Jisoo kira makan malam yang diadain orangtua Mark itu bakalan diisi sama keluarga inti Mark, dengan tambahan Jisoo. Tapi ternyata makan malam itu dihadiri banyak kerabat Mark, mulai dari yang Jisoo kenal karena Mark pernah cerita sampai yang Jisoo gakkenal sama sekali.
Acara makan malam itu memang sepenuhnya buat syukuran Mark yang akhirnya lulus, tapi selain itu juga ternyata buat syukuran karena perusahaan keluarga mereka buka beberapa cabang baru di luar negeri.
"Jisoo sini!" panggil mama Mark dari arah ruang tamu. Setelah makan malam di ruang makan rumah Mark yang luasnya minta ampun itu Jisoo emang milih kumpul bareng sepupu-sepupu Mark, sedangkan Mark misah dan ngumpul sama om-omnya buat ngomongin hal yang Jisoo gangerti.
"Iya tante," jawab Jisoo setelah sampai didekat mama Mark dan tersenyum sopan kepada semua wanita paruh baya yang ada disana, kurang lebih ada 4 orang dan itu semua tante Mark.
"Manggilnya masih tante ajasih, emangnya sama Mark belum diiket apa ini anak gadis?" celetuk tante Mark yang Jisoo tau bernama—Yuri. Maksud 'diiket' disini itu dilamar atau sekadar tunangan, emang sedari tadi Jisoo khususnya Mark selalu digodain sama tante-tantenya ini tentang kapan dia mau ngiket Jisoo. Mark cuma jawab nanti-nanti mulu dengan gaya stay coolnya itu, padahal Jisoo tau si Mark lagi nahan malu dan was-was karena sepupu-sepupunya pada ngomporin dia.
"Jangan dulu diiket deh anak gadis orang, kecuali kalau Mark udah punya gaji tetap." ucap tante Mark—Yuna. Fyi, mereka ini kembar tapi pemikirannya selalu bertolak belakang contohnya kalau Yuna pro, maka Yuri akan jadi pihak kontra itu menurut penjelasan Mark. Dan Jisoo setuju, karena mereka selalu begitu selama acara makan malam ini.
Setelah ucapan Yuna itu terlontar tante-tante Mark yang lainnya langsung menyuarakan opininya, bahkan Jisoo sampai bertanya-tanya buat apa dia dipanggil kesana kalau cuma nontonin tante-tante debat?
"Sini Jis," ajak mama Mark sembari menepuk space kosong untuk Jisoo duduk disampingnya.
"Mark mana?" tanya mama Mark nggak ngehirauin adik, kakak dan iparnya itu adu mulut. Mungkin itu udah jadi hal yang biasa.
"Lagi sama om yang lainnya tante di taman belakang," jelas Jisoo yang diangguki mama Mark.
"Kamu mau nginep disini? Kalau pulang juga udah terlalu malam loh," sontak Jisoo nyari jam di dinding setelah ngedenger ucapan mama Mark, jam baru nunjukin pukul 10 malam. Menurut Jisoo itu belum terlalu malam buat pulang, Jisoo emang nggak terlalu canggung lagi sama keluarga Mark tapi tetep aja rasanya aneh bermalam sama keluarga besar dari pacar.
Iya, malam itu semua keluarga Mark dari ibunya milih buat nginep di rumah orangtua Mark yang jelas bisa nampung mereka semua. Beberapa keluarga Mark ada yang milih buat pulang setelah makan malam tadi, kebanyakan dari keluarga ayahnya yang milih buat pulang—walau sebenernya sekalipun keluarga ayahnya milih buat nginep dirumah orangtua Mark juga bakal cukup. Kebayangkan seluas apa rumah Mark dan sekaya apa keluarga Mark ini?
"Gausah tante, Jisoo pulang aja gaenak juga ngerepotin." tolak Jisoo.
"Ngerepotin apanyasih, masa calon mantu mau nginep aja dibilang ngerepotin." ucap mama Mark yang ngebuat Jisoo nahan malu karena disebut 'calon mantu'.
"Iya nginep aja Jis gapapa kok, nanti kamu tidur bareng sama sepupu Mark yang lain tuh dikamar atas." jelas Luna—tante Mark yang lainnya—ramah.
"Eh? Gausah tante lagian Jisoo juga gabawa baju ganti," ujar Jisoo menolak secara halus.
"Pake aja baju sepupu Mark, bentar! Arin! Rin, sini!" panggil mama Mark sedikit teriak.
"Iya tante?" tanya Arin—sepupu Mark—anak dari Yuri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔
Fanfiction[c o m p l e t e d] Muka polos, bukan berarti harus berhati malaikat 'kan? Kalau jadi iblis lebih asik, kenapa nggak? ↪ ▶Bahasa nonbaku, a little bit harsh word and typo ▶Started»5 Juli 2019 ▶Ended»02 April 2021