4. Kucing Nakal

2.4K 366 68
                                    

Tangan Seokmin yang hangat secara perlahan membasuh luka Jeonghan. Kedua tangan gadis Yoon itu penuh bekas cakaran. Berbentuk memanjang, layaknya bekas cakaran seekor kucing sungguhan. Syukurnya tidak dalam. Hanya tergores bagian teratas. Darahnya pun tidak keluar banyak. Hanya di beberapa titik.

Sesekali Jeonghan meringis kesakitan. Bekas cakaran itu terasa perih saat kekasihnya mulai meneteskan obat luka. Seokmin begitu terampil. Peka dengan setiap pergerakan yang Jeonghan buat kala merasa sakit. Dengan segera ia berhenti sejenak. Merasa Jeonghan kembali rileks, barulah diteruskannya lagi.

Bukan tanpa alasan kenapa Jeonghan berusaha keras mempertahan hubungannya dengan Seokmin. Meski memiliki rasa kecewa di sana-sini, rasa bahagia selama menjalin hubungan dapat menutupi semuanya. Seokmin memang dingin, namun perilakunya selalu hangat di saat yang tepat. Seperti sekarang ini.

"Aku sudah memperingatkanmu. Kenapa masih tidak mau menurut?" Dari nada bicaranya, Seokmin tidak mengirim isyarat bahwa dirinya sedang marah. Tidak mengomel, juga tidak menyalahkan. Lembut seperti beriak air yang baru saja jatuh ke permukaan. Bertanya dengan nada yang wajar.

"Aku kira kamu selingkuh," balas Jeonghan.

Ucapan itu berhasil menarik kepala Seokmin hingga mendongak. Menatap lurus. Mempertemukan mata mereka. Meski masih tergolong pagi, matahari secara perlahan semakin meninggi. Sudah amat terang dan memiliki cuaca yang bagus. Akan tetapi, lampu rumah yang selalu terkunci rapat itu masih saja dibiarkan menyala. Mungkin sebab itulah kenapa di mata Seokmin terdapat setitik cahaya yang dipantulkan. Jeonghan menelan ludah. Khawatir salah bicara.

Seokmin mendesah. Beranjak dari tempatnya berjongkok di hadapan Jeonghan. Membereskan peralatan medis. "Kita bukan lagi anak muda. Masalah perselingkuhan tidak sewajarnya ada dalam hubungan seperti ini."

"Kalau begitu ayo kita menikah!" dengan wajah berseri-seri Jeonghan mengucapkannya. Sebenarnya ungkapan itu hendak ia sampaikan sejak beberapa bulan lalu. Saat ulang tahunnya yang ke-28. Akan tetapi, niatan itu terurung begitu saja saat melihat Seokmin amat bersemangat dengan pekerjaan yang baru dilakoninya setahun terakhir ini. Sebagai dokter yang terlibat dalam penyelidikan polisi. Jeonghan tidak mau membuat pusing kekasihnya untuk sementara waktu. "Kamu benar, kita bukan anak muda lagi. Sudah seharusnya kita berumah tangga."

Seokmin sempat menghentikan aktivitasnya untuk sejenak saat mendengar ajakan tersebut. Dipandanginya sang kekasih yang nampak begitu bersemangat saat mengungkapkan keinginannya. Seokmin menimbang. Ia memang sempat berpikir demikian karena umur yang tidak lagi remaja. Hanya satu tahun lebih muda dari Jeonghan. Namun, pernikahan adalah hal yang serius. Perlu pemikiran yang matang dan tanpa paksaan. "Akan kita bicarakan dengan serius nanti. Tunggu sebentar di sini, aku siap-siap ke rumah sakit sekaligus mengantarmu pulang."

Tentu sebelum pergi meninggalkan rumah ia harus mengecek keadaan si pasien. Menyelesaikan segala persiapan lalu keluar dari kamarnya, Jeonghan berdiri karena yakin akan berangkat sekarang. Namun gerakan tangan Seokmin secara tidak langsung telah membantah dugaannya. Mengirim isyarat tunggu dulu sebentar. Laki-laki Lee itu mendatangi pintu kamar tamu. Mengetuk tiga kali, lalu masuk ke dalamnya. Jeonghan hanya bisa melihat sampai di situ.

Mengintip, Seokmin tidak menemukan pergerakan sedikit pun dari dalam kamar itu. Masuk. Menutup pintu. Mendatangi ranjang. Tengkurap di sana, karena ia yakin Jisoo tidak mengubah posisi dan tempat persembunyian. Bawah ranjang, bertelengkup ketakutan.

Saat berusaha memisahkan antara Jeonghan dan Jisoo, mau tidak mau Seokmin harus bertindak dengan sedikit kejam. Sebenarnya bukan hanya terhadap Jisoo. Jeonghan juga merasakannya. Tanpa segan Seokmin menarik Jeonghan ke belakang. Gadis Yoon itu jatuh tersungkur ke lantai. Melihat Jisoo kembali berlari untuk menyerang Jeonghan, Seokmin menjadikan tubuhnya sendiri sebagai benteng. Dipeluknya gadis setengah kucing yang tengah mengamuk itu sambil berusaha menyeret. Berteriak agar Jeonghan segera meninggalkan kamar. Menghempaskan tubuh Jisoo di atas ranjang.

Meow! (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang