18

41.6K 5.9K 1K
                                    

Dengan tenang Jeno memasuki kamar matriarch, para pelayan segera membungkuk padanya. Nancy yang berlutut segera berdiri, matriarch melotot marah padanya. Bibi Kim disisi lain mengencangkan cengkraman pada roknya, dia berharap tuan muda tidak mendengar apa yang dikatakan Nancy.

"Kakak sepupu" Sapa Nancy lembut.

Jeno mengeryitkan keningnya. 

"Cucu menyapa nenek, musim dingin sudah tiba. Rasa khawatir nenek akan masuk angin memenuhi hatiku. Apakah nenek merawat diri dengan baik?" Tanya Jeno.

Matriarch segera santai, nada bicara Jeno sudah tenang tidak berapi-api lagi seperti kemarin. Dia masihlah nenek yang membesarkannya, anak berbakti seperti ini membuat matriarch puas.

 "Wanita tua ini sangat baik, bibi Kim membuat sup tahu serta beberapa cookies jahe. Wanita tua ini akan meminta Han-ssi mengantarkannya beberapa untukmu. Kau juga harus merawat tubuhmu" Matriarch menatap Jeno penuh kasih sayang.

Jeno tersenyum dangkal, lalu pandangannya di arahkan pada Nancy. Nancy menundukkan kepalanya. Dia sedikit gugup.

"Aku harus berterima kasih padamu sepupu"

Baik matriarch maupun Nancy tertegun.

"Kalau bukan karena dirimu yang bertukar beberapa kata dengan Jaeminku, aku mungkin masih ada di kegelapan." 

Wajah matriarch pias.

"JENO-YA!!" Matriarch berteriak dengan kerasnya. 

Jeno masih keras kepala mempercayai ucapan Nancy, ini tidak bisa dibiarkan. Dia yang di fitnah dan Nancy malah dipuji didepan matanya. Matriarch merasakan iritasi di hatinya. Dan tidak bisa lagi menahan kedinginan dihatinya untuk Nancy. Bibi Kim segera mengelus lembut tangan matriarch.

"Kakak sepupu, ini tidak bisa apa yang niatku inginkan. Aku tidak bisa menahan diri, karena kakak sepupu ipar menuduhku ingin merebutmu. Aku jadi berkata yang tidak-tidak dengan menyeret nenek. Di dalam keluarga, nenek adalah yang paling menanti 'cicitnya'. Jadi, kumohon tolong maafkan aku" Nancy berkata sembari kembali berlutut tapi kini ia berlutut didepan Jeno.  Dia tau, matriarch sangat marah karena fitnahnya, dia juga tidak ingin lebih dibenci jadi meminta pengampunan dengan masih menyudutkan Jaemin yang menjadi sumber kesombongan ucapannya. 

Jeno mengalihkan pandangannya ke guci mahal yang ada dikamar matriarch.

"Aku kehilangan darah dan daging. Bagaimana nenek bisa membayarnya?" 

Pertanyaan Jeno memang tidak ada korelasinya dengan ucapan Nancy tetapi matriarch sangat paham. Keluarga Lee sudah terbukti berencana membunuh anaknya sesuai perkataan Nancy, jika dia tidak bisa membuktikan diri akan ketidakbersalahannya maka Jeno masih menunduhnya.

Matriarch memejamkan matanya.

"Wanita tua ini sudah bersumpah demi lelulur Lee Jaemin adalah satu-satunya cucu menantu utama. Posisinya tidak akan pernah diganti oleh siapapun. Dan untuk Nancy, dia sudah memasuki usia menikah. Wanita tua ini akan mencarikan calon yang terbaik untuknya dan membiarkan dia mengelola perusahaan cabang di Wina. Dia juga tidak akan diijinkan kembali setelah lima tahun kedepan" 

Nancy telah menyebabkan hubungan nenek-cucu menjadi sangat kacau, sehingga sebagai imbalannya dia harus ditendang keluar dari keluarga Lee. Ini juga sebagai bentuk wujud ucapan Nancy karena mengelak ingin merebut Jeno.

"Nenek!!" Nancy menatap matriarch tidak percaya.

Jeno mengangguk puas. Saat ini manor dikendalikan dibawah matriarch, siapa yang berani menentangnya? Bahkan jika bibi Sulli menangis air mata darah demi putrinya dia tidak bisa mencegah matriarch.

Marrying Crazy RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang