"Kamu dimana?"
"Ini baru jalan keluar, kenapa?"
"Ngga, cuma khawatir aja ini udah malem soalnya."
"Udah gapapa, kamu siap-siap aja mau makan malem kan?"
"Iya, atau aku jemput kamu dulu?"
"Ini masih daerah kampus, gausahlah."
"Aku suruh Samuel jemput kamu ya?"
"Udahsih gapapa, ini aku lagi nunggu bus kok kamu dimana?"
"Ini lagi nunggu keluarga Wendy, aku telfon jennie suruh jemput kamuya? Atau kamu baliknya bareng Jackson aja, dia ada bimbingan jadi masih disana kayaknya. Mau?"
"Ngga usah ihh ngapain coba? Udahlah gapapa aku masih inget jalan pulang Mark gaakan nyasar."
"Iya tapi Jisoo—"
"Udahya busnya udah dateng nih, bye!"
—tut.
Jisoo jalan kearah halte bus masih sambil ngegenggam handphone berwarna ungunya. Iya, Jisoo bohong sama Mark bilang kalau busnya udah datang padahal dia baru aja mau jalan kehalte deket kampusnya.
Ini udah jam 8 malem dan bus terakhir baru dateng sekitar 20 menit lagi, akhirnya Jisoo milih buat mampir ke cafe yang ada disebrang halte buat sekedar beli kopi pengusir kantuk.
"Mba coffee latte satu, sama tiramisu cake nya satu dibungkus." pesan Jisoo yang dibalas anggukan dan senyum penjaga kasir dicafe itu.
"Silakan, terima kasih."
Setelah itu Jisoo jalan kearah luar, Jisoo mutusin buat nunggu dihalte bus karena takut keasikan kalau nunggu dicafe berwifi gini.
Jisoo sibuk megang bungkusan makanannya dan membalas pesan Jennie, awalnya Jisoo mau balik bareng Jennie tapi karena Jisoo ada siaran mendadak akhirnya Jennie pulang duluan dan sekarang Jennie nawarin buat jemput dia dan Jisoo yakin itu semua pasti kerjaan Mark.
"Gausah jen, lagian bentar lagi busnya dateng. Disini juga gasepi-sepi amat." ucap Jisoo sembari jalan kearah zebra cross untuk menyebrang.
"Gue juga males kalau kudu jemput lo, tapi ini pacar lo nelfonin gue muluu!" gerutu Jennie.
Percakapan itu terus berlanjut saking asiknya, Jisoo jalan kearah jalan raya tanpa perhitungan.
"Hahaha gausah dibales jen—"
"AWAS!!!" teriak perempuan dari arah sebrang yang ngebuat Jisoo sadar ada mobil dari arah kirinya, dengan sigap Jisoo lari kearah depan.
Ckitt.
Bruk.
"Ash." rintih Jisoo sebelum kesadarannya hilang.
"Jis? Jisoo? Woi!!! Galucu!! Anj—."
—tut.
-----
"Lo tuh anjir! Kalau jalan tuh pake mataa!! Gangerti lagi gue, lo jalan kayak gimana coba Thalia Jisoo. "
"Yagitulah, pake kaki." jawab Jisoo santai.
"Terserah! Untung ada yang nolongin! Coba kalau kagak? Gue pasti lagi ngurus surat kematian lo!" ketus Jennie yang milih duduk dikursi samping brankar Jisoo.
"Lebay! Gue itu cuma keserempet motor Isabella Jennie, bukan keserempet tronton."
"Ngomong jangan sekata-kata woi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔
Fanfiction[c o m p l e t e d] Muka polos, bukan berarti harus berhati malaikat 'kan? Kalau jadi iblis lebih asik, kenapa nggak? ↪ ▶Bahasa nonbaku, a little bit harsh word and typo ▶Started»5 Juli 2019 ▶Ended»02 April 2021