4. [After]

1.7K 157 6
                                    

Semakin lama bertahan di rumah tak akan menghilangkan rasa kesal. Setelah mendapat panggilan untuk hadir di kantor, Lisa segera mengambil kunci mobil dan mengendara pergi.

Dengan wajah sebam, kalimat-kalimat yang melayang di kepalanya membuatnya tak bisa fokus. Sesekali saat ia mengingat dimana Taehyung memegang barang itu, hatinya terus bergetar. Tak bisa mengambil kesimpulan siapa yang salah.

Mobil berhenti tepat di depan lobby. Juru parkir mengambil alih kuncinya. Dari dalam terlihat bos besarnya sudah duduk menunggu.

"Hi, kenapa masih disini?"

Tanya Lisa yang berhasil mematahkan pandangan fokus Jungkook dari layar ponsel. Bekerja dengan laki-laki itu memberinya kebebasan.

"Hi! Kamu--"

Menaikan sebelah alisnya, pria di depannya itu berdiri menatapnya.

"Kamu sakit?"

Gelengan kuat menjawab.

"Ada apa nyonya besar? Cerita dong", bujuk Jungkook sambil meraih lengan  wanita yang berjalan hanya diam tanpa bicara, tak biasanya.

"Enggak ada."

Pria yang menahan tangannya tadi kemudian diam dan hanya berjalan membisu.

"Lisa!"

Perempuan lain dari depan berlari segera merangkul. Ia hanya menjawab dengan senyum dan membiarkan tangan Jisoo tersampir di bahunya. Hatinya tak kuat untuk bicara.

"Habis nangis atau apa?"

"Jangan banyak tanya! Nanti marah baru tahu", sindir Jungkook yang sudah menjadi korban pertama.

Lantas pria yang tak ia sapa justru bersuara lantang.

"Habis meeting kita cerita ya", ajak Jisoo yang segera berpaling dari pemandangan belakang.

***

Lamanya Taehyung duduk di dalam ruangan bisa disamakan dengan kopi panas memudar dingin. Isi kepala terisi dengan senyum istrinya itu, tapi tetap saja hati dan kepala tak sama. Mungkin bayang dalam kepala bisa membenci tingkahnya, tapi hati justru tak tega. Lantaran ia juga merasakan yang sama.

Diintipnya jam tangan dan layar ponsel seperti menguntit. Tak ada nada dering panggilan untuk selamat makan siang. Pintu kacanya terbuka, Se Na masuk tanpa mengetuk.

"Oppa, sedang apa?"

"Mikirin bisnis terbang bulan depan?", Tambah wanita yang duduk di sofa melipat kakinya.

"Hah? Oh, enggak."

Se Na hanya mengangguk paham dan mengambil gelas yang berisi kopi dingin milik Taehyung.

"Udah dingin. Aku buatkan yang baru ya."

"Tak usah."

"Ada apa kesini?", Tambahnya yang segera mengemas berkas di atas meja.

"Aku mau ajak makan siang."

"Aku nanti makan sendiri aja. Kamu duluan."

Sebuah senyum bertanda baik, Se Na berjalan setelah mengangguk.

"Tunggu!"

"Ada apa?"

Suara sepatu hak yang berbunyi berhenti sesaat.

"Kalau--"

Jemarinya memutar sembari memikirkan apa yang harus dikatakan.

"Kamu mau enggak kerja untuk anak?"

Marriage Contract |✓Complete| [Taelice]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang