~7~

189 64 8
                                    

"Maafkan ibu nak"

                                🌜🌝🌛

Mata gadis itu lebam, yaa.. dia habis nangis semalaman.

Segera gadis itu beranjak dari tempat tidurnya, dia menuju ke dapur. Dibukanya kulkas kemudian dia mencari sesuatu, setelah mendapat apa yang dia inginkan, dia segera kembali ke alamnya.

Ke Kamar.

Sesampainya di kamar, gadis itu duduk di kursi depan meja belajarnya dan mengompres kedua matanya yang bengkak menggunakan air es yang diambilnya tadi dari kulkas.

Hari ini dia berniat untuk bolos sekolah, terserah apa itu akan mencoreng namanya karena sejak dulu namanya juga sudah tercoreng dan dicap sebagai 'tukang telat'.

Sudah sering telat, nilai akademisnya kurang, bolos pula. Paket komplit dah.

Sebelumnya dia sudah mengabari kedua sahabatnya untuk tidak masuk sekolah hari ini. Entah kedua sahabatnya itu akan mengikuti jejaknya atau akan memilih jalan yang lebih baik darinya. Hanya Tuhan dan mereka yang tahu.

Tok...tok..tok... Terdengar suara seseorang sedang mengetok pintu kamar dari luar.

Tok...tok..tok... Bunyiii hujan di atas gentong🎶

Tak... * author kena jitak Kana.

"Jangan masuk !" jawab gadis itu ketus.

"Biarkan ibu menceritakan semuanya kana"

"Sudah tidak ada yang perlu dijelaskan lagi !!"

"Kana... Ibu mohon..." dia mengucapkannya berulang-ulang kali.

Sampai akhirnya hati gadis yang bernama Kana itu luluh dan ia mau membukakan pintu hatinya. Eh salah, pintu kamarnya. Kalo pintu hatinya masih tertutup, dia sudah terlanjur benci teramat amat dalam kepada ibunya itu.

Gua sumpain entar kana dikutuk sama maknya jadi batu, amin... Ucap author.

Plak.... *author ditampar sama Kana.

Lanjutin ke ceritanya gak ? Ucap Kana dengan posisi tangan siap untuk menampar lagi. Aura disekitarnya begitu mengerikan.

I iya.. Ucap author ketakutan.

Wanita paru baya itu masuk dan kemudian duduk di tepi ranjang tempat anaknya sedang menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Kana...." ucapnya sendu.

"Maafkan ibu" dia menarik nafas kemudian menghembuskannya kasar.

"Aslinya, sejak lama ibu ingin bilang kepadamu tentang hal ini, tapi.." katanya terpotong.

"Ibu tidak sanggup jika harus memberitahunya kepadamu"

"Ibu harap kau mau memaafkan ibu"

"Terserah jika kau mau menghukum ibu seperti apa, ibu ikhlas"

"Tidak semudah itu untuk menyembuhkan luka dalam bu, lagipula jika sudah disembuhkan pasti luka itu akan berbekas" akhirnya gadis itu mulai berucap meski seluruh tubuhnya masih ia sembunyikan dibalik selimut.

"Tolong tinggalkan aku bu"

Mau tidak mau akhirnya wanita paru baya itu pergi.

Setelah menyadari ibunya sudah pergi. Segera ia membuka selimut yang sedari tadi membungkus seluruh tubuhnya.

The Land Of The Elves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang