Usai membasuh luka yang didapat saat memandikan Jisoo dengan air bersih, Seokmin mengambil handuk. Hendak mandi, tentu saja. Badannya ikut basah kuyup. Namun, belum sempat menutup pintu kamar mandi, langkah Seokmin kembali berhenti. Berpikir sejak. Mengeluarkan desahan yang amat panjang dan nyaring. Alih-alih mandi, Seokmin hanya mengambil perban. Membalut luka sekenanya. Mendatangi kamar Jisoo lagi setelahnya.
Seokmin mengetuk pintu kamar yang ditempati oleh Jisoo sebelum masuk. Memang sengaja ia biasakan, berharap Jisoo melakukan hal yang sama jika kehidupannya telah kembali normal. Terbiasa berperilaku sopan. Perlahan Seokmin mengintip keadaan di dalam. Gadis itu berada di atas ranjang. Layaknya seekor kucing yang kebasahan sehabis dimandikan oleh sang majikan, Jisoo bergulung di atas selimut sambil menyapu air dari tubuhnya dengan tangan kosong. Seokmin bersyukur. Setidaknya Jisoo tidak menjilati badan untuk mengeringkannya.
Raungan yang Seokmin terima tidak lagi membuat takut. Lagipula kalau diibaratkan kucing sungguhan, bisa dikatakan Jisoo adalah seekor kucing yang masuk ke dalam kategori kucing jinak. Kucing rumahan. Tidak menyakiti kalau tidak merasa terancam. Tentu dimandikan adalah hal yang sangat amat mengancam bagi Jisoo. Apalagi saat pertama kali bertemu dengan manusia. Seokmin memaklumi. Kucing yang sudah lama dipelihara pun tidak jarang akan marah dan menyerang jika bertemu dengan orang asing.
Seokmin menggulung lengan kaus panjang yang tengah dipakai. Tidak peduli lagi dengan basahnya. Biarkan saja. Selesai urusan Jisoo, baru giliran dirinya sendiri yang membersihkan badan.
"Apa badanmu sudah kering?" tanya Seokmin, seraya mendatangi lemari. Rencananya Seokmin akan memakaikan Jisoo pakaian begitu ia selesai mandi. Akan tetapi, jika dipikir-pikir lagi, kasian juga kalau Jisoo terlalu lama bertelanjang. Udara malam ini cukup dingin. Seokmin mengambil pakaian panjang seperti biasanya. Kaus berukuran jumbo agar turut menutup kaki Jisoo hingga lutut meski tidak mengenakan celana. Juga pakaian dalam wanita pesanannya yang baru saja datang. "Sekarang tugasku adalah memakaikanmu ini. Kamu tidak mungkin bertelanjang sepanjang malam, kan? Hawa hari ini dingin. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan."
Sebagai seorang Dokter, Seokmin terbiasa dengan pemandangan tubuh pasiennya. Baik itu pria maupun wanita. Semua dilakukannya secara profesional. Tidak terasa canggung sama sekali. Yang ada dalam pikirannya hanya satu. Sembuhkan orang itu, bagaimanapun caranya.
Agar ekor panjang Jisoo masih bebas bergerak ke sana kemari, Seokmin mengakalinya dengan cara sedikit menggunting bagian tulang ekor. Jangan pernah bertanya bagaimana cara Seokmin memasangkan benda pribadi wanita itu pada Jisoo. Cakaran di tubuhnya bertambah banyak. Akan tetapi, Seokmin puas. Dari segi pakaian, penampilan Jisoo sudah layak dipertemukan dengan orang lain. Tidak perlu khawatir lagi kalau-kalau pihak kepolisian datang untuk melihat perkembangan saksi penting mereka.
"Tidurlah, kamu pasti lelah meraung semalaman," kata Seokmin sambil terkekeh kecil. Meninggalkan Jisoo sendirian di dalam kamar yang sudah ia pastikan terlebih dulu telah aman. Tanpa benda yang berpotensi pecah dan melukai Jisoo. Juga kamar mandi, jendela, dan lemari yang sudah terkunci dengan rapat.
Mandi bukan untuk membersihkan badan. Seokmin melakukannya demi membersihkan luka cakaran yang didapat sepanjang malam. Bahkan cakaran itu hingga melukai punggung dan perutnya. Sedikit tidak disangka ternyata kuku panjang Jisoo berhasil mencubit daging Seokmin hingga berdarah. Saat membersihkan diri pun yang ada dalam otaknya hanya Jisoo. Langkah apa lagi yang harus ia lakukan di keesokan harinya setelah ini. Seokmin membuat list khusus. Memotong kuku dan rambut Jisoo adalah poin teratas selanjutnya. Bukan perkara yang sulit, namun juga tidak bisa dikatakan mudah.
Saat dimandikan, rambut Jisoo sangat kusut. Memang terlihat jelas bahwa rambut itu tidak pernah diurus selama 20 tahun. Selama itu, harusnya sekarang rambut Jisoo sudah sangat panjang. Namun yang ada malah menggumpal kusut. Tidak ada cara lain. Mau tidak mau Seokmin harus mencukur habis semuanya, lalu membiarkan rambut itu tumbuh dengan indah. Rambut Jisoo tergolong lebat dengan helaian yang halus. Seokmin yakin hanya butuh beberapa bulan, rambut itu akan terlihat sangat cantik saat tergerai di atas bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow! (✓)
Fanfiction[SEOKSOO GS Fanfiction] Operasi pertama, ekor. Operasi kedua, telinga. Setelah seluruh tahapan operasi dilakukan, apakah Jisoo bisa hidup normal?