Sebelumnya mau klarifikasi dulu, yang kemarin dan sekarang itu cuma gerimis kok bukan badai hehe
Happy reading~
-----"Teh! Tehh Jisoo!"
duk
duk
"Jis!"
"Jisoo!"
brak
brak
"Teh!"
"Jisoo! Buka dulu pintunya Jis!"
brak
brak
"Ambil kunci cadangan coba Jun," samar-sama terdengar percakapan orang dari luar kamar Jisoo. Sedangkan Jisoo masih sibuk nangis sambil nutup mata, seakan gaada niat buat buka matanya.
"Nih bang,"
ceklek
"Yaampun Jisoo!" Mark otomatis ngelangkah ke arah Jisoo yang masih nangis ditempat tidurnya.
"Teh! Bangun teh!" ucap Yedam sembari dorong-dorong kecil pundak Jisoo dari arah kanan.
Jisoo masih nangis sampai akhirnya Junkyu selaku orang yang nggak kebagian buat dorong-dorong Jisoo ngambil langkah buat nyiram Jisoo pakai air di gelas yang ada di atas nakas.
"AAHHHHH BRENGSEKK!!" teriak Jisoo melengking sembari bangun dari posisi tidurnya. Otomatis ketiga lelaki yang ada di kamar Jisoo makin kebingungan, mereka baru aja nyampe dan denger suara tangisan dari kamar Jisoo yang dikunci.
"Jisoo hei," ucap Mark lembut sembari narik pundak Jisoo supaya sepenuhnya ngebalik ke arah kiri dimana Mark udah duduk nyamping.
plak
"Eish, aw." ringis Yedam dan Junkyu refleks setelah melihat secara langsung Jisoo yang tiba-tiba nampar Mark, sedangkan Mark masih kaget dan gangerti kenapa juga Jisoo nampar dia.
"Kamu kenapa Jis?" tanya Mark sembari nahan ringisan dan sakit di pipinya. Jisoo keliatan kaget ngeliat Mark ada di depannya dan mulai nangis kecil lagi.
Ngeliat kakak sepupunya masih nangis dan ngerasa canggung juga kalau terus berdiri disitu, akhirnya Yedam ngasih kode ke Junkyu supaya keluar kamar Jisoo. Tapi Junkyu tetaplah Junkyu, bukannya keluar dia malah santai dan kepo tentang Jisoo dan Mark. Akhirnya Yedam narik Junkyu buat keluar kamar Jisoo dan nggak lupa dia nutup pintu kamar Jisoo.
Setelah tinggal berdua Mark narik dagu Jisoo supaya ngedongak ke arah dia, "Kamu kenapa nampar aku, hm?"
"Ka—kamu jah—hat," ucap Jisoo putus-putus.
"Jahat? Emangnya aku ngapain kamu?" tanya Mark lembut.
"Kamu—kamu kesini mau apalagi?! Mau mutusin aku 'kan?! Iya 'kan?!" tanya Jisoo yang masih berusaha buat berhentiin isakannya.
"Mutusin kamu apaansih Ji, aku kesini mau liat kamu. Katanya kamu demam gimanasih,"
"Gausah so care, kemarin kemana aja hah?! Asik sama cewek di villa iya 'kan?! Sampe lupa sama aku!?" cecar Jisoo yang makin buat Mark bingung tujuh keliling, Jisoo ini ngomongin tentang apaan—Mark gangerti.
"Jis. Hei dengerin aku ya, udah dulu nangisnya. Cerita! Kamu kenapa hm?"
"Kamu yang kenapa?! Kalau kamu bosen sama aku bilang!" ketus Jisoo.
"Bosen? Bosen apasih Jis?" tanya Mark kebingungan.
"Kemarin, kamu kemana aja gangabarin aku?! Aku telfon kamu subuh-subuh sekalinya diangkat sama cewek! Dia siapa Mark?!" cerca Jisoo tanpa ada jeda dengan muka yang masih ditahan sama tangan Mark supaya muka Jisoo ganunduk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hypocrisy | Jisoo ft Mark ✔
Fanfiction[c o m p l e t e d] Muka polos, bukan berarti harus berhati malaikat 'kan? Kalau jadi iblis lebih asik, kenapa nggak? ↪ ▶Bahasa nonbaku, a little bit harsh word and typo ▶Started»5 Juli 2019 ▶Ended»02 April 2021