12

2.3K 256 30
                                    

Setelah sekitar dua bulan, akhirnya Wonho memiliki waktu untuk menemui orang tua Hyungwon. Jadi disinilah mereka sekarang, duduk bersebrangan dengan dua orang paruh baya yang sedang menatap mereka datar. Untuk Wonhyun, Hyungwon menitipkannya pada Kihyun.

"jadi?" suara tuan Chae mengintrupsi keheningan.

Wonho menghembuskan nafas panjang untuk menetralisir kegugupannya. "untuk pertama-tama saya minta maaf karena tak bisa menepati janji yang pernah saya katakan saat pertama kali saya bertemu dengan anda, saya juga tidak akan menyalahkan Hyungwon karena pergi begitu saja karena saat itu juga saya kurang memperhatikan Hyungwon, seperti yang saya katakan tujuh tahuh yang lalu tepat saat Hyungwon pergi kalau saya akan berusaha untuk mencari Hyungwon, dan baru beberapa bulan kemarin saya bertemu kembali dengan Hyungwon di Callifornia, saya tidak tahu sama sekali kalau Hyungwon pergi dalam keadaan mengandung—" Wonho berhenti sejenak untuk menarik nafas karena tiba-tiba dadanya sesak untuk mengatakan hal selanjutnya. "Saya tak ingin berharap kalau anda akan kembali merestui saya untuk menikahi Hyungwon karena saya tahu tempat saya saat ini, namun jika anda memberikan satu kesempatan lagi pada saya, saya tak akan menyia-nyikannya."

Tak ada perubahan ekspresi dari wajah tuan Chae, itu membuat Wonho dan Hyungwon tambah gugup.

"sekarang kau orang terpandang, dan keselamatan Hyungwon pasti tak seaman dulu. Apa yang akan kau lakukan?" tuan Chae kembali angkat suara.

"saya akan menjaganya baik-baik, tak akan membiarkannya keluar seorang diri, dan menindak tegas kalau Hyungwon sampai terluka"

"menindak tegas?"

"menegur dengan tegas tapi jika sudah melewati batas akan saya reset ke jalur hukum atas tindakan diskriminasi"

Tuan Chae menyeringai. "apa yang kau miliki sehingga aku harus memberikan mu kesempatan?"

"saya memiliki rasa sayang  pada Hyungwon melebihi apapun, saya mencintai Hyungwon dengan sepenuh hati, Hyungwon adalah tanggung jawab saya, kebahagiaan Hyungwon adalah prioritas saya. Untuk finansial, saya baru saja meresmikan agensi milik saya pribadi, sebuah tabungan dengan atas nama Hyungwon cukup untuk menghidupi 10 tahun kedepan. Rumah di Paris, sebuah sekolah menengah di Ilsan, tiga sanggar tari di Jepang, semuanya atas nama Hyungwon."

Hyungwon menatap Wonho horor, ia tidak tahu sama sekali tentang apa yang dikatakan Wonho di akhir kalimatnya.

"jika pun anda tidak memberikan saya kesempatan, itu semua akan tetap menjadi milik Hyungwon. Itu hak nya."

"kau mengatakan itu hak sedangkan hubungan kalian hanya sebatas kekasih itupun dulu?" tuan Chae semakin gencar.

"saat pertama kali Hyungwon mempertemukan saya dengan anda dan hari itu juga anda memberikan restu pada saya, saya menetapkan pada diri saya sendiri kalau mulai saat itu Hyungwon sudah berhak apapun tentang saya, baik itu lahir maupun batin termasuk materi. Dan sejak saat itu juga, sekecil apapun penghasilan saya, setengah dari keseluruhan akan saya simpan di tabungan atas nama Hyungwon sebagai haknya. Bahkan hingga saat ini, saya tetap melakukannya." Wonho mengatakan itu semua dengan lugas dan tenang.

Hyungwon sudah tak tahu lagi harus mengatakan apa, bahkan matanya sudah berkaca-kaca saat ini. Sedangkan nyonya Chae tersenyum simpul, beliau tidak mempedulikan sebanyak apa harta Wonho, yang ia pedulikan adalah bagaimana Wonho menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan suaminya, begitu tenang bahkan beliau sama sekali tidak menemukan kebohongan di mata Wonho.

Tuan Chae tersenyun simpul. "jika kau menyakiti anak ku, aku tak akan memberikanmu kesempatan. Meskipun kau bersujud maupun mati sekalipun, aku tak akan memberikannya."

Wonho tak bisa menyembunyikan senyumannya, ia langsung berdiri. "gamsahamnida" ia membungkuk berulang kali sebelum memeluk Tuan Chae. "appa bisa langsung membunuhku saat itu juga jika aku menyakiti Hyungwon."

Because you are my life [Hyungwonho] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang