5

1.8K 177 2
                                    

saeng-il chukhahamnida.
saeng-il chukhahamnida.
saranghaneun min yoongi
saeng-il chukhahamnida.

Suara nyanyian dan tepuk tangan menggema di sebuah rumah yang sudah lama ditinggalkan. Ya, itu adalah rumah dimana tempat ketujuh pemuda biasa berkumpul.

Hari ini adalah ulang tahun Yoongi, dan teman-temannya merayakannya.

" hyung, cepat tiup lilinnya " pinta Jungkook semangat.

" benar, cepat hyung " Taehyung menimpali. Sedangkan yang lainnya cuma menyanyi dan bertepuk tangan.

"Ahh... Kalian tidak harus melakukan ini " keluh Yoongi merasa tidak nyaman. Apalagi dengan topi kerucut menghiasi kepala mereka, semakin membuat Yoongi tidak nyaman.

" apa maksudmu ? Ini hari ulang tahunmu tentu saja harus dirayakan. Apalagi kau berusia 20 tahun hari ini, tentu saja itu harus dirayakan " ungkap hoseok yang bertugas membawa kue rasa coklat dengan lilin angka 20 diatasnya.

" hyung, cepat lah tanganku mulai lelah " keluh Hoseok.

Yoongi meniup lilin yang ada diatas kue itu dengan cepat, " sudah kan ? " ucap Yoongi.

" Ya ! Bagaimana kau bisa langsung meniupnya ? Kau harus mengucapkan harapan dulu " omel seokjin.

" kau tidak mengucapkan harapan, hyung ? " tanya Jimin.

" aku sudah melakukannya " jawab Yoongi tak acuh.

" kapan ? Kami tidak mendengarnya " selidik Namjoon.

" yang kutahu itu harus diucapkan dalam hati bukan ? Apa kalian seorang peramal sehingga bisa mendengar isi hatiku, eoh " balas Yoongi.

" ah... Benar juga " Jungkook menyetujui. Yoongi mengangguk, sebenarnya dia tidak melakukan itu tapi dia harus berbohong, kalau tidak mereka akan menyuruhnya untuk mengulangi lagi dari awal.

" terima kasih sudah lahir, hyung " Jungkook memeluk Yoongi dengan erat.

" tetaplah bahagia " harap Seokjin sambil menepuk pelan pundak pemuda berkulit pucat itu.

" terima kasih sudah menjadi hyungku " Jimin mendekat dan memeluk Yoongi, Yoongi membalas pelukan Jimin dan mengusap punggung adiknya lembut

" terima kasih, untuk semua nya. Teman-teman " ucap Yoongi, jujur ia senang sebelumnya ia tidak pernah merayakan ulang tahunnya lagi setelah ibunya tiada.

" Baiklah ayo kita mulai pestanya " teriak Jungkook dan Taehyung semangat.

Mereka berpesta sampai tengah malam, Yoongi dan Jimin pulang saat hampir tengah malam.

" sepertinya kalian sangat bersenang-senang hari ini " suara Gimyung menghentikan langkah Yoongi dan Jimin yang baru datang.

" iya paman, hari ini adalah ulang tahun Yoongi hyung jadi, kami merayakannya bersama. Itu sangat seru " Jimin bercerita dengan semangat pada pria yang sudah mulai dekat dengannya itu.

" jadi hari ini adalah ulang tahun Yoongi ? " jawab Gimyung, Jimin mengangguk.

" ah... Bagaimana aku tidak tahu soal itu. Yoongi, bisakah kita bicara sebentar. Hanya berdua " pinta Gimyung menatap Yoongi yang memasang wajah dingin.

Yoongi menatap Jimin sebentar, " Jimin kau istirahat lah dulu an " ucap Yoongi, Jimin mengangguk sebagai jawaban.

" Ara... Bisakah kau antar Jimin " panggil Gimyung pada Ara agar mengantar Jimin ke kamarnya.

" baik, tuan " sahut Ara, wanita paruh baya itu dengan telaten menuntun Jimin ke kamarnya.

***

Angin malam yang sejuk sedang asik menggesekkan dirinya pada kulit pucat milik Yoongi. Dia sedang bersama Gimyung di balkon sekarang.

" pertama, kuucapkan selamat ulang tahun untukmu " Gimyung membuka pembicaraan antara mereka.

" terima kasih " jawab Yoongi dingin.

" kau tahu ? Sikap dinginmu membuat ku semakin menyukaimu " Gimyung tersenyum kearah Yoongi.

" apa yang ingin kau katakan ? Aku sudah lelah, aku mau istirahat " datar Yoongi.

" aku yakin kau sudah tahu apa yang ingin ku katakan. Sesuai ucapanmu beberapa hari yang lalu, mulai besok kau bisa bekerja dengan ku karena usia mu sudah tepat 20 tahun " ungkap Gimyung.

Yoongi terdiam, memang benar beberapa hari yang lalu ia menyetujui tawaran Gimyung. Setidaknya sekali agar dia bisa membayar hutang pada pria itu.

" aku tahu, tapi jangan sampai adikku tahu soal ini. Pastikan ini hanya diatara kita " pinta Yoongi.

" tenanglah, kupastikan adikmu tidak tahu soal ini. Ara akan membantu mengalihkan perhatiannya "  jelas Gimyung yakin.

Yoongi mengangguk lalu meninggalkan Gimyung dengan senyum kemenangannya.

10 menit sudah Yoongi hanya menatap adiknya, dan beberapa kali menghembuskan nafasnya kasar. " sampai kapan hyung akan menatapku ? Hyung juga harus tidur. Ada yang ingin kau katakan, hyung ? " suara Jimin yang tiba-tiba mengangetkan Yoongi disampingnya.

" hyung aku menunggu "

" Jimin ah, kau tahu kan kita tidak bisa terus tinggal menumpang disini ? " Yoongi memberanikan dirinya.

" hmm " Jimin hanya berdehem sebagai jawaban.

" jadi hyung memutuskan untuk bekerja mulai besok. Hasilnya bisa digunakan untuk menyewa apartemen, dan mungkin juga bisa mencarikan  pendonor mata untukmu " jelas Yoongi dengan hati hati.

" bukankah kubilang tidak usah terlalu memikirkan mataku, hyung ? Selama denganmu aku bahagia apalagi sekarang ada teman-teman yang lainnya. Tapi aku juga tidak bisa melarangmu, bagaimanapun juga kita tidak bisa terus bergantung disini, aku akan mendukungmu, hyung. Hwaiting " Jimin dengan semangat menyemangati Yoongi, pemuda berkulit pucat itu tersenyum, dia senang Jimin mendukungnya.

Apa kau akan tetap seperti ini setelah kau tahu apa pekerjaanku ?

Take My Eyes : Seoul VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang