Hypocrisy | 16

1.5K 284 57
                                    

Seperti biasa cerita ini chapternya panjang mulu, jangan bosen yaaa hehe
Happy reading!!!
-----

Tepat jam 8 malam Mark milih buat pulang, karena ternyata Samuel udah nunggu Mark—lebih tepatnya nunggu pesanan makanan yang dititip lewat Mark.

"Kamu kok bisa lupa sih Samuel titip makanan?" cerca Jisoo untuk yang kesekian kalinya setelah mereka jalan ke arah mobil Mark.

"Bener deh Ji aku lupa, gapapalah palingan dia udah pesen delivery juga atau mentok-mentok dia masak mie instan." setelahnya Mark masuk ke dalam mobilnya dan Jisoo milih buat ngebuka gerbang rumahnya supaya Mark bisa ngeluarin mobilnya.

"Tapi tetep aja! Sebelum ke apartemen jangan lupa beliin titipan Samuel ya!" perintah Jisoo yang dibalas anggukkan Mark.

"Besok aku gabisa ke sini buat nganter kamu ngampus, gapapakan?" tanya Mark dengan posisi dia duduk di dalam mobil, sedangkan Jisoo berdiri dan sedikit merundukkan kepalanya ke arah kaca samping mobil.

"Iya gapapa, jadi acaranya?" tanya Jisoo yang dijawab anggukkan kecil oleh Mark. Jadi tadi di dapur Mark bilang kalau besok dia ada acara gitu sama temen-temen seangkatannya, semacam acara syukuran buat mereka yang lulus sidang akhir dan mau wisuda. Mark udah ngajak Jisoo buat ikut sama dia besok, tapi Jisoo tetep gamau ikut karena di acara itu bakal banyak temen Mark yang gatau hubungan mereka jadi dari pada memperumit lebih baik dia gaikut dulu. Dalam artian mereka masih tetep backstreet, untuk sementara waktu.

"Yaudah pulang gih, nanti telat bangun lagi." tutur Jisoo.

"Besok pagi bangunin ya!" pinta Mark yang dibalas dengusan malas oleh Jisoo. Mark ini memang kadang susah bangun pagi dikeadaan tertentu, contohnya kalau mau ada acara besok paginya.

"Jangan disilent handphonenya! Kalau disilent 'kan percuma juga aku nelfonin kamu." ucap Jisoo yang lebih cenderung seperti sedang menggerutu. Belajar dari pengalaman, pernah beberapa kali Jisoo usaha buat bangunin Mark lewat panggilan telepon tapi tetep aja Mark nggak angkat telfon Jisoo. Ternyata handphone Mark di mode silent, dan akhirnya Mark telat buat masuk kelas waktu itu.

"Iya, iya. Yaudah aku pulang dulu ya si Samuel udah nelfonin mulu, kalau aku udah maju dikit kamu langsung masuk ya!" perintah Mark.

"Siap tuan muda!" canda Jisoo sembari negakin badannya dan mulai sedikit ngejauh dari mobil Mark.



Sebelum tidur Jisoo nyempetin buat meriksa pesan masuk dari Mark yang ngasih kabar kalau dia udah sampai apartemen. Mark juga ngabarin kalau kemungkinan besar lusa dia baru pulang, karena Mark sama temannya yang lain memang milih buat ngadain acaranya di villa yang ada di puncak.

Sebenernya Jisoo sih mau aja ikut, tapi kalau dia ikut orang-orang bakal mikir yang aneh-aneh tentang hubungan mereka. Ya meskipun memang kenyataannya hubungan mereka udah aneh dari lama, tapi tetep aja untuk diketahui banyak orang itu bukan pilihan yang bijak.

"Disana banyak cewek-cewek juga ga ya?" gumam Jisoo sedikit was-was. Dia bukannya gapercaya sama Mark, cuma overthinking itu gabisa dihilangin.

Apalagi Jisoo inget banget sama beberapa quotes yang bilang kalau sekalinya cowok selingkuh, gaada jaminan dia gaakan ngelakuin itu lagi. Jisoo 'kan jadi was-was.

"Bodo amatlah!" setelahnya Jisoo maksain dirinya buat tidur supaya besok bisa bangun pagi.




-----

"Ciee, baru juga jadi pacar resmi udah ditinggal aja." celetuk Lisa malam itu. Mereka berempat—Lisa, Rose, Jennie dan Jisoo—memang lagi video call, karena gabut katanya.

Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang