~8~

159 47 5
                                    

"Semoga saja waktu bisa berjalan lebih cepat ya" lanjutnya.

"Amin.. Sudah, ayo kita tidur" sahut salah seorang temannya.

"Ck, iya iya"

                                 🌜🌝🌛

Kring...kring... Jam wekernya berbunyi.

Dengan lemas tangannya mencoba menggapai jam weker itu dan mematikannya.

"Hoam..." gadis itu terbangun dari tidur cantiknya, ia mengucek-ngucek kedua matanya dan mulai menyesuaikan cahaya yang masuk ke bola matanya.

Ia masih dalam posisi setengah berbaring di atas ranjang, tubuhnya berada di sini tapi jiwanya masih melayang-layang diluar sana.

Kemudian gadis itu beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan lunglai tenaganya kini belum maksimal. Dia menuju ke kamar mandi.

Wajahnya kini tampak lebih segar dan tenaganya telah terkumpul kembali setelah mandi. Dia membuka lemarinya mencari-cari seragam sekolahnya, setelah menemukan apa yang ia cari segera ia pakai seragam sekolah itu.

Kini ia menuju kelantai bawah.

Sesampainya didapur ia memakai apron miliknya dan mulai memasak.

Ibunya sedang lembur dikantor, diluar dugaan sang ibu ternyata pekerjaan yang pernah ia tinggalkan sangatlah banyak sehingga memaksanya untuk bekerja lembur di kantor.

Tangannya cekatan dalam mengolah bumbu bumbu dapur menjadi masakan yang enak.

Hari ini dia memasak nasi goreng dan telor mata sapi. Ya, menu sarapan yang sederhana.

Setelah jadi, disantapnya makanan itu sendiri.

Selesai sarapan ia beranjak pergi dari rumah menuju kerumah sahabatnya Mela.

Jalanan masih sepi karena ini tergolong masih sangat pagi. Ia sengaja berangkat jam segini karena tidak ingin telat setelah kemarin bolos sekolah.

Sejuknya angin pagi membuat kedua tangannya menggosok-gosok lengannya, padahal ia sudah memakai jaket pemberian neneknya yang cukup tebal, tapi entah kenapa angin sejuk masih saja dapat menggapai kulit mulusnya.

Ia terus berjalan menerobos angin pagi ini hingga sampai ditempat yang ia tuju.

Dibuka pelan-pelan pagar rumah sahabatnya ini.

Sesampainya didepan pintu ia mengetoknya.

"Assala-" tangannya tidak jadi mengetok pintu.

"Hahaha" terdengar suara dari dalam rumah. Karena penasaran ia pun lebih memilih untuk pergi ke sisi rumah, lebih tepatnya ke jendela.

Kana mengintip dari celah jendela yang tidak terkena tirai.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat kedua sahabatnya telah berada didalam sana dengan seragam sekolah yang sudah melekat di badannya. Bagaimana tidak terkejut, pasalnya kedua sahabatnya ini seperti kerbau, jarang bangun pagi, itulah yang membuat Kana jadi sering terlambat karena harus menunggu mereka.

"Ternyata Tio sudah datang" ucap Kana pelan.

Tio adalah tetangga Mela, rumah mereka bersebelahan, jadi wajar saja jika Tio dapat datang lebih cepat kesini.

Saat Kana hendak pergi menuju ke pintu depan muncul dua sosok orang. Pandangannya teralihkan oleh sosok dua orang yang sangat ia kenal.

Siska dan Lay.

Bagaimana mereka bisa ada disini ?

Apa hubungan mereka dengan Mela dan Tio ?

The Land Of The Elves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang