Trust Me
"Siang ini, kami akan pulang." Licia langsung mengumumkan saat ia baru saja bergabung di ruang makan.
Ia bisa merasakan seluruh mata menatapnya di ruangan itu.
"Besok aku harus bekerja," Licia berkata. "Maaf, tapi aku tidak bisa hidup hanya mengandalkan uang Nenek, kan?"
Sindiran Licia menimbulkan ekspresi kesal di wajah tante, om dan sepupunya yang memang bekerja di perusahaan neneknya.
"Bahkan meskipun kau hidup dengan mengandalkan uangku, itu bukan suatu kesalahan," neneknya berbicara.
"Bagi Nenek mungkin seperti itu. Tapi, aku tidak mau hidup seperti itu. Lagipula, aku punya hidupku sendiri. Dengan pria ini." Licia mengedik ke arah Ed yang duduk di sampingnya.
"Bukankah katamu, dia juga punya cukup uang untuk berkeliling dunia tanpa bekerja?" cibir Lea, putri pertama dari tante Dini. "Itu berarti, kau tidak perlu bekerja juga, kan?"
"Bukan berarti aku akan menghabiskan hidupku dengan menggunakan uangnya juga, kan? Aku toh tidak akan menikah demi uangnya," balas Licia.
Beberapa sepupunya yang akan segera menikah tampak kesal. Faktanya, sebagian besar dari mereka memang menikah karena urusan bisnis atau demi harta warisan calon pasangan mereka. Di rumah ini, kata cinta adalah hal yang benar-benar mustahil. Karena itulah, kehadiran Ed yang tak memburu harta nenek Licia, tak tergoda oleh para sepupunya, ditambah pengakuan-pengakuan romantisnya pada Licia di depan semua orang, pastilah membuat mereka semua kesal setengah mati.
"Haruskah kau buru-buru pergi?" tanya neneknya. "Kau baru tiba kemarin. Apa kau tidak lelah?"
"Justru karena aku lelah di rumah ini. Lagipula, besok aku masih harus bekerja, Nek. Aku ingin segera pulang dan istirahat," Licia beralasan.
Neneknya tidak lantas mengangguk, tapi apa pun yang dikatakan neneknya, Licia tetap akan pergi dari rumah ini.
"Juga, karena aku sudah bersama Ed, kuharap Nenek tidak lagi berusaha membawaku pulang ke rumah ini. Aku sudah bahagia dengannya dan aku hanya ingin hidup dengan tenang dengan pria ini. Sulitkah itu?" Licia menatap neneknya, tak bisa mencegah dirinya memohon akan itu.
"Kalau begitu, kau bisa menikah dengannya sekarang. Maka aku akan mempertimbangkan jika kau akan keluar dari rumah ini," kata neneknya.
Licia mengerutkan kening. Pernikahan sialan.
"Kau juga tahu, alasan kenapa para sepupumu belum menikah adalah karena mereka menghormatimu, kan?" sebut neneknya.
Licia mendengus. "Bukan karena aku, tapi pasti karena perintah Nenek. Kenapa? Nenek ingin mereka mendesakku untuk segera menikah juga? Atau, Nenek meminta mereka mencarikan pasangan yang cocok untukku? Seorang pria dari kalangan yang sebanding dengan keluarga kita?"
"Licia, jaga bicaramu!" tegur Tante Dini.
Licia menatap tantenya. "Omong-omong, Tante, tolong berhenti menyebarkan nomorku pada pria-pria yang hanya tertarik pada harta Nenek. Jika aku membutuhkan pria seperti itu untuk mendampingiku, aku bisa mencari pengemis sekalian. Dia juga membutuhkan uang, pastinya kan? Setidaknya mereka tidak bertingkah sok memiliki dunia ketika mereka masih membutuhkan uang orang lain."
"Kau!" Tante Dini melotot marah, tapi Licia tak gentar.
"Karena itu, Tante bisa memberikan pria-pria bodoh itu pada Lea saja. Maaf, aku tidak terlalu suka pada pria yang bahkan tak bisa berbahasa Inggris. Dia bahkan sama sekali tak mengerti ketika aku mencoba berbicara dengan bahasa Perancis. Tante berharap aku membawa pria seperti itu kemari? Yang benar saja. Seleraku tidak seperti itu, meski mungkin Lea baik-baik saja dengan itu," Licia berkata cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Into You (Dark Marriage Series #1) (End)
RomanceLicia tidak pernah tahu jika Ed, si playboy menyebalkan yang baru pindah ke kantor tempat ia bekerja, akan berakhir menjadi tunangan pura-puranya. Demi bisa pergi dari rumah neneknya dan mendapatkan hidupnya sendiri, Licia harus meminta bantuan Ed...