ᴅᴏɴ'ᴛ ʟɪsᴛᴇɴ ɪɴ sᴇᴄʀᴇᴛ

6.2K 1.1K 93
                                    

Misa milih buat ninggalin Mark sama Jaehyun yang mulai adu mulut disana. Dia masuk ke dalam tendanya, mencari tempat nyaman dan mencoba memasuki mimpinya.

Misa menghela nafasnya, dia tidak bisa tidur. Dia terlalu merindukan Mas Doy sampai merasa dirinya sangat buruk.

Apa yang sedang Mas Doy lakukan? Apa dia sudah makan? Apa lelaki itu kesepian tanpanya? Semua pikiran itu berputar di kepala Misa, cukup membuat Misa hampir gila dirasanya.

"Kalo ponselku ngga diambil Kak Jaehyun pasti aku bisa balas pesannya Mas Doy," Misa mainin jarinya, oh, dia merindukan Mas Doy.

Tendanya yang tadi udah ia tutup kebuka dan nampilin Kara yang jalan masuk ke dalam, "aku nyariin kamu daritadi di luar."

"Mark sama Kak Jaehyun berantem, jadi aku masuk aja ke tenda." Misa nidurin dirinya terus lanjut guling-guling, masih dengan pikirannya yang merindukan Mas Doy.

Kara ngulurin ponselnya kearah Misa bikin gadis itu berhenti berguling, "hm?"

"Kangen Mas Doy kan? Videocall. Mumpung ada sinyal." Kara masih setia ngulurin ponselnya ke Misa. Misa liatin ponsel itu, setelahnya memeluk Kara dengan erat, "makasih!"

Kara nepuk punggungnya Misa, dia serahin ponselnya ke Misa dan Misa mulai menghubungi Doyoung melalui videocall.

Panggilan itu tersambung dan nampilin Doyoung yang lagi senyum ke kamera,

"Mas Doy!" Misa tampak sangat senang, bahkan wajahnya tampak lebih cerah sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Doy!" Misa tampak sangat senang, bahkan wajahnya tampak lebih cerah sekarang. Segitu berpengaruhnya Doyoung bagi Misa.

'Chat saya belum dibalas tapi sekarang videocall saya lewat ponselnya Kara?'

"Ponselku di tahan Mas, gara-gara tadi seminar ngga dengerin," Misa mencebikkan bibirnya, terlihat jelas kalau dia kesal.

"Mas lagi apa? Udah makan?" Lanjut Misa dan senyumnya kembali mengembang, pipi gembilnya bergerak seirama dengan bibirnya.

'Saya kangen. .' Suara Doyoung memelan. Kara sampe ngeremes tangannya Misa saking kagetnya denger Doyoung ngomong gitu.

"Apa Mas Doyi ih ini tadi Kara remes remes tangan aku, sakit!"

'Saya kㅡWOY INI DOYOUNG VCAN SAMA PACARNYA!' Doyoung hilang dari pandangan Misa dan di gantiin sama Johnny dan Kun. Keduanya melambaikan tangan pada Misa bikin Misa menatap mereka bingung,

'CANTIK GINI LHO PANTES SI DOY SUKA' kalo yang ini suaranya Taeyong, dia naik turunin alisnya sambil senyum kearah Misa, 'sama gue aja yuk dek, jangan sama Doy kaku dia.'

'Mana aku mau liat?' Taeil ngedeket dan liatin Misa yang masih menatap orang-orang itu dengan tatapan bertanya. Dia kan tidak mengenali orang-orang ini.

"Mas Doyinya mana?"

'YAALLAH MIMISAN INI MIMISAN, SUARANYA GEMESIN BANGET'

'DEK PACARAN SAMA AKU'

'PACAR ORANG WOY'

'BELUM RESMI MEREKA MAH'

'KEMBALIIN HP SAYA.' Doyoung berusaha ngerampas ponselnya dan gambarnya jadi keguncang bikin Misa sama Kara pusing.

Doyoung berhasil ngambil ponselnya terus dia bawa ngejauh dari temen-temennya, 'besok kamu jam berapa pulang? Saya mau jemput kesana.'

"Aku ngga naik bus lagi, Mas?"

Doyoung menggelengkan kepalanya cepat, 'saya mau jemput kamu.' Terus ada suara-suara di belakangnya Doyoung, tapi Misa ngga peduli yang penting itu Mas Doynya aja.

"Katanya sih jam 1an gitu udah pulang," Misa tampak berpikir apa jadwal yang ia sebutkan itu benar atau tidak. Senyum di bibir Doyoung mengembang, lihat betapa cantiknya Misa.

"Iya Mas jam 12 aja disini." Misa senyum ke arahnya Doyoung, lelaki itu mengangguk, 'iya, besok saya jam 12 udah disana ya.'

"Aku tunggu, . . Mas?"

'Hm?'

"Aku cinta Mas!"

Doyoung cuma senyum, tidak berniat membalas pernyataannya Misa. Lelaki itu mengangguk, 'saya tau.'

"Aku matiin ya Mas!"

Doyoung lambaiin tangannya dan sambungan itu terputus. Misa meluk ponsel itu sebentar sebelum mengembalikkannya kepada Kara, "makasih ya, udah minjemin."

"Kayak sama orang baru aja," Kara narik Misa keluar dari tenda dan kembali ngumpul sama temen-temen mereka.

Ternyata kelasnya Misa lagi main Truth or Dare, tiba-tiba Misa nyesel keluar dari tenda. Dia terlalu malas untuk ikut main seperti itu.

Kara dudukin Misa di sampingnya Mark terus dia ikut duduk di sampingnya. Mark noleh sambil senyum, "tadi kemana?"

"Masuk tenda"

Mark ngangguk, dia geser tubuhnya mendekat kearah Misa dan merangkul kembali gadis itu. Menghangatkannya.

"Yuk, botolnya mau gue puter ya. Yang kena nanti milih terus muter botolnya lagi." Ini Hendery yang ngomong. Semuanya ngangguk mengiyakan perkataannya.

Hendery muter botolnya dan berhenti di Yena, "lo, anak bebek. Truth or Dare?"

Yena majuin bibirnya, ngga suka di bilang anak bebek. Padahal mah dia emang segemesin anak bebek, "Truth!"

"Suka sama gue lo?"

Semuanya kaget dong denger pertanyaannya Hendery, ngga nyangka kalo lelaki itu bakal ngeluarin pertanyaan kayak gitu.

"Ngga boleh bohong."

"IYA TERSERAH!"

Hendery tersenyum penuh kemenangan, benar kan, Yena menyukainya.

Yena ambil botol itu terus dia puter dan berhenti di Yuqi, "hai sayang!" Sapanya bikin Yuqi bergidik ngeri entah kenapa. Dia tidak begitu suka di panggil dengan sebutan itu, "truth or dare?" Lanjutnya.

"Dare aja lah gue"

"Nari nari coba di tengah"

"Apaan anj gamau!" Yuqi mati-matian nahan malu akibat dare yang diberikan Yena. Yena menggeleng, "ngga ada penolakan."

Yuqi muter bola matanya terus mulai nari-nari ngasal di tengah bulatan yang kelas mereka bikin, suasana sangat ramai. Mereka tertawa tanpa henti.

Yuqi duduk terus ambil botolnya, "gantian lagi."

Botol itu di puter dan berhenti di Misa, "truth or dare?" Misa tampak kaget karena mendapat giliran tanpa ia sadari.

"Uhm, d-dare?"

Yuqi liat Mark yang udah liat dia balik pake tatapan yang ngga bisa di artiin. Emang, satu kelas juga tau Mark suka sama Misa saking terang-terangannya Mark nunjukin perasaannya.

"Apa yaa" Yuqi tampak berpikir dare apa yang harus ia berikan pada gadis manis di sebrang dia duduk itu. Misa masih liatin dia dengan tatapan bertanya,

"Coba gombalin Mark aja deh, kasian itu anaknya pengen." Satu kelas udah liatin Mark yang duduk di samping Misa.

Misa liatin Mark, yang di liatin ngeliatin balik. Misa berdiri dengan lututnya kemudian mengusap rambut lelaki itu, tangannya Misa turun ke pipinya terus dia unyel-unyel, padahal mah Mark ngga ada pipi ya.

"Nanti malem bubunya inget pikirin aku ya, biar mimpinya indah!"

Walaupun itu ngga kayak gombalan, tapi kelas Misa jadi ramai sekali. Iyalah, reaksinya Mark keliatan banget. Telinganya sangat merah sampai sampai Misa sendiri bingung dengan lelaki itu.

"Mi,"

"Hm?"

"Kamu bener-bener ngga baik buat jantung."

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang