Hypocrisy | 11

2.2K 373 68
                                    

Seperginya Jisoo dan Irene, Mark milih buat narik Wendy keluar dari tempat itu dan berjalan menuju parkiran. Sebenernya sejak Jisoo pergi ninggalin meja mereka tadi, Mark udah nahan diri buat gangejar Jisoo dan milih buat nyelesain masalahnya sama Wendy sampai tuntas.

"Jelasin." kata itu yang pertama kali diucapin Wendy sesampainya mereka di dalam mobil Mark.

Mark sempat ngelirik ke arah Wendy yang masih natap lurus ke depan, sejujurnya Mark merasa bersalah dan tak tega karena bagaimanapun di sini dia yang sangat salah bukan Jisoo apalagi Wendy.

"Aku udah kenal Jisoo jauh sebelum kita pacaran, dan yah—aku pacaran sama dia."

"Selingkuh maksud kamu?" sinis Wendy mulai mengalihkan perhatian sepenuhnya ke arah Mark.

"Ini emang salah aku—"

"Tentu ini salah kamu, dan dia." potong Wendy sarkas.

"Ini bukan salah Jisoo, kalau kamu mau marah ya aku yang pantes dapetin itu. Tolong Wen gausah ganggu Jisoo. Ini salah aku yang gaberani bersikap tegas buat nolak permintaan sepupuku dan kamu, ini salah aku yang gabisa ngejadiin Jisoo pacarku."

"Maksud kamu apa sih?!" bentak Wendy, sedangkan Mark tetap ngejaga mimik wajahnya supaya terlihat tenang.

"Gausah pura-pura gatau Wen, aku sadar kok selama ini aku cuma dijadiin pelampiasan dan tameng kamu dari sepupuku'kan?"

"Gausah bawa-bawa dia Mark." tekan Wendy disetiap ucapannya.

"Sumpah Wen, gaseharusnya kamu ngebohongin perasaan kamu sendiri. Aku tau kamu gasuka aku—"

"Salah. Aku suka kamu." ucap Wendy tegas menyiratkan amarah.

"Tapi rasa cinta kamu ke sepupuku lebih besarkan?" pertanyaan Mark itu ngebuat Wendy bungkam seketika.

"Wen, aku sayang kamu kok. Tapi itu dulu, sekarang aku tau kalau aku emang sekadar sayang kamu sebagai adik. Aku ingin ngejaga kamu, tapi gaseharusnya kamu ngebohongin perasaan kamu kayak gini. Emang gacape ya Wen?" setelahnya hanya isakan Wendy yang terdengar.

"Dia bilang—aku harus bahagia Mark. Dan dia bilang—kamu lelaki yang tepat, aku gamau—ngerusak kebahagiaan dia di sana. Lagipula dia udah kelihatan bahagia sama tunangannya di sana, yakan Mark?" akhirnya Mark narik Wendy ke dalam pelukannya,  dan mencoba menenangkan Wendy yang masih terus meracau mengenai sepupunya—lelaki yang sebenarnya di sukai Wendy.

Iya, dulu itu Mark ngedeketin Wendy karena Mark tertarik sama Wendy tapi galama dia ngerasa bahwa sepupunya—Brian—selaku yang ngenalin Mark ke Wendy terlalu memaksakan hubungan mereka. Sampai akhirnya mereka jadian 2 hari sebelum Brian pindah ke New York buat ngejar pacarnya—calon tunangan Brian saat itu— Mark masih ingat dengan sangat jelas waktu Wendy maksain senyum ceria dan meluk erat lengan Mark di depan Brian. Mark sadar kalau pelukan dilengannya itu jauh dari kata mesra, justru cenderung pelukan untuk menekan tubuh yang sedikit gemetar.

Setelah itu hubungan mereka terkesan berjalan di tempat karena Wendy yang terkesan memaksakan diri dan Mark yang terlalu menyayangi Wendy layaknya adik bukan pacar. Jalan 4 bulan hubungan mereka, Mark akhirnya tau benang merah diantara hubungan mereka itu ada di Brian.

Malam itu Wendy yang baru aja pulang dari apartemen Mark gasengaja ninggalin handphonenya di sana, awalnya Mark iseng-iseng buat buka handphone Wendy sekadar ingin tau isi galeri Wendy karena sejauh mereka berhubungan bisa dihitung dengan jari berapa kali mereka saling inpeksi handphone pasangan. Tapi waktu lagi fokus melihat-lihat foto muncul pop up notification dari Brian yang ngebuat Mark refleks ngebuka chatroom mereka.

Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang