"Kita harus memperlakukannya seperti manusia normal. Memasukkannya ke dalam kandang adalah hal yang konyol, Hansol-ah!"
"Ayolah, Seok... Ini prosedurnya. Demi keselamatan tim juga. Kamu ingin melihat seluruh anggota polisi yang datang hari ini tubuhnya dipenuhi oleh bekas cakaran? Seperti tubuhmu itu? Yang benar saja!"
Seokmin mengerang pelan. Bahunya menubruk senderan kursi. Berputar sambil menutup mata sejenak. Coba memikirkan alternatif lainnya. Manusiawi namun tetap aman. Ia tidak mungkin membiarkan pasiennya dimasukkan ke dalam kandang seperti seekor kucing sungguhan. Walau hanya untuk beberapa jam, selama pemeriksaan. Jisoo adalah seorang manusia. Tidak ada bedanya dengan Seokmin sendiri, Hansol, dan juga individu lainnya. Jisoo bukan seekor hewan yang dipelihara dalam kandang besi.
"Jisoo sudah tidak terlalu takut padaku. Kemarin aku berhasil menggunting kukunya, jadi kalau pun dia mencakar, tidak akan parah seperti yang aku dapatkan. Lagipula aku yakin bisa menenangkan Jisoo selama pemeriksaan nanti," Seokmin kembali coba membujuk.
Hansol tergelak menahan tawa. "Ya, dia tidak akan menyerangmu, tapi menyerang kami semua. Kukunya memang sudah dipotong, tapi siap menerkam dengan gigi. Kucing seperti itu, kan? Kalau tidak mencakar, ya menggigit. Atau kalau kamu bersikukuh ingin mencoba alternatif lain, ikat saja lehernya. Pasangi rantai. Seperti anak anjing."
"Bodoh!" umpat Seokmin. "Ya, ya, baiklah. Bawa kandang itu ke sini."
Tanpa menunggu aba-aba pun, Hansol segera menghubungi rekan-rekan kepolisiannya. Siap melakukan pemeriksaan pertama, setelah Seokmin pastikan kondisi gadis itu sudah jauh lebih baik dari hari pertama ditemukan.
Ada begitu banyak hal yang harus Seokmin pertimbangkan selama Jisoo menjadi tanggung jawabnya. Bahkan enggan untuk membiarkan Jisoo berada di rumah sakit karena ia yakin nantinya pasti akan dibawa ke rumah sakit jiwa, setelah melakukan beberapa pemeriksaan. Jisoo adalah manusia biasa. Bukan hewan yang dibiarkan sendirian berada di dalam kandang. Harus terus berinteraksi dengan manusia agar akalnya cepat memulih. Tidak lagi menganggap dirinya seekor kucing.
Ditambah lagi, ia menemukan beberapa poin penting dari berkas yang sempat Hansol berikan beberapa hari lalu. Jisoo tidak pernah bertemu dengan manusia lagi selama 20 tahun. Sebab itulah Jisoo berperilaku layaknya seekor kucing. Kalau Jisoo mulai terbiasa dengan manusia, melihat secara langsung bagaimana manusia normal berperilaku, Seokmin yakin Jisoo akan pulih secara perlahan. Memasukkan Jisoo ke dalam kandang atau dikurung dalam ruang kosong seperti ruang rawat yang ada di rumah sakit jiwa hanya akan memperlambat perkembangan Jisoo.
"Satu minggu ini, apa saja perkembangan yang Jisoo alami? Aku sudah tidak pernah lagi melihatnya. Kamu sudah berhasil memandikan Jisoo?" tanya Hansol, begitu selesai menghubungi tim. Mereka akan datang satu jam lagi. Menyambangi segelas kopi yang asapnya masih menyembul keluar. "Aku yakin dia sangat cantik. Sayang kulitnya pucat karena bertahun-tahun tidak pernah terkena sinar matahari."
"Baru kemarin aku memotong rambut dan kukunya. Jadi jangan berharap yang macam-macam. Dia sudah botak."
Tawa Hansol pecah mendengarnya. Bahkan hampir tersedak karena ucapan Seokmin tadi didengarnya saat meresapi kopi dengan nikmat. "Rambutnya kamu cukur habis?"
Seokmin mengangguk lamban. Mengeluarkan beberapa berkas yang telah ia siapkan. Catatan-catatan penting sebelum melakukan operasi. "Kapan operasinya dijadwalkan? Kurasa Jisoo sudah siap. Staminanya terus meningkat dari hari ke hari. Nutrisinya kupenuhi setiap hari. Tubuhnya jadi tidak terlalu kurus seperti dulu. Sepertinya meningkat beberapa kilo."
"Wow... Kamu sudah bekerja keras. Istirahat dulu sebentar. Aku yakin operasi Jisoo tidak sebentar. Pasti sangat lama karena kasus ini pertama kalinya kita temukan," ujar Hansol. "Operasi akan dijadwalkan setelah kami mengecek kondisi Jisoo, juga banyak pertimbangan lainnya. Kamu tahu? Sepertinya media mulai mencium keberadaan kasus ini. Berhati-hatilah. Bukan tidak mungkin mereka langsung memata-matai rumahmu ini untuk mencari berita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow! (✓)
Fanfiction[SEOKSOO GS Fanfiction] Operasi pertama, ekor. Operasi kedua, telinga. Setelah seluruh tahapan operasi dilakukan, apakah Jisoo bisa hidup normal?