Misa baru aja sampe di area sekolahnya setelah beberapa detik yang lalu turun dari mobilnya. Senyum si manis merekah, dia pengen ceritain semuanya ke Kara.
Tubuh kecilnya bergerak cepat memasuki gedung besar yang di sebut sekolah itu. Misa baru aja mau belok ke koridor kelasnya tapi tangannya lebih dulu di tahan oleh seseorang.
Si manis menoleh, ia dapati Mark kini tengah tersenyum ke arahnya. Senyum di bibir Misa reflek mengembang melihatnya.
"Markli!" Setelahnya menyadari kalau Mark tidak menggunakan seragam sekolah hari ini. Misa menatap Mark dari atas sampai bawah sambil beberapa kali mengerjapkan kedua matanya, "kok kamu ngga pake baju sekolah?"
"Hari ini ada tanding basket di sekolah tetangga" jelas Mark bikin Misa sedikit terkejut. Dia kok tidak tau kalo Mark ada pertandingan?
"Kaget ya? Maaf. Aku lupa ngasi tau kamu. Hari ini sekolah juga ngga belajar, ikut yuk? Aku butuh support kamu." Mark mainin pipi gembilnya Misa, gemas dengan pemandangan di hadapannya ini.
"Terus Kara sama Jaemin?" Tanya Misa lagi, tubuhnya sedikit lagi lebih dekat dengan Mark dan si manis mendongak dengan tatapan bertanya.
"Jaemin sama Kara udah duluan kesana, ayo." Ajak Mark, kini tangan keduanya bertautan, lelaki tampan itu menarik si manis dengan cepat menuju parkiran untuk pergi ke sekolah tetangga.
Mark ambilin jaket bomber di bawah jok motornya terus dia iket di pinggangnya Misa. Sadar karena si manis menggunakan rok yang tidak begitu panjang.
Misa merona, kenapa jantungnya berdetak lebih cepat pula?
Lelaki itu memakai helmnya kemudian memberikan satu helm lagi pada si manis, Mark selalu menyiapkan satu helm lagi, berjaga - jaga kalau si manis membutuhkan tumpangannya.
Mark udah naik ke atas motornya di ikutin oleh Misa yang duduk di belakangnya, Misa pegang ujung bajunya Mark, "Mark, jangan ngebut ya, aku takut soalnya."
Tangannya Mark narik tangannya Misa yang ada di ujung bajunya, dia bawa buat melingkar di pinggangnya, "iya, ngga ngebut kalo kamu peluk."
Misa senyum, dia tempelin kepalanya di punggung lelaki itu, mencari kenyamanan dan membiarkan motor itu bergerak menuju sekolah tetangga.
Mark sama Misa ngga butuh waktu yang lama buat nyampe ke sekolah tetangga.
Lelaki itu udah parkirin motornya di parkiran khusus motor terus turun setelah membiarkan si manis turun terlebih dahulu.
Mark lepasin helm yang Misa pake terus dia taruh di jok motornya, setelahnya helmnya sendiri dan dia taruh di atas spion.
Mark kembali menarik tangan si manis, membawanya menuju lapangan basket dimana orang - orang mungkin udah nunggu dia.
"Aku langsung kesana ya?"
Misa ngangguk, tangannya ia kepalkan, bermaksud memberi semangat pada lelaki tampan kesayangannya itu.
"Iya, semangat ya Mark!"
Mark melambaikan tangannya, setelahnya berlari menuju belakang untuk menyiapkan timnya. Oh tentu saja, dia kan ketua tim basket di sekolahnya.
Pertandingan melawan sekolah lain itu berlangsung ramai. Bahkan Misa menjadi satu dalam keramaian itu. Iya, dia menyemangati Mark.
Tapi tentu aja ngga cuma dia, ada banyak banget cewek yang nyemangatin Mark. Bahkan lebih banyak dari sekolah tetangga itu.
Seketika Misa ngerasa minder.
Gadis - gadis disana terlihat sangat cantik. Tinggi, putih, langsing, dan tirus. Rasanya mereka semua hampir sempurna semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Dream [✔]
Random╔════════╗ sᴇǫᴜᴇʟ, ᴘᴀᴘᴇʀ ᴘʟᴀɴᴇ ╚════════╝ ❝ ᴅᴇᴀʀ ᴅʀᴇᴀᴍ, ᴛᴇʀɪᴍᴀᴋᴀsɪʜ ❞ #18 jaemin [190731] #19 marklee [190901] #20 najaemin [190924] ʀᴇᴄɴᴊᴡɪɴ©