Sejak selesai sarapan Wonhyun sama sekali tak mau lepas dari Wonho, bahkan ketika mandipun ia ingin dimandikan oleh sang appa. Wonho sama sekali tak masalah, ia senang karena putranya menerimanya dengan baik. Kini ketiganya sedang berkumpul di ruang tengah menemani si kecil yang sedang bermain lego, sedangkan Changkyun pamit untuk berkeliling Callifornia.
Hyungwon dan Wonho duduk di sofa untuk mengawasi Wonhyun yang berada di atas karpet, tangan Wonho sedari tadi melingkar apik di pinggang Hyungwon dengan Hyungwon yang berdandar di dadanya.
"appa, bisa tolong bantu Hyunie?" tanya Wonhyun seraya menoleh kearah kedua orang tuanya.
Wonho melepaskan rangkulannya dan beralih duduk di atas karpet, menarik tubuh mungil Wonhyun kedalam pangkuannya. "waeyo hm?"
Wonhyun menunjukan rangkaian lego di tangannya. "Hyunie ingin membuat pesawat tapi malah begini."
Wonho tersenyum teduh seraya mengambil mainan di tangan putranya itu, dengan telaten ia memperbaiki kesalahan anaknya hingga akhirnya terbentuklah pesawat lego. "apa begini?"
Manik bocah itu berbinar seraya mengambil kembali mainannya yang kini telah berbentuk pesawat. "ne, ini bagus. Gumawo appa" ia mengecup pelan pipi sang ayah.
Wonho tersenyum seraya mengacak rambut lembut Wonhyun. "sama-sama jagoan"
Hyungwon tak bisa menyembunyikan senyumannya melihat interaksi keduanya, ayah dan anak itu bisa menjadi kompak dalam waktu singkat.
✴✴✴✴✴
Pada sore hari, Kihyun dan Mingki datang berkunjung ke apartemen Hyungwon. Awalnya Kihyun tak menyukai kehadiran Wonho namun Hyungwon menjelaskan semuanya hingga ibu satu anak itu mengerti.
"jadi, kau berniat kembali ke Korea?" tanya Kihyun.
"entahlah, aku belum memikirkannya" jawab Hyungwon.
"apapun keputusan mu, aku harap kau memikirkan segala resiko kedepannya. Kau harus mengingat kalau kau memiliki Wonhyun sekarang"
"aku tahu hyung"
"dan kau Wonho-ssi, ku harap kau bisa mengambil tindakan cepat. Para fans mu tak akan dengan mudah menerima ini semua, jangan sampai kau lengah dan Wonhyun jadi korban."
Wonho menganggukan kepalanya mantap.
"oh iya hyung, apa apa kau kemari?" tanya Hyungwon.
Kihyun menepuk keningnya karena melupakan tujuan utamanya kemari, ia meraih tas nya dan mengeluarkan sebuah undangan dari sana. "aku kemari ingin memberikan undangan pernikahan Mingyu dan Wonwoo, mereka terlalu sibuk hingga memintaku untuk memberikan ini padamu"
Hyungwon menerimanya dan melihat tanggal acara. "seminggu dari sekarang?"
Kihyun menganggukan kepala. "acaranya di percepat karena Mingyu akan segera pindah ke Seoul untuk mengurus perusahaan disana."
"lalu kau dan Mingki?"
"tentu saja kami juga akan pindah, Mingki tak bisa jauh dari appanya"
Hyungwon mengangguk paham. "beruntung kalian mengenalkan Wonwoo pada Mingki dengan cepat hingga dia menerima kehadiran Wonwoo di antara kalian"
"sejak pertama aku tahu hal ini akan terjadi, jadi kami mengantisipasinya lebih awal"
"semoga kau cepat mendapatkan suami baru, hyung"
"hey....lebih baik kau pikirkan nasibmu kedepannya, bukan menyuruhku untuk mencari suami baru!"
Hyungwon hanya terkekeh pelan sedangan Wonho memilih untuk diam dari pada harus ikut bergabung obrolan dengan kedua uke tersebut.
Wonhyun dan Mingki? Kedua bocah cimit itu sedang berada di kamar untuk mengerjakan tugas sekolah.
✴✴✴✴✴
Malamnya Wonhyun sudah terlelap, sedangkan Hyungwon baru saja keluar dari kamar mandi, tadi Wonhyun tak sengaja menumpahkan susu padanya sebelum ia tidur, dan Wonho duduk bersandar di samping Wonhyun dengan tangannya yang mengelus kepala sang putra.
Hyungwon berdiri di depan cermin, ia sedang mengeringkan rambutnya dengan haduk. Ia tersenyum kala melihat Wonho yang tengah berjalan kearahnya dari pantulan cermin, dan memiringkan kepalanya kala dagu Wonho berlabuh di pundaknya dengan tangan yang melingkari perutnya.
"kenapa keramas hm?" tanya Wonho.
"hanya ingin saja"
Wonho mengecup pelipis Hyungwon. "tapi kau bisa masuk angin"
Hyungwon tersenyum tipis. "tak akan hyung"
Wonho menatap Hyungwon melalui pantulan cermin, sebelah tangannya bergerak untuk menyingkap t-shirt kutung yang digunakan Hyungwon hingga perut mulus nan ramping itu terekspos. Pandangannya jatuh pada garis melintang di perut bagian bawah Hyungwon, di elusnya garis tersebut penuh dengan ketulusan. "bagaimana cerita dan rupa Wonhyun saat pertama kali keluar dari sini?"
Hyungwon tersenyum kala mengingat saat proses persalinan. "beberapa sebelum hari persalinan yang telah di tetapkan oleh dokter, aku sudah berada di rumah sakit waktu itu. Jujur saat itu aku takut dan meminta pada dokter untuk membiusku secara total, namun setelah banyak pertimbangan akhirnya aku memilih untuk tidak melakukannya. Namun sesuatu hal terjadi saat hari kedua aku di rumah sakit, aku jatuh di kamar mandi, beruntung aku sempat menahan tubuhku hingga tak membertur terlalu keras. Namun itu tetap berdampak pada Wonhyun hingga dokter memutuskan untuk melakukan oprasi saat itu juga, tekanan darahku turun karena shock dan belum waktunya Wonhyun keluar. Semuanya berbuah manis kala Wonhyun menangis dengan sangat keras saat berhasil di keluarkan, bahkan beberapa perawat dan dokter langsung terduduk lemas saat momen itu terjadi."
Wonho menunduk, menyembuyikan wajahnya di ceruk leher Hyungwon. "mian karena tak ada di sampingmu waktu itu, pasti sangat berat bagimu menjalami itu semua" lirihnya.
"sudahlah hyung, lagi pula aku dan Wonhyun baik-baik saja kan? Wonhyun tumbuh dengan sehat, dan aku tak pernah kekurangan untuk memenuhi kebutuhannya"
Wonho semakin mengeratkan pelukannya, bahu kokohnya bergetar.
Hyungwon hanya bisa mengelus kepala Wonho kala merasakan bahunya basah.
"aku melewatkan begitu banyak hal...hiks...menemanimu saat di awal kehamilan....hiks...memenuhi ngidam mu...hiks...merasakan Wonhyun menendang dalam perutmu....hiks....melihatnya saat pertama kali lahir....hiks....mengajarinya merangkak...hiks...mengajarinya bicara....hiks....mengajarinya berjalan...hiks...melepaskannya saat pertama kali masuk sekolah...hiks....aku melewati itu semua."
Hati Hyungwon mencelos mendengar semua itu, ia berbalik dan membalas mendekap Wonho. Ia tak bisa untuk tak meneteskan air matanya. "mian...hiks....mian"
"pasti berat bagimu menjalani morning sicknes...hiks...memenuhi ngidam sendirian...hiks...bahkan kau menghadapi meja oprasi sendirian"
"shhh....sudahlah hyung, kau membuatku semakin merasa bersalah...hiks"
Keduanya menangis menyesali kesalahan masing-masing, hingga tak menyadari sosok kecil yang tengah menatap mereka dari atas tempat tidur dengan kedua mata berairnya.
Kaki kecilnya bergerak turun dari tempat tidur, ia berlari dan menerjang kaki kedua orang tuanya.
Sontak Wonho dan Hyungwon menoleh ke bawah, Wonho langsung mengangkat Wonhyun ke dalam pelukannya. Mengecup seluruh wajah sang putra, menyalurkan seluruh rasa kasih sayang yang ia miliki meskipun ia tahu kalau semua ini tak cukup.
Malam itu dihabiskan oleh tangisan keputus asaan Wonho, tangisan penyesalan Hyungwon dan tangisan penuh pengertian dari si kecil Wonhyun. Ketiganya saling menguatkan satu sama lain, menjadi pelindung satu sama lain.
Tbc
----------------
Baper sendiri masa😭😭😭Jangan lupa tinggalkan jejak
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Because you are my life [Hyungwonho] END
FanfictionBIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!! B X B!! MATURE AREA!!______________________________________________ Siapa yang tak mengenal seorang Shin Wonho, seorang aktor, composer sekaligus penyanyi yang sedang naik panggung saat ini. Memiliki sejuta pesona ya...