2

59.5K 7.6K 1.1K
                                    

Pernah mendengar cerita tentang Cinderrella? Pasti kalian khususnya perempuan pernah mendengarnya. Itukan cerita dongeng yang amat terkenal dan banyak orang yang menginginkan hidupnya bak cinderrella. Dulu Jaemin tidak mengerti mengapa ibunya sangat suka menceritakan dongeng tersebut padanya kan dia laki-laki. Tapi sebenarnya ibunya dulu tanpa sengaja memberikan spoiler hidupnya di masa depan.

Lihatlah sekarang dia benar-benar bak Cinderrella, bagaimana tidak hidupnya itu sangat sederhana. Dia adalah anak yatim piatu begitu usianya memasuki delapan tahun, untungnya ada sang bibi yang mau merawatnya. Begitu dia beranjak remaja bibinya mengalami kecelakaan dan meninggalkannya lagi seorang diri. Dia mencukupi biaya hidupnya dengan bekerja serabutan, untung saja biaya sekolahnya tertutupi oleh beasiswa. Hingga dia berhasil mengambil gelar sarjana ekonominya. Jaemin terbiasa mandiri dan hidup apa adanya. Sampai Huang Renjun dan Lee Jeno datang dan kehidupan bak Cinderrella benar-benar akan dijalaninya.

* * *

"Kau jahat sekali. Aku pikir kita sahabat tapi kau tak memberitahukan apapun kepadaku kalau saja bukan Lee Jeno sendiri yang mengantarkan undangan pernikahan kalian aku mungkin benar-benar tidak tau" Omel Kim Yeri, sahabat Jaemin sedari SMA.

Jaemin meringis, bagaimana bisa memberitahu dia sendiri shock dengan pernikahan yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Semuanya terlalu cepat, baru kemarin rasanya dia ternganga mendengar apa yang dikatakan Renjun padanya dan Jaemin tidak ingat kapan dia mengangguk atau mengiyakan menikah dengan Jeno tau-tau saja di hari itu dirinya langsung dibawa ke kediamanan keluarga besar Lee dan diperkenalkan sebagai calon pasangan Jeno. Anehnya mereka tak mempersalahkan latar belakang kehidupannya bahkan mereka bersemangat langsung menentukan tanggal pernikahan, membungkam mulut Jaemin yang ingin protes. Dan dalam waktu kurang dari dua minggu dia harus berdiri di atas altar untuk mengucapkan janji pernikahan bersama dengan Jeno.

"Apakah Jeno mengundang semua teman-teman kita?" Tanya Jaemin pada Yeri, keduanya saat ini sedang beristirahat dikamar hotel tempat dimana resepsinya akan diselanggarakan malam nanti.

"Tentu saja" Jaemin ingin mencemburkan diri ke laut terdalam rasanya menengar jawaban Yeri.

"Bagaimana ceritanya kau bisa menikah dengannya sih? Kok aku tidak tau kalian pernah berkencan" Jaemin memijit pelipis, mendengar celotehan Yeri.

Jangankan Yeri dia sendiri saja bingung kenapa bisa menikah dengan Jeno. Jaemin sudah berusaha menolak pria itu tapi dia sama sekali tidak punya kesempatan, bagaimana bisa dia bisa menolak kalau setelah hari itu Jeno maupun Renjun seperti menghilang tanpa jejak meninggalkan Jaemin berserta seluruh keluarga Lee yang merecokinya dengan persiapan pernikahan dan memberikan semua petuah-petuah yang sekarang tidak bisa diingat Jaemin. 

Selama kurang dari dua minggu sebelum pernikahan dia selalu diantar jemput oleh orang-orang keluarga Lee, membuatnya tidak bisa mencari kemana Jeno dan Renjun untuk menuntut penjelasan. Dan dia baru bisa menemui kedua orang itu tadi saat dia memasuki kapel.

"Kau tau ponselku hampir meledak karena saking banyaknya yang mengirim pesan untuk bertanya mengenai dirimu dan Jeno" 

Jaemin memejamkan matanya, dia terlalu lelah dan matanya sangat mengantuk. Beberapa hari terakhir ini dia memang jarang tidur, mungkin karena stress.  

"Jaemin-ah"

Masih dapat didengar Yeri memanggil tapi kantuknya tidak bisa dapat ditahan lebih lama.

Perlahan tapi pasti Jaemin jatuh kedalam dunia mimpinya.

* * *

Jaemin memasang senyum palsunya menyambut tamu-tamu yang hadir, dia benar-benar tidak mengenal semua tamu-tamu ini.  Tapi, kata tunangan sepupu Jeno yang bernama Lee Dongyuck atau dia maunya dipanggil Haechan. Semua tamu yang hadir kebanyakan adalah para pemegang saham, jejeran direktur perusahaan, pengusaha-pengusaha baru, mitra perusahaan dan tentu saja keluarga Lee serta teman-teman Jeno dari mulai tk sampai kuliah. Tamu Jaemin? Jaemin tidak mengundang siapa-siapa kecuali Seulgi nuna dan Wendy nuna yang sudah dia anggap sebagai saudaranya. Itu pun, dia dipaksa mengundang mereka oleh para sesepuh keluarga Lee. Jangan lupakan  ada banyaknya nyamuk pers di area sekitar hotel yang menunggu keluarga Lee menyampaikan sepatah dua patah kata mengenai pernikahan sang pewaris.

"Ya ampun Jaem! Ini beneran kamu yang married sama Jeno?!!" Daehwi masih tidak percaya, sebenarnya hampir semua orang masih tidak percaya pada pernikahan tidak terduga ini. 

Jaemin dengan sedikit tidak nyaman tersenyum, dia melirik Jeno disebelahnya yang malah menampilkan raut wajah datarnya. 

"Selamat ya Jen! Selamat ya Jaem! cepat kasih aku ponakan!" Si biang kerok lainnya heboh menjabat tangan Jeno lalu Jaemin.

Jaemin benar-benar ingin mencakar wajah tersenyum bahagia Renjun, bagaimana bisa dia menampilkan senyum tidak bersalah itu saat dia yang membuat Jaemin merasa bingung dan linglung dengan apa yang terjadi.

"Kalian berhutang penjelasan denganku" Jaemin berbisik menekan kata-katanya  saat Renjun memeluknya. 

"Ah aku akan menjelaskannya kalau kau mau cerita sehebat apa Jeno di atas ranjang" Renjun dengan nada menggoda membalasnya.

"Selamat malam pertama~ Jaem" Renjun mengerling begitu dia melepas pelukannya.

Jaemin menatapnya tajam.

"Huang sialan!" jeritnya dalam hati.

* * *

"Semoga dia straight, semoga dia straight. semoga dia straight, semoga dia straight!"

Jaemin terus mengguman kecil dikamar mandi, dia terlalu takut untuk keluar kamar mandi. Takut diserang oleh lelaki tampan, kaya dan rupawan yang bernama Lee Jeno yang sialnya kini telah resmi menjadi pasangan hidupnya.

"Haechan sialan!" akhirnya dia mengutuk.

Tunangan Mark Lee, sepupu dari Jeno itu benar-benar jahil. Dia tanpa sepengatahuan Jaemin, mengambil kopernya membuatnya kini hanya memakai bathrobe. Ini salah Jaemin sendiri, kenapa tadi dia tidak mengecek kopernya dulu dan malah langsung ke kamar mandi. Pakaiannya yang dikenakannya saat resepsi tadi juga sudah terlanjur basah.

Tok

Tok

"Na Jaemin mau sampai kapan kau didalam sana?"

Suara maskulin nan berat itu terdengar dari balik pintu, Tidak diragukan lagi itu Lee Jeno!. Jaemin semakin mengencangkan bathrobenya.

"Kalau kau tidak membuka pintu, aku akan mendobraknya!" Ancaman datang membuatJaemin yang sudah bertekad untuk menghabiskan malamnya dikamar mandi menjadi mengurungkan niatnya.

"Jaemin bisakah kau keluar dulu? aku hm- mulai tidak tahan!"

Jaemin melebarkan matanya, dia menjadi panik ini maksud Jeno tidak tahan apa?!!.

"TIDAK MAAAUUU!!" Teriak Jaemin.

"Jaemin! Ayolah buka aku benar-benar tidak tahan lagi"

Jeno terus menggedor pintu kamar mandi. 

"Tidak mau! walaupun kau pasanganku sekalipun aku belum mau disentuh olehmu!" teriak Jaemin, Jaemin memeluk kedua lututnya.

"Hah?! Apa maksudmu?" Tanya Jeno dari balik pintu.

"Jaemin buka pintunya cepat! aku tidak mau mengompol  disini!"

Eh!



Marrying Crazy RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang