~6~

253 76 5
                                    

"...lagian kalo aku guling-guling masa tanganku sampe berdarah gara-gara cuman kejedok meja" kuluapkan seluruh kecurigaanku.

"Udah..udah.. ah, palingan sebelum tidur kamu masak dulu terus tanganmu kena pisau makanya bisa berdarah" Mela tampak mulai bosan mendengar ocehanku.

"Emmm... Emang iya sih sebelum tidur aku bantuin ibu masak. Tapi, perasaan waktu itu tanganku ga kena pisau deh"

"Apa jangan-jangan..."

Aku dan Mela masih menunggu lanjutan kalimat Tio.

"Jangan-jangan...."

"Etdah bocah, emang pengen dijitak nih anak" ucapnya dengan posisi tangan siap menjitak.

Dengan sigap Tio melindungi dahinya.

"Udah udah kok malah berantem" ucapku menengahi.

Tio malah cengar cengir gak jelas.

"Jangan-jangan lo mau bunuh diri ya kan ?" ucapnya melanjutkan kalimat yang tadi sempat terpotong.

Tak...

Sebuah jitakan mendarat di dahi Tio.

"Awww, sakit kan" Tio meringis memegangi dahinya.

"Makanya, kalo ngomong itu dijaga !!"

"Iya iya maaf"

"Yaudah aku pergi dulu, bye"

"Eh jangan marah dong kan" Ucapnya memohon.

"Apaan sih, udah beda arah kan jalannya"

"Eh iya sih, heheh"

"Dah kan !" ucap mela.

Kulambaikan tanganku.

--dirumah--

Krek...

"Ibu..." panggilku.

Ibu kemana ya ? Batinku

Aku menuju ke dapur, siapa tau ibu sedang memasak.

Kulihat secarik surat yang berada di atas meja makan.

------------------
Untuk Kana

Sayang, ibu pergi sebentar ke rumah nenek, ada urusan mendadak yang ibu harus bicarakan dengan nenek disana. Maaf, ibu pergi mendadak jadi tidak sempat memasak untukmu, kau beli makanan di luar atau bikin mie instan saja ya. Nanti ibu makan disini sama nenek. Jaga rumah ya sayang.

Love you,

Ibu.

------------------

"Huft.." aku hanya bisa mendengus kesal.

Setelah kuganti seragamku dengan pakaian biasa. Aku pergi keluar rumah untuk membeli makan.

Tak lupa kukunci rumahku saat hendak pergi.

Makanan yang akan kubeli sekarang adalah nasi goreng.

Orang yang jualan nasi goreng dekat sini tidaklah terlalu jauh, sekitar 100 meter dari rumah.

Dia penjual nasi goreng keliling biasanya lewat depan rumah ku saat siang hari sementara sekarang sudah menjelang sore. Untung aku tau tempat orang itu biasanya mangkal menjajakan masakannya.

Setelah sampai ditempat yang ku tuju.

"Bang, nasi goreng satu. Bungkus yaa"

"Siap atu neng"

Kutunggu pesananku siap sambil memainkan hp.

Tak lama pesanan yang ku pesan sudah jadi.

"Ini neng"

The Land Of The Elves [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang