Hypocrisy | 08

2.4K 337 13
                                    

Siang ini Jisoo masih diam bermalas-malasan dirumah karena ternyata udah ada yang ngirim surat keterangan kalau dia gaakan masuk selama seminggu, dan bisa dipastiin yang ngirim itu pasti ayahnya.

Jisoo kira ayahnya gabakal tau kalau dia kecelakaan, padahal Jennie udah bilang gangasih tau ortunya tapi ternyata mata sama telinga ayahnya ada dimana-mana.

Awalnya Jisoo ragu waktu dapet telfon dari Jennie sama Nayeon kalau dia gaperlu masuk dulu bahkan sampai seminggu padahal Jisoo udah ngerasa lumayan fit, udah gitu tiba-tiba adek sepupu Jisoo Muhammad Yedam sama Junkyu Abdullah datang kerumahnya bawa 2 koper gede dan dengan santainya bilang,

"Hai teh Jisoo! Kata tante, Yedam sama abang disuruh nemenin teteh sampe sembuh oke!"

"Teteh butuh apa? Pasti Ajun siapin!"

Itu kata mereka waktu pertama kali Jisoo ngebuka pintu rumahnya, katanya sih gitu tapi nyatanya mereka hampir seharian main ps di rumah Doyoung Febian dan baru pulang tengah malem itupun kalau inget pulang kalau ngga ya bablas di rumah Doyoung tetangga Jisoo. Tapi berkat itu Jisoo jadi punya waktu berduaan sama Mark, kayak sekarang.

"Udah makan?" tanya Mark masih terus meluk Jisoo dari arah samping diranjang kamar Jisoo.

"Udah, tadi bibi buatin bubur. Kamu udah makan?"

"Belum sihhehe, tapi Jackson lagi beli pecel kok didepan komplek."

"Ohh baguslah kamu harus makan biar gakurus kerempeng kayak gini!" ucap Jisoo. Semenjak ada Yedam sama Junkyu dirumahnya, Mark emang selalu bawa teman kerumah Jisoo kadang Jackson atau Yugyeom dan Jisoo selalu ngundang Nayeon atauga ketiga teman kompleknya ke rumah, alesannya supaya Yedam sama Junkyu gacuriga kalau Mark itu ada something sama Jisoo, kalau ketauan kan berabe mulut mereka bisa sampe ketelinga orang tuanya.

"Males makan sih." rajuk Mark.

"Kamu tuh jangan males makan coba badan udah kurus kerempeng gini, aku kayak lagi meluk tengkorak tauga?"

"Mulaii lebay, ini gakurus-kurus amat elah."

"Kamutuh kurus, coba porsi makannya diatur biar badan kamu kayak kak Jackson pasti enak buat dipelukin." goda Jisoo.

"Ohh jadi kamu pengennya dipeluk sama Jackson bukan aku iya?" tanya Mark sedikit kesal.

"Em--mau jawaban jujur apa gimana?" goda Jisoo yang dibalas pelototan Mark dan langsung sibuk ngelitikin Jisoo.

"Ahahaha udah ah, cape-cape hahaha ngga kok ngga aku cuma mau dipeluk kamu. Ya meski seksian kak Jackson." setelah itu Mark langsung bersiap ngelitikin Jisoo lagi yang langsung ditahan Jisoo.

"Eh iya Mark, tadi ka Wendy chat aku." Mark naikin sebelah alisnya.

"Nanyain aku kenapa terus bilang mau jenguk aku, kamu bilang aku kecelakaan?" tanya Jisoo mastiin soalnya setau Jisoo belum ada yang tau kalau dia kecelakaan, ya kecuali temen-temennya sedangkan Wendy kan kakak tingkat Jisoo yang notabennya gabegitu deket pula sama dia.

"Ngga kok aku ngga bilang," jawab Mark yang ngebuat Jisoo ngerutin keningnya.

Nggalama setelah itu Jackson, Yugyeom datang bawa pesanan mereka dan mulai main ps yang ada di rumah Jisoo --sebenernya itu punya Doyoung tapi karna diiming-imingi sesuatu akhirnya Yedam, Junkyu, dan Doyoung setuju buat tanding ps bareng Mark dan kawan-kawan, sedangkan Jisoo lebih milih ngobrol bareng Seolhyun sama Nayeon yang baru aja dateng jenguk dia.

ting nong

"Biar adek aja teh yang buka," ucap Yedam yang dengan sigap jalan ke arah pintu dan dibalas gumaman Jisoo.

"Teh ini ada temennya," galama Jisoo ngeliat Yedam jalan ke arah mereka diikuti dua kakak tingkatnya yang baru aja bilang mau jenguk dia.

"Loh Mark?" ucap Wendy kaget karna ngeliat pacarnya ada di rumah adik tingkat mereka di kampus.

Mark yang lagi fokus lihat pertandingan antara Jackson sama Junkyu pun kaget karna ngedenger suara Wendy, "Loh wen?"

"Kamu kenapa bisa ada disini? Katanya kamu gabisa nganter aku jenguk temenku?" tanya Wendy mengabaikan tatapan orang-orang yang ada disana, kecuali sepupu Jisoo dan Doyoung yang masih fokus sama ps-nya.

"Ah, aku emang udah ada janji duluan sama Samuel. Dan kebetulan dia temennya sepupu Jisoo yang itu." sanggah Mark sembari menunjuk ke arah Yedam. Beruntung Mark karna Samuel kenal sama Yedam, mereka emang temenan setelah study exchange dari sekolah mereka masing-masing.

"Oh--" baru aja Wendy mau ngelanjutin sesi introgasinya tapi langsung disela sama Irene yang sedari tadi cuma nyimak obrolan temannya itu. Setelah waktu-waktu yang menegangkan bagi beberapa orang disana akhirnya Wendy milih buat pulang, dan mau gak mau Mark harus nganterin Wendy selain karna Wendy yang gabawa kendaraan juga karna acara antar-mengantar itu adalah perintah Jisoo akhirnya dengan berat hati Mark milih buat nganter Wendy pulang, sedangkan Irene pulang sendiri dengan mobil pribadinya.

-----
"Temen-temen kamu emang deket juga sama Jisoo?" tanya Wendy untuk yang kesekian kalinya setelah mereka memasuki mobil.

"Iya sayang," jawab Mark.

Setelah hening cukup lama Wendy kembali berucap, "Kamu gaada rasa bersalah gitu sama aku?"

Mark sedikit berpikiran negatif kalau Wendy udah tau hubungan antara dia sama Jisoo, tapi ternyata Wendy belum tau karna setelahnya dia membahas masalah pertemuan keluarga waktu itu.

"Iya, aku minta maaf ya. Waktu itu urusannya penting banget,"

"Jadi urusan tentang kita yang melibatkan dua keluarga itu gapentingkan ya Mark?" sarkas Wendy.

"Kamu kenapasih, tolong Wen aku lagi gamau berantem okey?"

"KAMU YANG KENAPA MARK?!" teriak Wendy dengan muka yang udah bener-bener merah nahan amarah.

Mark menghentikan mobilnya di pinggir jalan mengurangi resiko kecelakaan, "Aku emang kenapa? Bilang sama aku!"

"Kamu tuh nganggep aku apasih?! Aku udah sabar ya sama kamu, gadiprioritasin--oke aku terima, gapernah ada waktu buat aku dan sibuk sama entah apalah yang kamu sebut dengan urusan penting itu bahkan diacara penting kita, AKU HARUS SESABAR APALAGI MARK BUAT NGADEPIN KAMU?!"







"Kalau gitu gausah milih aku, kamu minta putuspun aku sanggupin Wen." ucapan lirih Mark yang anehnya terdengar keras di telinga Wendy itu makin buat Wendy murka dan mulai memukul Mark secara membabi buta.

Setelah Wendy mulai tenang akhirnya Mark mulai jalanin mobilnya ke arah rumah Wendy dan sesampainya di depan gerbang Wendy belum juga ada niat buat turun meski udah ngelepasin seatbelt.

"Turun Wen udah sampe,"

"Kenapa? Kamu ada urusan penting lagi?"

"Turun Wen! Aku gamau kita sama-sama dikuasain emosi gini," ucap Mark menahan semua umpatan, meskipun dia udah gasuka sama Wendy tapi tetep aja haram bagi Mark buat memaki seorang perempuan --sebisa mungkin dia gaakan ngelakuin itu.

"Aku gaakan batalin pertunangan kita," ucap Wendy final sembari turun dari mobil Mark.

Sebelum Wendy bener-bener ngebalik badan buat masuk ke rumahnya jawaban Mark seakan-akan bikin Wendy jadi boneka yang gapunya kendali buat bergerak kemanapun dia mau.

"Itu pilihan kamu, jangan salahin aku kalau akhirnya gasesuai sama apa yang kamu mau." setelah Mark ngejawab dengan jawaban yang bener-bener tajam itu dia mulai ngejalanin mobilnya menjauhi rumah Wendy untuk memenuhi urusan pentingnya --sesuai dengan apa yang dibilang Wendy tadi, iya, bahkan Wendy kalah pentingnya dari orang yang selalu ngisi pikiran Mark sejauh ini.


-----
tbc
Kesiankan mbak Wendy:( jahat ya aku mon maap:"
Btw, buat reader semua sabarya kalau aku gabisa update cepet dan sering karna ini juga aku lagi usaha nyicil update tiap cerita yang aku buat, jadi updatenya gantian sama work ku yang lain okay

ps.jangan lupa baca, vomment, dan masukin library semua cerita-cerita aku yaa hehe

Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang