05

3.3K 356 30
                                    

Pagi-pagi buta Wonho sudah berada di depan gedung apatemen Hyungwon, ia menyewa mobil untuk mengikuti kemanapun Hyungwon pergi. Ia tak akan melepaskan Hyungwon lagi, sudah cukup baginya kehilangan Hyungwon dulu.

Sebuah mobil putih keluar dari basement gedung apartemen yang sedari tadi diintainya, dengan cepat Wonho tancap gas saat melihat siapa yang mengemudi. Dengan sabar ia mengikuti mobil tersebut hingga ia menyerngit saat mobil tetsebut berhenti di depan sekolah dasar, ia menghentikan mobilnya di jarak aman dan dapat melihat keseluruhan. Dapat ia lihat kalau Hyungwon turun dari balik pintu kemudi, dan Hyungwon seperti tengah memanggil seseorang.

Hati Wonho berdebar tak karuan saat melihat sosok anak kecil yang keluar dari pintu belakang, anak tersebut terlihat memotong omongan Hyungwon yang sedang berbicara. Tanpa sadar Wonho meremat dadanya saat melihat Hyungwon mengecup kening bocah tersebut sebelum kemudia kembali masuk kedalam mobilnya.

Deg

Mendadak Wonho merasa sesak saat pandangan mereka tak sengaja bertemu, mata itu sama persis dengan matanya. Tanpa diduga ia turun dari mobil dan bergegas menghampiri bocah tersebut, Wonho juga tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, yang jelas ia hanya mengikuti kata hatinya.

Bocah tersebut, Wonhyun masih dalam posisi yang sama saat Wonho telah berdiri dihadapannya, ia menatap Wonho dengan tatapan bertanya.

Wonho mensejajarkan tingginya dengam bocah dihadapannya, hingga mereka benar-benar beradu tatap.

"excuseme, can i help you sir?" tanya Wonhyun.

"what is your name boy?"

Wonhyun menyerngit bingung. "i'm Wonhyun"

"are you Korean?"

"yes, why?"

"bisa bicara menggunakan bahasa Korea?"

"tentu"

Wonho tersenyum, entahlah ia merasa sedang berbicara pada dirinya sendiri.

"jika tidak ada yang akan ahjussi katakan, aku pamit karena sebentar lagi bel berbunyi" ujar Wonhyun.

"arraseo, belajarlah yang rajin." Wonho mengusak pelan rambut Wonhyun.

"ne" Wonhyun berjalan nemasuki sekolahnya.

Wonho menatap punggung kecil itu dengan sendu. "mungkinkah dia putraku?" monolognya.

Wonho tak akan mengelak kalau dulu ia pernah menyentuh Hyungwon berkali-kali, dan kemungkinan Hyungwon hamil itu cukup besar mengingat tak ada kelainan diantara keduanya dan setiap kali ia menyentuh Hyungwon, ia tak pernah memakai pengaman atau segela macam tektek bengeknya.

Wonho menatap telapak tangannya yang tadi mengusak rambut Wonhyun, dapat ia lihat ada sekitar dua helai rambut Wonhyun yang tersangkut di cincinya.

Tanpa berpikir lagi, Wonho segera bangkit dan berjalan menuju mobilnya. Tujuannya saat ini adalah rumah sakit terdekat, otak jeniusnya langsung bekerja saat melihat helai rambut berwarna hitam  tersebut.

✴✴✴✴✴

Hyungwon sampai ditempat kerjanya, ia tak bisa meninggalkan pekerjaannya akibat kejadian kemarin. Karena bagaimanapun, ia harus tetap propesional.

"eoh Hyungwon hyung?" itu suara Mark.

Hyungwon menoleh dan tersenyum pada Mark. "selamat pagi, Markeu"

"pagi hyung, apa hyung sudah merasa lebih baik?"

Hyungwon menganggukan kepala. "lagi pula aku tak bisa terus berlarut-larut bukan?"

Because you are my life [Hyungwonho] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang