ʜᴏʟɪᴅᴀʏ (𝟸)

4.3K 654 125
                                    

"Hati - hati disana ya, Doyoung. Jagain Misa, jangan sampe hilang anaknya." Ayah nepuk bahunya Doyoung, memberi kepercayaan pada lelaki itu.

"Iya, Misa juga. Jangan rewel biar Doyoung ngga kesusahan disana, oke?" Bunda ngelus puncak kepalanya Misa.

Si manis mengangguk, mengiyakan ucapan bunda. Dia tidak akan rewel dan merepotkan Doyoungnya.

"Troli - nya biar saya yang bawa, kamu pegang tangan saya saja. Jangan terlalu jauh, saya ngga mau kamu sampai hilang di bandara kayak yang ayah kamu bilang tadi." Keduanya udah jalan memasuki bandara setelah berpamitan dengan orang tua mereka tadi.

Jadi mereka sekarang benar - benar akan berangkat liburan. Berdua. Tolong siapapun, tidak ada yang bisa menggambarkan betapa bahagianya Misa sekarang.

"Aku ngga akan hilang kok, kan tanganku udah di genggam Mas Doy," senyum si manis mengembang, beberapa kali menatap tangan mereka yang saling bertautan.

Lihat perbedaannya, tangannya sangat kecil, tapi benar - benar pas di dalam genggaman Doyoung. Hangat, Misa menyukainya. Misa suka semua yang ada di diri lelaki itu.

"Terus hatiku juga, udah punya Mas Doy!" Misa semakin melebarkan senyumannya, Doyoung berhenti berjalan. Dia lepaskan genggaman keduanya dan menghentikan pergerakan trolli yang berisi dua koper di atasnya.

Doyoung menangkup pipi gembil Misa, sedikit membungkuk agar keduanya bisa bertatapan, "yang itu saya tau, ngga usah di perjelas. Jantung saya mau lepas rasanya, tau?"

Merona. Pipi gembil si manis merona sempurna. Luar biasa malu dengan ucapan Doyoung tadi. Yatuhan, Misa mau meledak saja rasanya saat ini juga.

"Ugh, iya Mas Doy. Ayo cepet check-in biar ngga terlambat." Misa kembali tersenyum. Setelahnya Doyoung melepas tangkupannya di pipi gembil itu dan kembali mendorong troli itu, tentu saja tangan satunya lagi ia gunakan untuk menggenggam tangan si manis.

Setelah check-in dan segala ketentuan yang harus di lakukan sebelum naik pesawat selesai mereka lakukan, keduanya berjalan memasuki pesawat dan mencari tempat mereka duduk.

Si manis mendapat tempat di bagian dalam sedangkan Doyoung di sampingnya. Doyoung seperti biasa memasangkan seatbelt pada gadisnya. Keselamatan Misa yang utama, ingat?

Setelahnya baru dirinya yang ia pakaikan seatbelt itu.

Dan kembali ada pengumuman dari pramugari sebelum akhirnya pesawat lepas landas. Doyoung dan Misa akan pergi liburan sekarang.

Berdua!

🌻🌻🌻


Keduanya baru aja check-in di hotel setelah beberapa jam perjalanan yang mereka lewati tadi.

Si manis tampak kelelahan, hal itu telihat jelas di wajahnya. Doyoung memutuskan hari ini mereka akan beristirahat dulu saja dan besok baru menjelajahi kota itu.

Mereka baru aja sampai di kamar yang udah di pesan Doyoung kemarin. Si manis menatap dua twin bed yang ada di hadapannya.

"Mas Doy, kita ngga tidur sekasur?"

Doyoung menggeleng, "kita disini tiga hari, kalau saya tidur sekasur sama kamu selama tiga hari berturut - turut, saya takut kelepasan."

Senyum di bibir Misa mengembang, lihat betapa menggemaskannya Doyoung. Dia bahkan telah memalingkan wajahnya saking malu.

"Tidak apa kan?" Kali ini lelaki itu berani menatap si manis. Misa mengangguk, sama sekali tidak keberatan dengan keinginan lelaki itu, "iya, nggapapa!"

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang