ᴊᴜsᴛ ᴅᴏ ɪᴛ

5.8K 896 115
                                    

"Karaaaaa-!" Misa setengah berteriak pada sahabatnya itu melalui telepon dan bisa di pastikan Kara menjauhkan teleponnya dari telinganya untuk menyelematkannya.

'Kenapa sih Mi yaampun terkejut aku kamu telpon langsung teriak.' Kara setengah ngomel bikin Misa terkekeh dari tempatnya.

"Maaf, habisnya aku bosen banget. Mas Doyi ngantor aku dirumah sendiri huhu." Misa melukin guling di kamarnya itu, meratapi nasib.

'Ayah bundamu kemana emang?'

"Ayah ke kantor juga, bunda arisan aku sendirian." Misa guling-guling di atas kasurnya, sebenernya ini dia lagi ngode mau diajak main keluar.

'Yaudah tunggu, ntar juga pulang.'

"Jahaaaat-!"

'Jahat lah aku lagi kencan sama Jaemin kamu ganggu' Kara masang wajah kesel, iyalah ini kan qtimenya sama Jaemin.

"Yaudah deh, aku tutup aja. Kara udah gak sayang aku." Bibir Misa dia cebikkan, padahal dia tau Kara ngga akan lihat.

Tapi tentu saja Kara tau Misa merajuk, dari suaranya saja sudah sangat terdengar dan dia sudah hapal dengan sahabatnya itu.

'Aku matiin ya.'

"Humm." Dan panggilan itu terputus. Misa naruh ponselnya di nakas terus lanjut guling-guling di atas kasur. Ah, kenapa rasanya sangat bosan sekarang?

Udah hampir 15 menit Misa cuma bengong sambil liatin langit kamarnya. Akhirnya dia mutusin buat bangun dan pergi ke bawah buat ambil makanan.

Terserah, dia badmood dan mau ngemil aja.

Belum aja Misa sampai di dapur, bel rumahnya ada yang mencet. Misa menghela nafasnya. Ngga tau apa kalo dia badmood? Kenapa si ada aja yang mau ganggu dia?

Misa jalan ke pintu terus dia buka, hal pertama yang dia lihat adalah seorang lelaki dengan kemeja putih tengah tersenyum kepadanya.

Oh, Mark Lianantha.

Misa mencebikkan bibirnya, "ngapain kesini?"

"Mau ajak lo keluar, kata Kara lo kesepian dirumah." Mark ngomong masih dengan senyum di bibirnya. Ganteng banget. Mana dia baru aja potong rambut lagi.

"Hum, tapi aku muk ngambek aja kamu datengnya lama." Misa melipat tangannya di depan dada. Mark senyum, dia usap pipi gembil itu sayang, "udah gausah ngambek. Gue tunggu di ruang tamu. Lo ganti baju."

"Ngga mau Marklii-!" Misa mukul pelan lengennya Mark, menolak ajakan lelaki tampan itu. Mark menghela nafasnya, si manis pasti kesal sekali karena sendirian sejak tadi.

"Hey, gue kasi satu permintaan dan lo harus ganti baju setelah itu."

". . .kamu bakal turutin?"

Mark ngangguk, "selama itu gak aneh-aneh, gue turutin semua mau lo."

Misa senyum, dia pegang pipinya Mark pake kedua tangannya terus dia bawa sedikit menunduk. Agar mereka bisa saling bertatapan, "mulai hari ini, kamu jangan ngomong gue-lo lagi ya, aku-kamu."

"Ke lo aja?"

Misa tampak berpikir, terus dia ngangguk. Egois sedikit nggapapa kan? "Buat aku aja."

"Deal, sekarang ganti baju." Mark yang emang posisi mukanya deket sama Misa, seperti biasa menggesek hidung keduanya.

Misa terkekeh terus ngangguk, "kamu tunggu disini dulu ya, 15 menit aku balik." Lelaki itu mengangguk, "aku nunggu kamu."

Dan bener aja, Mark cuma nunggu 15 menit dan si manis udah turun ke bawah. Dia udah pakai baju keluar yang menurutnya sangat menggemaskan dan make up tipis di wajahnya.

Dear Dream [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang