25

37.2K 5K 1K
                                    

Alunan melodi musik klasik mengalun lembut di udara menambah kesan mewah pesta malam ini. Seluruh keluarga aristokrat dan keluarga terhormat berkumpul untuk menikmati pesta tahunan keluarga Lee. Setelah menyapa matriarch dan memberinya beberapa kata sanjungan. Beberapa dari mereka sibuk berkumpul sembari membicarakan kehidupan masing-masing ah. Hal yang biasa mereka lakukan yah bahasa halusnya sih pamer. Wajah-wajah angkuh itu sesekali tertawa renyah dengan gaya yang dibuat sesopan mungkin. Kepalsuan-kepalsuan lain mereka tunjukkan demi menjaga wibawa di hadapan yang lainnya.

Para keluarga Lee disisi lain sibuk menjamu para tamu yang lain dengan hormat. Sorotan utama yaitu Lee Jaemin sebagai menantu utama yang mengatur pesta hanya tersenyum ramah kala para tamu melemparkan pujian dan sanjungan. 

Penampilan Jaemin malam ini sangat manis walaupun mengenakan tuxedo rancangan desainer Chittaphon Leechaiyapornkul. Jaemin tidak menyangka desainer dengan nama yang susah dia sebut itu adalah kakak sepupu Haechan dan juga merupakan pasangan hidup dokter hidup Johnny.

"Kau kelihatan pucat... Jika merasa tidak enak tidak badan, kau bisa istirahat di atas" Suara penuh perhatian dari belakang punggung Jaemin terdengar. Jaemin segera membalik tubuhnya, pandangannya jatuh pada Seungmin yang menatapnya penuh perhatian.

"Aku baik-baik, hanya sedikit lelah. Tidak perlu khawatir" Jaemin menenangkannya. Seungmin tersenyum dan tidak berkata apa-apa lagi.

* * *

Jeno memandangi pantulan dirinya di cermin, gurat-gurat kelelahan terlihat jelas di wajah tampannya. Pekerjaannya yang sangat banyak begitu menyita pikirannya, belum lagi keluarganya yang mulai membuat ulah dengan terus mencoba mengghasut orang-orangnya untuk berkhianat. Jeno lelah... sangat lelah...

"Menjaga sesuatu itu lebih sulit daripada mendapatkannya"

Senyum Jeno muncul saat mengingat sebaris kalimat yang keluar dari bibir tipis Jaemin. Si manis itu, rubah kecilnya... Jeno menghela nafas percakapan mereka semalam membanjiri kepalanya. Dia sudah mulai berani mengancam Jeno dengan keras. 

Awalnya mereka menghabiskan malam dengan sangat panas, sebelum Jaemin dengan tatapan berbahayanya bertanya "Suamiku yang tampan, kau sudah merengkuh madu dariku. Dan menghisapku hingga ke tulang. Di masa depan bagaimana jika aku tidak menarik lagi? Kau ingin aku disisimu selamanya tapi kau mempunyai taman bunga yang indah. Aku harus khawatir bukan?" 

Jeno mencium bibir tipis Jaemin sekilas sebelum berbisik lembut "Aku tidak akan peduli dengan taman bunga... Bagiku hanya ada satu penghuni taman bunga yaitu Lee Jaemin"

Jaemin tertawa keras, "Jadi kau menganggapku penghuni taman bunga? Bukan orang yang ada di hatimu seperti yang Seungmin lakukan?" Sindir Jaemin. Jeno menatap Jaemin dengan tatapan rumit. Jaemin membentuk pola bundar di dada telanjang Jeno dengan jari telunjuknya.

"Mr. Lee, aku sungguh tidak peduli dengan perasaanmu.  Selama ini kau menjaganya dengan hati-hati selayaknya merawat benda mahal yang rentan pecah. Tapi, apakah kau pernah tau kalau diriku lebih berbahaya dari orang-orang yang kau coba jauhi dari dirinya?" Jaemin menusuk jari telunjuknya di dada Jeno.

"Kau tidak takut akan menghadapiku?" Tanya Jeno dengan datar, Jaemin tersenyum. Dia mencium dagu Jeno sebelum menempatkan kepalanya kembali di dada bidang Jeno.

"Tentu... Aku sangat takut"

Tok Tok Tok

Lamunan Jeno segera buyar, dia membuka pintu dan ada Mark di depan pintu dengan senyumnya.

"Jen... Para tamu menunggumu"

Jeno mengangguk,  dia sekali lagi memastikan penampilannya sebelum melangkah pasti keluar kamar diikuti Mark.

Marrying Crazy RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang