ʜᴏʟɪᴅᴀʏ (𝟹)

3.9K 633 31
                                    

Misa lagi natep keluar jendela dengan penuh kekaguman. Mereka baru aja pindah kamar pagi ini dan mendapat kamar yang berhadapan langsung dengan lautan.

Misa memang tidak suka berenang di laut, tapi kalau sekedar melihatnya, si manis sangat menyukainya.

Tubuh kecil Misa di rengkuh dari belakang. Merasakan berat di bahu kanannya dan menyadari Doyounglah yang melakukan itu.

Misa menoleh, mengecup pipi kiri Doyoung sayang, "hihi Mas Doy, makasih ya Mas udah mau pindah kamar. Aku jadi bisa liat pemandangan laut gini, bagus banget!"

Gadisnya tampak sangat bersemangat pagi ini. Cantik sekali, bahkan sampai membuat Doyoung jatuh cinta kembali pada si manis. Iya, sehebat itu.

"Kamu suka kan?"

Doyoung mendapat anggukan kepala dari si manis. Mengiyakan pertanyaan basa - basinya. Padahal dia tau sekali kalau si manis sangat menyukai tempat ini.

"Jadi mau seharian menatap laut atau keluar dan bermain disana?" Doyoung melepas rengkuhannya berdiri tegak dengan kepala sedikit menunduk menatap Misa yang masih duduk di tempatnya tadi.

Mata si manis berbinar, "bermain di pantai?"

"Iya, mau?"

Bahkan tanpa menjawab pertanyaan Doyoung, tangan lelaki itu lebih dulu di tarik oleh si manis dan ia bawa keluar dari kamar hotel itu. Bermain di pantai, dia menginginkan itu.

Dan sekarang, setelah menuruni beberapa lantai, mereka sampai di luar, di pantai itu. Mata si manis kembali berbinar. Apalagi ketika merasakan angin pantai membelai wajahnya.

Misa semakin ingin bermain!

Tangannya Doyoung daritadi udah di tarik sama Misa, keduanya jalan sedikit lebih dekat dengan laut dan si manis mulai bermain disana.

Doyoung? Dia milih buat duduk dan perhatiin Misa bermain dulu. Dia harus menjaga si manis agar tetap aman dan dalam pengawasannya.

"Mas Doyi, Misa mau main pasir." Misa dengan tangan penuh pasir dekat laut membawanya mendekat ke arah Doyoung dan menjatuhkannya di samping lelaki itu.

"Iya main, saya temenin."

"Mas ngga berenang?"

"Berenang, tapi nemenin kamu main dulu." Doyoung ngusap rambutnya Misa, terus ngebiarin gadis manis itu kembali memulai permainannya. Dia bahkan menjadi sangat fokus pada permainannya pagi itu.

Udah hampir limabelas menit dan akhirnya istana pasir si manis jadi. Dia menatap bangga hasil buatannya dan memperlihatkannya pada Doyoung.

Doyoung terkekeh, bertepuk tangan untuk mengapresiasi istana pasir buatan si manis. Setelahnya menarik Misa lebih dekat dan mengangkatnya. Menggendong ala baby koala dan mebawanya masuk ke dalam air. Bahkan tanpa persetujuan si manis.

"Uh, Misa takut. Jangan jatuhin!" Misa mempererat pelukannya di leher Doyoung. Kakinya juga melingkar dengan erat di pinggang lelakinya. Sedikit ketakutan karena mereka berada di daerah yang agak dalam.

"Kan berenang, harus basah." Doyoung sedikit berjongkok, dia ingin si manis terkena air dan iya, Misa udah kena air laut itu. Tapi tubuhnya masih saja menempel pada Doyoung, ngga sedikitpun melonggarkan pelukannya.

"Nanti ada hiu terus kita dimakan gimana?"

Doyoung ngecup keningnya Misa, "saya ngga tau kalau saya bakal menjilat ludah saya sendiri, tapi saya benar - benar menyukai gadis bodoh seperti kamu."

Misa sama sekali ngga tersinggung kok, dia malah seneng karena lagi - lagi Doyoung mengutarakan perasaannya pada dirinya.

Tangan kecilnya mengusap rambut Doyoung sayang, "Misa juga suka Mas. ." Wajahnya tampak malu - malu. Tidak seperti Misa yang biasanya.

"Saya turunin ya?"

Misa ngangguk pelan, melonggarkan pelukannya di leher Doyoung dan merasakan kakinya menyentuh pasir di dalam air laut itu.

Airnya bahkan udah sedadanya. Misa memeluk erat tubuh Doyoung, tidak ingin terlalu jauh, "Mas sama Misa aja. Jangan kemana - mana, takut."

"Shh, ngga Misa. Saya disini, sama kamu"

Misa nempelin kepalanya di dadanya Doyoung, keliatan banget kalo dia ngga nyaman ada disitu. Doyoung yang gatega mengangkat kembali tubuh gadisnya, membawa si manis untuk kembali duduk di pasir.

Misa sedikit menggigil. Doyoung kan yang basah cuma sampe perutnya, nah Misa sedada. Dingin banget, apalagi angin pantainya kenceng.

Doyoung ngebiarin Misa duduk di antara kedua kakinya, setelahnya memeluk tubuh basah gadisnya. Memberi kehangatan pada si manis.

"Kalo dingin bilang, jangan diem."

Baru aja Misa mau jawab, bunyi dari perutnya membuat dirinya berhenti. Dia lapar, sudah waktunya si manis makan pagi itu.

"Belum sarapan kan? Mau sarapan dulu atau makan siang langsung?"

"Sarapan!"

"Ayo, tapi ganti baju dulu ya."

🌻🌻🌻

"Mau sereal," Misa nunjuk sereal yang dia pengen dan Doyoung yang mengambilnya. Lelaki itu memutar tuas agar sereal pilihan si manis keluar dan menuangkan susu di dalam mangkok itu.

Doyoung sendiri ngambil beberapa jenis makanan dan memilih untuk minum susu juga pagi ini. Ya sebenernya dia kebiasaan ikut minum susu karena Misa juga.

Tapi entah kenapa si manis stuck di tinggi segitu dan dia malah semakin tinggi.

Doyoung sama Misa duduk di salah satu meja di restoran hotel itu. Misa udah ngelahap serealnya, tampak benar - benar menikmati sarapannya pagi ini.

Tidak perlu repot - repot masak, tinggal makan saja.

"Mas Doyi mamam juga," Misa arahin sendok berisi sereal ke depan mulutnya Doyoung. Lelaki itu membuka mulutnya dan membiarkan sereal itu masuk ke dalam mulutnya.

Doyoung mengangguk, seolah mengatakan kalau sereal itu enak.

Lelaki itu juga menyuapi si manis dengan beberapa makanan yang ia ambil tadi. Sesekali mengusap ujung bibir Misa yang basah terkena susu dan mengemut jarinya sendiri.

Selesai makan, Misa dan Doyoung yang udah wangi dengan pakaian rapi memilih untuk pergi ke luar hotel.

Hari ini, acara yang mereka akan lakukan adalah bermain di taman bermain yang Misa ceritakan waktu itu. Dia benar - benar tidak sabar menghabiskan waktu dengan Doyoung hari ini.

Bahkan sejak tadi, tautan kedua tangan mereka tidak terlepas. Di dalam mobil online sekalipun, tangan Doyoung tidak hentinya menggenggam Misa.

Misa sama sekali ngga keberatan, toh dia benar - benar mencintai lelaki itu dan akan membiarkan Doyoung melakukan hal yang terbaik untuknya.

Seperti sekarang tentunya.

Misa nyenderin kepalanya di bahunya Doyoung, menikmati waktu mereka sebelum akhirnya mereka akan sampai di taman bermain nanti.

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang