17

2.2K 165 12
                                    

Hyungwon heran pada kelakuan sang kekasih, pasalnya sejak ia selesai mandi, Wonho langsung menutup matanya dengan kain hitam, bahkan Wonho juga yang memakaikannya pakaian yang menurut perkiraannya adalah setelan jas.

"sebenarnya apa yang kau rencanakan hyung?" tanya Hyungwon penasaran.

"kau akan tahu nanti sayang" jawab Wonho yang tanpa aba-aba langsung menggendong Hyungwon.

Hyungwon yang terkejut langsung mengalungkan tangannya pada leher Wonho. "dimana Wonhyun?"

"dia bersama Changkyun dan Jooheon"

Wonho mendudukan Hyungwon di kursi penumpang samping kemudi, setelah memasangkan sang kekasih sabuk pengaman ia langsung bergegas ke kursi kemudi dan melajukan mobil mewah tersebut.

Sedangkan Hyungwon, dia hanya bisa duduk diam ditengah rasa penasarannya yang membuncah.

«««««««««

Mobil yang dikendarai Wonho berhenti di depan sebuah gedung besar dengan karpet merah yang tergelar dari arah dalam hingga bagian luar.

Seraya mengancingkan tuxedo yang dipakainya, Wonho turun dan membuka pintu untuk Hyungwon, ia segera meraih tangan Hyungwon dan menariknya berdiri. "ayo, aku akan menuntunmu" tangan kekarnya bergerak melingkari pinggang ramping Hyungwon.

"aku akan memukulmu jika berbuat macam-macam hyung"

Wonho terkekeh pelan seraya mengecup ringan pelipis Hyungwon. "tidak akan sayang"

Dengan hati-hati Hyungwon mulai melangkahkan kakinya, selama ia berjalan, yang ia sadari bahwa ia berjalan lurus, belok kiri dan naik lift.

Sedangkan sejak pintu lift dibuka dan mereka sampai ketempat tujuan, Wonho tak berhenti tersenyum.

Hingga langkah mereka terhenti dihadapan sebuah pintu besar, Wonho berjalan kebelakang Hyungwon dan bergerak hendak membuka penutup mata sang kekasih.

"kau tahu, aku tak pandai membuat kejutan. Namun untuk kali ini aku mencoba melakukan yang terbaik untuk mu" ujar Wonho.

Bersamaan dengan penutup mata yang dibuka, pintu dihadapan mereka juga terbuka.

Hyungwon mengerjapkan matanya pelan, sampai ia tak bisa berkata-kata saat melihat apa yang kini tersaji didepan matanya. Sebuah hall yang luas dengan karpet merah dari tempatnya berdiri hingga ujung sana yang ia tahu kalau itu adalah altar, seluruh keluarga dan kenalannya berada disana dan menatapnya tersenyum.

Wonho ikut tersenyum, ia beralih kesamping Hyungwon, tangan kekarnya langsung menggaet pinggang Hyungwon. "hari ini, tepat saat dimana Wonhyun lahir. Aku ingin meresmikan status kita, aku ingin menjadi pemilikmu sepenuhnya. Tanpa halangan dan tanpa bantahan, karena aku rasa semua yang telah kita lewati sudah cukup untuk menjadi bukti. Maka dari itu, Chae Hyungwon, menikahlah denganku hari ini"

Hyungwon masih bungkam, ia masih mencoba untuk mencerna apa yang terjadi. Hingga beberapa saat kemudian air matanya menetes dan ia menoleh kearah Wonho. "hyung"

Wonho menoleh. "hm, bagaimana?"

"bodoh jika aku menolak"

"jadi?"

"aku bersedia"

Wonho tersenyum lebih lebar, ia langsung memberikan sikunya. Membuat Hyungwon langsung mengaitkan tangannya.

Tepat saat satu langkah mereka berjalan, iringan musik piano yang dimainkan Kihyun terdengar. Membuat suasana semakin mengharukan.

Jika kalian bertanya tentang persiapan Wonho untuk melaksanakan pernikahan ini, maka jawabannya adalah sejak mereka pulang dari rumah orang tua Hyungwon. Perkataan Wonho tentang persiapan baru mencapai 20% itu bohong, karena nyatanya saat itu persiapnnya mencapai 95%.

Tentu saja Wonho tak mengurusnya sendiri, Changkyun dan Jooheon ikut membantu dengan alibi pergi ke Belgia beberapa waktu lalu.

Dan sekarang, mereka telah berdiri di Altar. Pendeta mengizinkan mempelai untuk menyampaikan sepatah dua patah kalimat, membuat mereka berdiri berhadapan dengan tangan yang saling menggenggam.

"aku tak akan mengucapkan banyak kata, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih kepadamu. Jika saja kita tak bertemu, hidupku mungkin akan monoton. Maaf jika aku pernah menyakitimu, karena sungguh aku hanya manusia. Namun intinya aku bersyukur karena kau hadir dihidupku, memberi warna baru dan hal yang tak pernah aku lupakan." ujar Wonho.

Hyungwon tak mampu berkata-kata, ia hanya tersenyum dan sesekali air matanya menetes.

Pemberkatanpun dimulai, semuanya menyaksikan dengan seksama. Hingga kalimat 'aku bersedia' terucap dari kedua mempelai yang ditutup dengan ciuman, menjadi tanda bahwa mereka sah menyandang status suami istri.

Wonhyun yang sedari tadi dipangku Mingyu langsung melompat turun dan berlari kearah orang tuanya. "eomma, appa!" pekiknya girang.

Wonho dengan sigap menangkap putranya dan menggendongnya. "kau senang hm?" tanyanya seraya mengecupi pipi Wonhyun gemas.

"sangat senang" ia mengecup pipi kedua orang tuanya bergantian.

Semuanya tersenyum melihat interaksi manis keluarga kecil tersebut, mereka ikut bahagia melihat senyuman kedua mempelai yang terlihat begitu bahagia.

«««««««««

Setelah resepsi selesai, mereka kembali ke apartemen. Wonho menggendong Wonhyun yang terlelap, mungkin bocah itu kelelahan karena seharian terus bergerak.

"kau mandilah lebih dulu, biar aku yang membersihkan Wonhyun" ujar Wonho seraya membaringkan Wonhyun di atas tempat tidur mereka.

"baiklah" Hyungwon langsung masuk kekamar mandi sedangkan Wonho mengelap tubuh Wonhyun dengan air hangat sebelum kemudian dipakaikan piama.

Setelah memastikan anaknya tidur nyenyak, Wonho langsung memasuki kamar mandi yang dimana Hyungwon belum keluar dari sana.

"kau menungguku?" tanya Wonho saat melihat Hyungwon berendam di bathup seraya membuka pakaiannya.

Hyungwon mengangguk dan bergeser maju saat Wonho hendak duduk dibelakangnya, ia langsung menyandarkan punggungnya dengan nyaman di dada bidang Wonho.

Wonho sendiri memeluk Hyungwon dengan hangat seraya mengelus pelan perut rata sang istri.

"aku masih tak percaya dengan kejadian hari ini" ujar Hyungwon.

Wonho mengecup ringan bahu Hyunhwon. "aku sengaja melakukannya, sejujurnya semuanya telah aku persiapkan. Hanya saja tanggal pernikahan Shownu hyung dan Kihyun ternyata berada sebelum pernikahan kita."

"aku selalu berusaha menghargai setiap usaha mu hyung, karena aku tahu kalau segala sesuatu pada dasarnya tidak ada yang gampang."

"mulai saat ini kita akan mulai sama-sama belajar, aku belajar menjadi suami dan ayah yang baik dan kau juga belajar menjadi istri dan ibu yang baik. Aku ingin sekecil apapun masalah yang akan datang, kita selesaikan bersama-sama. Katakan apapun yang kau butuhkan dan aku akan berusaha untuk memenuhinya, apapun itu."

Hyungwon tersenyun dan memejamkan matanya, berusaha menikmati kenyamanan yang kini mengelilinginya. Berada dipelukan yang benar-benar membuatnya aman dan nyaman benar-benar menyenangkan.

Dalam hati ia berkata pada dirinya sendiri, setiap orang pasti melakukan kesalahan, namun selalu ada kata kesempatan kedua bagi setiap orang itu sendiri. Memberi kesempatan kedua juga bukan pilihan yang buruk, karena dengan kesempatan kedua kita bisa memperbaiki kesalahan sebelumnya dan berusaha agar tak mengulang kesalahan yang sama.

Hidup itu memang rumit, namun dibalik itu semua ada skenario menakjubkan yang tak akan pernah terlupakan. Mau itu buruk atau baik, semuanya sudah ada yang mengatur.

End
-------------------
Maaf kalo feelnya ga dapet🙏🙏

Terima kasih karena telah menyukai karya aku yang masih dalam tahap belajar ini.

See you in my another art👋

Because you are my life [Hyungwonho] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang