Bibir keduanya baru saja terpisah setelah beberapa menit menempel. Misa sama Mark saling pandang, setelahnya melemparkan senyum ke arah masing-masing.
Keduanya secara bersamaan terkekeh, baru saja sadar kalau mereka melakukan hal yang tidak baik di tempat umum.
"Padahal tadi aku cium biar luka kamu sembuh," Misa ngomong sambil megangin ujung bibirnya Mark, lebih tepatnya di lukanya. Posisinya masih sama kayak tadi, di antara kaki lelaki itu.
"Terus?"
"Jadi kebablasan, kamu ngga mau lepasin bibir aku sih tadi. ." Misa nunduk malu, dia sendiri ngga tau kenapa dia jadi malu gini sama Mark.
Mark kembali terkekeh, bahkan hidungnya ikut berkerut saking dia gemasnya pada gadis di hadapannya ini.
"Kecanduan, aku ngga bisa nahan diriku sendiri." Mark yang gantian kali ini mengusap ujung bibir si manis, baru sadar ada sisa saliva mereka disana.
Misa naruh kepalanya di bahunya Mark, malu-malu kucing. Setelahnya kembali mengangkat wajahnya, "ayo lanjut makan, nanti keburu dingin."
Selanjutnya keduanya memulai kembali acara makan mereka. Kembali menyuapi makanan satu sama lain. Benar-benar kayak orang pacaran deh.
Padahal kan cuma sahabatan ya.
Doyoung menatap keduanya dari kejauhan. Tidak, ini tidak sepenuhnya salah si manis. Dia lah yang salah disini. Akhir-akhir ini memang dia sangat sibuk sampai terus-terusan mengecewakan si manis.
Sampai si manis mulai merasakan yang namanya kenyamanan pada lelaki lain, ketika dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Dada Doyoung terasa nyeri. Dia remas tempat itu perlahan sambil terus menatap pemandangan di hadapannya itu.
Jadi begini rasanya sakit hati?
Misa pasti merasakan hal ini selama bertahun-tahun kan?
Doyoung menghela nafasnya, setelahnya memilih untuk meninggalkan tempat itu. Tidak, Doyoung ngga akan mendatangi Mark sambil marah-marah, dia tidak di umur dimana dia bisa seperti itu.
Memilih pergi untuk menenangkan diri memang yang paling baik.
Waktu makanan Misa udah habis, dia liatin Mark yang masih dengan suapan terakhirnya. Padahal mah Misa cuma liatin aja, tapi malah di suapin.
Akhirnya Misa melahap suapan terakhir dari makanan Mark. Lelaki itu kembali terkekeh, dia terlalu mencintai si manis. Dia bahagia sampai rasanya dia ingin terus tertawa di hadapannya.
"Sekarang mau apa lagi hm?"
"Ngga tau." Misa liatin langit-langit yang udah mulai berubah warna. Hari udah semakin sore. Mungkin sebentar lagi akan malam.
Mark ngusap pinggang si manis membuat gadis itu menatapnya, "nanti agak maleman ada pesta kembang api. Mau liat?"
"Kembang api?" Mata Misa berbinar. Ia tidak pernah melihat kembang api secara langsung sebelumnya. Doyoung selalu melarangnya keluar ketika tahun baru karena takut dirinya kenapa-kenapa.
Dan ini saatnya.
Misa akan melihat kembang api!
Gadis manis itu mengangguk dengan cepat, tidak menolakan ajakan lelaki tampan itu. Mark terkekeh melihat tingkah si manis.
Setelahnya berdiri dan membantu Misa ikut berdiri juga, "kemeja kamu tipis, kita ke mobil dulu ya ambil hoodieku. Kamu pake."
Tangan keduanya tertaut, Mark menarik si manis menuju parkiran dan kemudian keduanya masuk ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream [✔]
Random╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴘᴀᴘᴇʀ ᴘʟᴀɴᴇ ╚════════╝ ❝ ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ, ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ ❞ #18 jaemin [190731] #19 marklee [190901] #20 najaemin [190924] ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©