8

1.4K 150 5
                                    

Suara pintu terbuka mengalihkan perhatian seokjin, Namjoon, dan Taehyung yang memeluk ibunya.

Memunculkan seorang dokter tampan dengan nametag Ahn Minhyuk di dadanya "keluarga pasien ?" tanyanya,

Seokjin berdiri menghampiri dokter itu "iya saya anaknya dok. Bagaimana keadaan ayah saya ?" Tanya pemuda itu khawatir.

Dokter itu menghela nafasnya pelan " orang yang mencoba membunuh ayahmu benar-benar tidak punya hati, dia menembak mata ayahmu tanpa ampun sehingga membuat mata ayahmu tidak berfungsi lagi" jelas dokter itu.

Mata Seokjin terbuka lebar mendengar penjelasan dokter tampan itu, sedangkan sang ibu sudah jatuh pingsan dipelukan Taehyung. "A-apa maksud dokter ?"Tanya Namjoon gagap.

" iya , orang yang mencoba membunuh ayahmu, ia menggunakan senapan dan mengarahkannya pada mata kiri ayahmu. Tapi kedua syarafnya menjadi tidak berfungsi karena peluru itu mengenai antara kedua saraf itu "  ungkap dokter bernama ahn minhyuk itu.

Kaki kekar Seokjin seakan lemas dan tidak bisa menopang tubuh jangkungnya, ia ambruk mendengar pernyataan itu, pundak lebarnya naik turun karena terisak.

Sedangkan Taehyung dan Namjoon hanya terdiam di belakang sana. " kami sudah mengambil peluru itu dari matanya, beruntung peluru itu tidak mengenai otaknya. jika sampai mengenai otak nya, mungkin beliau sudah tiada sekarang " jelas Minhyuk.

" apa... Kami bisa menjenguk ayah ?" tanya Taehyung di tengah isakannya.

Minhyuk mengangguk mengiyakan, sebelum pergi ia menepuk pelan pundak lebar Seokjin " kuharap kau sabar" ucapnya sebelum pergi keruangannya.

" hyung, kalian duluan pergilah. Aku akan menemani eomma disini " pinta Taehyung pada kedua hyungnya.

Seokjin dan Namjoon mengangguk lalu bergantian masuk ke dalam ruangan dimana tempat ayahnya terbaring lemas

Seokjin mengepalkan tangannya erat saat melihat ayahnya sudah terpasang banyak alat, yang membuat hatinya sakit adalah melihat mata sang ayah yang terbalut perban melingkar.

Mata yang selama ini menyemangatinya sudah tidak berfungsi lagi, siapa yang sudah tega melakukan ini pada mu ayah ?

****

"Aku" jawab Yoongi saat bibi ara bertanya siapa yang memasak untuk makan malam.

" astaga yoongi, kau tidak perlu melakukan ini, aku bisa memasak untuk kalian" ucapnya tidak enak.

" tidak apa bibi, lagipula ini sebagai tanda terima kasih kami karena selama ini bibi sudah merawat kami dengan baik " jawab Yoongi sambil tersenyum.

" Yoongi hyung benar bi, bibi makan lah juga " ajak Jimin.

Ara mengangguk lalu duduk disamping Jimin dan mulai makan malam bersama dua pemuda itu.

"Oh iya, mulai besok kami akan pindah dari sini " ucap Yoongi sambil mengunyah makanannya,
" kalian sudah mau pindah ?" tanya Ara.

Yoongi mengangguk sebagai jawaban, " bibi, datanglah ke tempat kami saat senggang ya " ucap Jimin ramah, " pasti sayang " jawab ara sambil mengusap pelan rambut Jimin.

Makan malam berakhir dengan Yoongi dan Jimin yang kembali ke kamar mereka, " hyung " panggilan Jimin mengalihkan perhatian Yoongi yang sedang merapikan pakaian mereka.

" hmm ? " jawab Yoongi.

" aku penasaran dengan dokter kim " ucap Jimin lesu.

Yoongi menghentikan aktifitas memasukkan bajunya, menoleh dan menatap tajam pada adiknya, "berheti memikirkan orang yang jelas-jelas merenggut kebahagiaanmu, Min Jimin " ucap Yoongi datar.

"Hyung"

"Tidurlah, besok kita pergi pagi-pagi" suruh Yoongi, Jimin hanya menurut ia merebahkan dirinya di tempat tidur berukuran sedang dan mulai terlelap dalam mimpinya membiarkan Yoongi memutar ingatannya.

"Kenapa kau diam, hyung ?" pertanyaan Wonwoo membuyarkan lamunan Yoongi.

" pria itu adalah ayah temanku, aku bingung apa aku harus melakukan ini " jawabnya.

"Apa dia pernah punya kesalahan pada mu ?" tanya Wonwoo.

"Bukan padaku, tapi adikku. Dia mengambil mata adikku untuk dipindahkan kepada putranya" jawab Yoongi dengan tatapan tajam mengarah dokter yang dulu sangat ia benci.

Smirk terukir di wajah Wonwoo "maka jadikan itu alasan untuk melakukan pekerjaan mu, kau harus singkirakan hati nuranimu agar kau bisa sukses, hyung." bujuk Wonwoo.

Yoongi masih ragu, apa ia benar-benar harus melakukan nya, satu tepukan di pundak membuat Yoongi akhirnya yakin, mata sipitnya yang biasanya menatap dingin pada orang-orang berubah menjadi lebih tajam menusuk bagai elang yang mengintai mangsanya, dengan perlahan ia mengarahkan senapan yang dibawanya ke arah dada dokter kim, tapi entah kenapa Yoongi ingin dokter itu juga merasakan penderitaan yang sama dengan adiknya, yaitu kehilangan matanya.

Yoongi mengubah rencana dan mengarahkan senapan itu pada mata kiri dokter tampan itu, dua tembakan ia lontarkan pada dokter kim, yang seketika ambruk dengan penuh darah di matanya.
Entah kenapa ada rasa senang di hati Yoongi,
"misi selesai" ucapnya menunjukkan senyum kemenangan dengan Wonwoo.

Satu tos menyelesaikan tugas pertamanya hari ini.

Yoongi melamun, ingatannya berputar di kepalanya tangan indahnya menghitung uang hasil pekerjaan kotornya hari ini.

Senyum nya terukir saat menghitung betapa banyaknya uang yang ia terima dalam satu pekerjaan.

Semua orang mungkin akan menganggapnya gila atai kejam karena setelah melakukan itu kepada ayah temannya ia menikmati hasilnya.

Tapi itulah yang ia pelajari selama ini, " orang lemah tidak dibituhkan di dunia ini " gumamnya.

Take My Eyes : Seoul VersionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang