Hypocrisy | 10

2.3K 367 72
                                    

Setelah pulang dari liburan mendadak, Jisoo Mark milih pisah dari rombongan temen-temennya di bandara, mereka lebih milih minum kopi di starbucks bandara—sekalian beli pesenan sepupu Jisoo di rumah.

"Jadi? Kamu wisuda kapan?"

"Mungkin gelombang 2, gelombang 1 udah mepet banget. Dan emang targetku sih yang penting tahun ini aja." ucap Mark yang dibalas anggukan Jisoo, akhirnya mereka ngobrol ringan dan ngebahas hal random sambil makan pesenan mereka.

"Mark?"

"Wendy?"

Suasana tiba-tiba hening—entah padahal starbucks terhitung ramai, tapi seolah-olah dunia milik mereka ber-empat iya, empat, Mark, Jisoo, Wendy, dan Irene.

"Kamu kok bisa sama Jisoo? Dan ——koper? Seriously Mark?" ucap Wendy sinis sembari memerhatikan dua koper yang ada di meja Mark dan Jisoo.

"Aku habis dari Sydney——"

"Sama Jisoo, iya?!" posisi mereka masih sama, Wendy dan Irene yang betah berdiri disamping meja Mark dan Jisoo sedangkan Jisoo mulai merasa risih sama pandangan orang di dalam tempat itu, Jisoo tau—pasti kejadian kayak gini bakal dia alamin tapi yang bikin dia ganyaman adalah kenapa harus di tempat seramai ini?

"Iya," ucap Mark santai yang dibalas tatapan gapercaya dari Wendy.

"Em—sorry kak kayaknya gue balik duluan aja—"

"Kamu pulang sama aku Jisoo." ucap Mark tanpa ngalihin pandangannya dari Wendy.

"Kamu selesain aja urusan kamu sama Kak Wendy, aku bisa balik sendiri." setelahnya Jisoo berdiri dan ngambil koper di sebelahnya.

"Tunggu, gue lupa ngasih sesuatu buat lo,"




"WHAT THE?!"


"WENDY!"



Yup, Wendy dengan santainya nyiram baju Jisoo dengan segelas minuman yang ada di meja—entah punya siapa mungkin Jisoo atau Mark.

"Oke, sebenernya gue pengen banget nyiram balik lo kak tapi gue gamungkin mempermalukan diri gue sendirikan? So, take your time. Selesain hubungan lo sama pacar gue, gue baikkan?" setelahnya Jisoo jalan keluar starbucks dengan gaya yang sumpah—minta ditampol kalau kata Lisa. Jisoo bahkan gangehirauin tatapan orang-orang yang dia lewatin dan panggilan Mark, yang terpenting dia pulang—badan Jisoo udah bau kopi gakaruan.

Sedangkan di dalam starbucks Irene milih inisiatif buat pamit duluan dan nyusul Jisoo, dengan alasan itu pula dia bisa ngebiarin Mark nyelesain urusannya sama Wendy.


Ini emang rencana Irene yang udah kelewat curiga sama hubungan Mark dan Jisoo, berkat bantuan orangtua Mark mereka tau keberangkatan jam berapa dan jam berapa pula Mark bakal sampe di bandara. Awalnya Wendy masih nyoba buat berpikir positif, tapi setelah Irene ngejelasin semua kejanggalan yang ada akhirnya Wendy milih buat ke bandara jemput Mark dan liat fakta dilapangan.

Setelah buru-buru keluar bandara akhirnya Irene nemuin Jisoo lagi sibuk nunggu taksi atau mungkin jemputan.



"JISOO!" teriak Irene dan mulai jalan ngedeket ke arah Jisoo.

"Hhh, apalagi? Lo mau marah-marah sama gue juga?" ucap Jisoo, sedangkan di dalam hatinya dia berdoa semoga Rose bisa cepet nyampe bandara buat jemput dia. Dengan sedikit paksaan, akhirnya Rose mau jemput dia di bandara yang artinya Rose harus mau puter balik.

"Sebenernya gue pengen banget nampar lo, bahkan dari semenjak kejadian di rumah sakit."

"Too much information kak, gue juga masih pengen banget nampar lo," ucap Jisoo santai.

"Sumpah Jisoo, lo gabisa apa cari cowok lain? Harus gitu ngeganggu punya orang?" ucap Irene sinis.

"Sumpah kak Irene, lo gabisa apa cari kesibukan lain? Harus gitu ngurusin urusan orang?" ucap Jisoo datar.

"Gausah ngebolik-balik ucapan gue Jisoo, disini lo yang salah. Gue cuma gasuka lo ngelampiasin masalah masa lalu gue sama lo ke Wendy,"

"Maksud lo apaan? Pd amat jadi orang, gue suka sama Mark. Dan kebetulan aja Mark itu pacarnya kak Wendy, selesai. Gaada hubungannya sama lo." jelas Jisoo masih mempertahankan kesabarannya dihadapan Irene dan orang yang lalu lalang di bandara.

"Lo masih bocah ya ternyata, udahlah lo cari cowok lain apa susahnya sih? Gue sebagai sahabat gaterima Wendy harus diselingkuhin sama orang kayak lo berdua. Sumpah jis, Wendy itu orangnya lembut dan baik." jelas Irene dengan nada yang mulai melembut sedangkan Jisoo mulai maju dengan ekspresi yang semakin datar.

"Terus kenapa? Jangan munafik lah kak, lo juga pernahkan ada diposisi gue sekarang a.k.a jadi selingkuhan. Iyakan? Sekarang gue tau loh kak kenapa dulu lo seneng jadi selingkuhan, ya gimana ya kak jadi selingkuhan tapi selalu diprioritasin itu ternyata lebih enak ya dari pada sekedar jadi pacar tapi cuma dianggap pajangan. Yajelaslah gue lebih milih jadi yang diprioritasin, lo juga sama kan?" skakmat Jisoo yang ngebuat Irene sedikit kebawa emosi.

"Nah? Inikan maksud lo deketin Mark? Lo pengen bales dendam ke gue karena pernah jadi selingkuhan pacar lo dengan jalan nyakitin sahabat gue? Sumpah jis, cara lo ini drama abis."

"Sorry nih kak, tapi otak lo ftv banget anjir. Gue gaperduli lo mau jadi selingkuhan pacar gue kek, selingkuhan siapa kek bodo amat emang siapa elu? Lo suka sama mantan khilaf gue yang pernah lo rebut? Ya silakan ambil aja, gue gabutuh sampah kayak gitu. Dan lagi, gue suka sama Mark ya karena pure gue suka sama Mark. Sekedar informasi gue deket sama Mark bahkan sebelum dia jadian sama kak Wendy." jelas Jisoo yang mulai risih karena sedari tadi banyak yang curi-curi pandang ke arah mereka berdua—yang sibuk debat sambil berdiri.


tin tin


Sebelum Irene sempet ngebales ucapan Jisoo Rose dari arah mobilnya udah ngeklakson Jisoo.

"Sorry nih kak jemputan gue udah dateng, intinya gue udah gaperduli sama masa lalu gue, lo dan si sampah itu. Yang pasti lo berdua udah gaada artinya lah buat gue, jadi jangan sangkut pautin hubungan gue sama Mark ini dengan masalah kita." setelahnya Jisoo jalan kearah mobil Rose masih sembari narik kopernya

Setelah masukin koper ke bagasi dan bersiap buat masuk ke mobil Rose, Jisoo sempet ngebalikin badannya ke arah Irene yang masih diem berdiri ditempat sembari ngeliatin pergerakan Jisoo.







"Move on lah kak, gue aja bisa move on dari tuh kutu kupret masa lo yang cantik ini gabisa move on sih? Gue aja pacar yang tersakitinya bisa move on, masa lo yang sekedar selingkuhannya gabisa sih? Come on, life must go on kak!"



Kalimat itu bagaikan kalimat mutiara dari Jisoo untuk Irene yang masih speechless nahan emosi ditempatnya.

Sedangkan Jisoo? Sibuk berkeluh kesah dengan disertai 80% umpatan dan tawa di mobil Rose.

Mereka sibuk menertawakan pertengkaran ftv antara Irene dan Jisoo. Kalau kata Rose, sayang, dia terlambat datang.






-----
tbc
Selamat menunaikan ibadah puasa:)

Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang