Pencet tanda bintang di pojok kiri dulu yuukk:))
Cacha dan Devin sudah selesai dengan acara menonton filmnya, mereka memutuskan untuk pergi makan sebelum pulang.
"Seru banget ya cerita filmnya, bikin baper," kata Cacha.
Apalagi kalo nonton bareng sama cowok gini, berasa sama pacar. Lanjut Cacha dalam hatinya.
"Iya, apalagi nonton bareng sama orang yang kita sayang," kata Devin yang menyambung apa yang dipikirkan Cacha.
Cacha yang merasa tersindir mencoba untuk membayangkan bahwa orang yang yang disayang Devin bukanlah dirinya, Cacha tidak ingin ge-er dulu kali ini.
"Maksud Devin apa? uhuk." tanya Cacha sambil terbatuk kecil untuk menghilangkan ludah yang susah ditelannya.
"Ga usah dipikirin, Ca." kata Devin dengan nada sedikit kecewa.
Kata orang cuma cowok doang yang ga gampang peka, cewek juga. Kata Devin dalam hati.
"Devin kok kayak kecewa gitu ngomongnya?" tanya Cacha.
"Ada sesuatu ya?" tanya Cacha lagi.
"Ga kok, mau makan ditempat yang mana, Ca?" Tanya Devin.
"Seterah Devin, Cacha ikut aja." jawab Cacha.
"Oke sip," kata Devin.
Mereka berjalan menuju ke salah satu kafe yang ada di Mall tersebut, ketika mereka berdua ingin masuk ke dalam kafe itu, tiba-tiba saja ada seseorang yang sedang berjalan terburu-buru berjalan keluar kafe hingga tubuh Cacha tertabrak olehnya.
Bugh.
Bunyinya memang tidak terlalu keras tapi dapat membuat orang yang ditabraknya merintih kesakitan.
"Arghs," rintih Cacha.
"Ca, lo gapapa?" tanya Devin yang berubah panik seketika.
"Ahs gapapa kok," kata Cacha sambil memegangi pundaknya dan berusaha menutupi rasa nyeri yang sedang dirasakannya.
"Lo bisa jalan hati-hati ga sih?" tanya Devin pada orang yang menabrak Cacha.
Devin tidak bisa melihat orang yang menabrak Cacha karena terhalang oleh topi sedang dikenakan orang itu, tapi Devin tahu bahwa orang yang menabrak Cacha adalah seorang pria.
Orang yang menabrak Cacha ini malah pergi tanpa memperdulikan apapun seakan tak terjadi masalah.
"Tunggu dulu!" seru Devin sambil menahan tangan pria itu.
"Lo harus minta maaf dulu!" lanjut Devin.
Namun orang itu malah enggan menengok ke arah belakang.
"Lo punya telinga ga sih?" Tanya Devin lagi, Devin sudah cukup geram karena orang yang berada dihadapannya tak kunjung membuka suara, apalagi mukanya pria itu tertutup oleh topi yang membuat Devin semakin susah menebak siapa orang ini sebenarnya.
"Sorry," kata pria itu sambil mendongak ke arah Devin.
"Rey?!" kata Devin terkejut.
"Kenapa lo bisa ada disini?" Lanjut Devin sedangkan Cacha yang melihat itu menutup mulut tak percaya.
Rey beranjak pergi tanpa menjawab pertanyaan orang disekitarnya yang sedang menatapnya tak percaya.
Cacha menjadi gugup setengah mati, apa jadinya bila Rey melihat dirinya bersama Devin? Apakah misinya akan berjalan lebih lama karena kejadian ini?
Ya tentu saja Cacha sangat takut, jangan sampai Rey tahu bahwa dirinya menyukai Devin, sahabat Rey sendiri. Ini akan sangat berbahaya, bisa-bisa Rey takkan percaya bahwa Cacha menyukai nya. Ya, meski hanya pura-pura suka demi misi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION WITH LOVE
Teen FictionSatu misi yang dapat mengubah segalanya, bersama cinta. Ini bukan misi semacam pertualangan. Namun, misi yang mengantarkan kita ke jalan yang berlika-liku dengan cinta. Kebenaran demi kebenaran terungkap. Awalnya biasa saja, namun lelaki tampan i...