[17]

3.1K 224 0
                                    




---
Ayo tertawa bersama,
Hidup bersama, 
Lukamu, 
Itu mungkin aku.

---




Malam kemarin, sebab Lisa terbangun untuk buang air, ia tak akan mati kaku kedinginan. Perempuan yang masih sedikit sulit berjalan, menyelimutinya dengan handuk dua lapis. Pagi ini, Taehyung terbangun meregangkan badannya yang tak terbiasa tidur di sofa kecil. ia berusaha keras untuk berani membelai pelan wanita yang masih terlelap di sampingnya.

"Kamu enggak pulang?", suara Lisa terdengar pelan membujur kaku seluruh tangannya yang masih melekat di kepala.

Taehyung menggeleng.

"Kenapa?"

"Harus kah ada alasan untuk menjaga wanita dambaanku sendiri?", tawanya tersenyum.

"Aku bisa sendiri. "

"Tidak."

"Pulang dulu mandi baru kesini lagi."

Melihat Taehyung yang terus menggeleng, ia menarik tangan yang ada di sebelahnya. "Pulang, belikan aku sarapan. Balik lagi tapi harus rapi, kamu ada urusan di kantor kan?"

Diam sebentar, akhirnya pria itu berdiri mengambil jasnya. "Oke. Kamu tetap di sini ya!"

Perempuan yang masih bermalam di rumah sakit mengangguk paham. 

"Good. Aku pulang dulu."

Berada di ujung daun pintu, Taehyung berbalik dan kembali mencari sudut mata wanita yang masih terbaring menatap balik. Ia melambungkan isyarat cinta dengan tangannya yang membentuk hati. Lisa tertawa, justru melayangkan tangannya menyuruh agar laki-laki yang tetap berdiri di depan sana cepat pergi.

Tak lama menghabiskan beberapa waktu hanya dengan suara televisi, ia mencoba berdiri untuk berjalan keluar sebentar dengan cairan infus menggantung di tiang penyangga. Lisa berjalan keluar melewati beberapa ruangan. Barangkali tersenyum menyapa perawat yang menunduk terlebih dahulu.

"Selamat pagi!"

Menunduk lagi, perawat yang membawa beberapa barang di tangan mendekat. "Jalan pagi kecil-kecilan bagus untuk kandungan, di belakang ada fasilitas taman yang kami sediakan", jelasnya kemudian meninggalkan Lisa.

Hendak menuju taman, sekat kaca besar pada sebuah ruangan menghentikan langkahnya. Ia mendekat dan melihat beberapa bayi di dalam sana. Tangannya menempel memegang permukaan kaca. Kedua matanya membesar bahagia, memikirkan hari depan. Masa yang sudah terasa begitu pendek. Harus bagaimana, senang mendengar tangis anak yang baru lahir, atau hancur hati tak ingin berpisah.

Lisa tetap berdiri diam menatap bayi-bayi yang satu per satu digendong pagi itu untuk bertemu orangtua mereka. Tubuhnya mendekat pada pintu yang hendak dibuka. Seorang perawat yang ada di dalam mendorong keranjang kecil untuk keluar.

"Aaah, yeppeuda!", matanya menatap bayi mungil yang dililit kain berwarna pastel.

Tangan kemudian menyentuh pelan pipi bayi tersebut kemudian tersenyum sendiri.

Marriage Contract |✓Complete| [Taelice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang