Napas terengah. Kepala menengadah. Menatap cahaya lampu yang biarkan tetap menyala meski sudah siang. Ponselnya berdering lagi. Melihat nama si pemanggil sekilas. Yoon Jeonghan. Seokmin jadi berpikir ribuan kali untuk mengangkatnya. Pilihan terakhir, panggilan itu dibiarkan hingga berhenti sendiri. Napas Seokmin tertahan di detik berikutnya. Baru terembus begitu merasa telah kehabisan napas.
Ini tidak cukup. Tiga hari sama sekali tidak cukup. Segala cara telah ia lakukan demi mengukir kenangan manis bersama Jisoo. Kencan beralibi jalan-jalan telah dilaksanakan full selama tiga hari terakhir. Apa yang ia dapat? Tidak ada. Sepertinya gadis itu masih tidak mengerti, meski sudah Seokmin katakan puluhan kali.
Jika Hansol datang, tolong katakan padanya kalau kamu mau tinggal di sini selamanya. Bisa? tanya Seokmin tadi pagi. Jisoo hanya mengerjapkan mata sebagai respon. Tidak mengiyakan, malah balik bertanya. Kenapa? Bodoh. Seokmin belum bisa secara gamblang mengungkapkan perasaannya. Dirasa percuma. Jisoo tidak akan mengerti.
Berpikir terlalu larut. Tanpa sadar membuang waktu berharga secara sia-sia. Pesan terbaru ia dapatkan dari Hansol. Mengkonfirmasi ulang. Jisoo akan dijemput malam ini. Mungkin Hansol sudah mengingatkannya puluhan kali. Seokmin kesal setengah mati. Lelaki sok tampan itu seperti sedang mengatainya. Seokmin yakin bahwa Hansol sudah tahu kisah apa yang terjadi di balik status dokter-pasien mereka.
Pesan lainnya kembali diterima. Tenang saja. Kalau kamu benar-benar ingin menahan Jisoo, ada prosesnya. Untuk sementara ini biarkan Jisoo menuntaskan kasusnya dulu. Biarkan dia balas dendam pada penjahatnya.
Seokmin tidak mengerti bagaimana maksudnya. Sering terlibat dalam kasus semacam ini, tidak memberi gambaran secara nyata bagi Seokmin. Ada prosesnya. Mungkinkan hukum memiliki cara tersendiri? Entahlah. Namun yang pasti, Seokmin menjadi sedikit lebih lega. Masih ada harapan.
Dengan berat hati Seokmin menyeret koper yang baru saja datang. Pesanannya. Khusus untuk Jisoo. Mengetuk pintu sebanyak tiga kali sebelum membuka dan masuk ke dalam. "Jisoo, ayo kemari. Bantu aku," pekiknya. Nampak ceria. Menyembunyikan kesenduan.
Koper tersebut berwarna merah muda yang cantik. Tidak terang dan mencolok. Merah mudanya begitu lembut juga berhias bunga-bunga sakura di bagian bawah. Jadi terlihat begitu manis dan anggun. Cocok dengan karakter Jisoo. Sengaja Seokmin pilihkan yang tercantik.
Jisoo mengesampingkan kucing kesayangan dari pangkuannya. Merangkak turun dari ranjang. Mendatangi Seokmin yang langsung membuka lemari pakaian Jisoo lebar-lebar. Gadis Hong itu tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Memilih duduk di lantai, membuka pembungkus koper setelah meminta izin terlebih dulu. Kesusahan. Ikatannya terlalu kuat.
"Sudah? Sini, biar aku saja yang buka," kata Seokmin. Mengambil alih. Membuka ikatan dengan sangat mudah. Sungguh berbanding terbalik dengan Jisoo yang bahkan tadi sempat mengerang nyaring. Frustrasi. Menyingkirkan semua bungkus. Memperhatikan lekat bagaimana koper itu berdesain. Benar-benar cantik. Ia tidak salah pilih. Bahkan bagian dalamnya juga tidak kalah cantiknya, dihiasi warna merah maroon. "Sekarang kita pindahkan pakaianmu ke dalam sini."
"Kenapa?"
Pertanyaan yang spontan Jisoo ajukan membuat Seokmin terdiam sejenak. Kembali lagi, ia memang belum memberitahu Jisoo mengenai penjemputan malam ini. Hanya berpesan agar Jisoo mengatakan tetap ingin tinggal bersama Seokmin. Lelaki Lee itu masih bungkam hingga detik-detik perpisahan. Berharap ada keajaiban dunia kedelapan, sehingga Jisoo tidak jadi dipindah. Akan tetapi, hasilnya tetap nihil. Tetap saja kepolisian akan menjemput Jisoo. Dibawa ke protection center.
Seokmin juga sempat melakukan protes. Kenapa dijemput malam seperti ini? Dengan sabar Hansol menjelaskan prosedurnya pada si dokter patah hati. Malam hari adalah waktu yang paling tepat. Jika siang, khawatir akan menimbulkan kecurigaan oleh tetangga Seokmin yang melihat. Mengharapkan keajaiban sungguh membuat Seokmin frustrasi. Alhasil seperti inilah akibatnya. Jisoo tidak tahu apa-apa. Seokmin semakin bingung bagaimana harus menjelaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meow! (✓)
Fanfiction[SEOKSOO GS Fanfiction] Operasi pertama, ekor. Operasi kedua, telinga. Setelah seluruh tahapan operasi dilakukan, apakah Jisoo bisa hidup normal?