnya seperti yang dikatakan Sasha padanya. Dan yang paling membuat need naik pitam, Sasha malah membuang obat yang diberikan psikiater padanya di tempat sampah, yang tertumpuk dengan test pack bekas pakai lainnya.

Pantas saja kondisi Sasha bukannya membaik tapi malah semakin memburuk. Selama ini Sasha tidak mengkonsumsi obat anti depresannya, tapi ia malah meminum obat-obatan lain. Tapi untuk apa ia melakukannya? Reed tidak habis pikir atas perbuatannya.

Sasha bisa saja hamil karena setiap kali berhubungan mereka tidak pernah menggunakan pengaman, dan Reed juga tidak yakin apakah Sasha benar-benar mengkonsumsi pil KB sesuai ucapannya. Apalagi Sasha malah menyimpan obat-obatan itu. Berarti setiap kali Reed melihatnya meminum obat, Sasha menggantinya dengan obat untuk mempercepat kehamilan?

Tapi untuk apa? Ini betul-betul sangat absurd bagi Reed. Ia belum bisa menemukan alasan logis yang bisa menjelaskan semua ini. Reed tidak bisa berhenti bertanya-tanya di dalam hatinya. Untuk apa Sasha sengaja melakukannya?

"Talk to me, Sha!"

Mereka masih terlibat adu argumen sampai Sasha akhirnya meledak dan menjawab semua pertanyaan Reed.

"Fine! Gue memang sengaja minum ini karena gue pengen hamil, puas!?"

"Apa?"

"Gue nggak butuh segala macem obat anti depresan karena gue cuma butuh hamil! Ngerti!?"

Reed tercengang mendengar Sasha yang mengulangi jawaban-jawabannya yang masih sangat terdengar tidak masuk akal baginya.

"Jadi selama ini lo tidur sama cowok-cowok itu... termasuk gue, karena alasan ini?"

"Ya! Gue emang sengaja manfaatin elo, sama cowok-cowok bego itu biar gue bisa hamil. Kenapa? Emang ada yang salah? Toh kalian nggak dirugiin, kalian juga enak kan!?"

"Apa? Lo sengaja... manfaatin gue?"

"Kalo iya kenapa? Bukan gue juga kan yang nawarin kita buat tidur bareng, tapi elo duluan! Terus sekarang lo salahin gue?"

"But I just don't get it Sha... why did you do that?"

"Karena gue pengen hamil, Reed! Gue pengen punya anak! Tapi tenang aja, once I get pregnant I won't ask you to take responsibilities. I'll be on my own. I will raise the baby and you don't have to worry about it!"

Reed shock sampai bengong tidak harus berkata apa sampai ia kembali pada kesadarannya dan membalas perkataan Sasha.

"Sha, what are you talking about? You want to get pregnant? The babies? Are you insane!?"

"Elo nggak bakal ngerti, Reed! Sampe kapan pun lo nggak bakal ngertiin gue!"

"Sha! Lo sadar nggak sih apa yang udah lo lakuin? Lo bahkan ngelakuin ini tanpa sepengetahuan gue!"

"Terserah lo mau ngomong apa gue nggak peduli! Sekarang karena lo udah tau semuanya, perjanjian kita selesai sampai di sini. It's over Reed! We're over! Gue bakal pergi dari kehidupan lo, karena gue juga nggak butuh lo lagi!"

Sepertinya Sasha tidak main-main dengan ucapannya. Ia mengambil kunci mobilnya dan bersiap untuk pergi.

"Sha, lo mau kemana? Kita belom selesai bicara!"

Sasha tidak mengindahkan peringatan Reed. Ia berlari sekencang mungkin keluar dari apartemen dan membanting pintunya keras-keras.

BRUAKKK!!

Membiarkan Reed yang masih tertinggal di apartemennya, yang terlambat mengejarnya karena Sasha sudah menghilang begitu saja dari hadapannya.

***

Sleeping With Mr. SuperstarWhere stories live. Discover now