Satu misi yang dapat mengubah segalanya, bersama cinta.
Ini bukan misi semacam pertualangan. Namun, misi yang mengantarkan kita ke jalan yang berlika-liku dengan cinta.
Kebenaran demi kebenaran terungkap.
Awalnya biasa saja, namun lelaki tampan i...
Jelas sangat ada, apalagi besok adalah hari weekend, yaitu hari Sabtu.
Cacha Berlin A. Ada, kenapa Dev?
Devin Arexa Keluar yuk, Sharelock alamat Ca.
Cacha Berlin A. Mau kemana, Dev? Location of Cacha.
Devin Arexa Ada deh. OTW jemput ya.
Cacha menepuk pipi nya berulang kali.
"Gue ga mimpi kan?" katanya berbicara sendiri.
"Oh, come on, Ca! Devin ngajakin lo jalan!!!" kata nya sambil guling-gulingan dikasur.
"Pake baju apa? Pake baju apa?" kata Cacha membuka lemari baju lalu sibuk mencari baju yang bagus dipakai olehnya saat ini.
Cacha mengambil baju panjang dengan menggunakan rok sepaha.
"Kayak gini aja deh," katanya sambil berselfi dikaca kamarnya.
Cekrek.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah itu Cacha memakai make up dengan sangat tipis, kulitnya pun sudah jauh dari kata putih. Ya, kulit Cacha sangat putih.
Kemudian Cacha memakai Lipbalm dengan sangat irit, ia ingin terlihat tampil dengan natural.
Sepuluh menit kemudian.
TING-TONG.
Mama Cacha keluar menyapa tamu yang baru datang.
"Temennya Cacha ya?" tanya Mama Cacha.
"Iya Tan," kata Devin membungkuk dengan sangat ramah. Sejujurnya Devin sangat bingung, dalam benaknya bertanya "ini Kaka Cacha atau Mama nya? Mukanya kok muda banget,"
Devin ingin bertanya seperti itu, tapi takut terlihat tidak sopan.
"Ayo masuk! kamu jangan sopan-sopan banget sama Tante, Tante masih muda lhoo," kata Mama Cacha dengan tatapan genit sambil menepuk pundak Devin.
"Eh, Oke Tante," kata Devin bergidik ngeri ketika Mama Cacha mengedipkan sebelah matanya.
"Tante panggilin Cachanya dulu, kamu duduk dulu aja ya," kata Mama Cacha sambil pergi ke kamar Cacha.
