Most Beautiful Bride
Hati Licia bergetar saat mendengar Ed mengucapkan sumpah setianya. Licia sendiri nyaris tercekat oleh keharuan saat mengucapkan sumpah setianya. Setiap kata yang diucapkannya mampu menyentuh hatinya. Dan sumpah itu, kini mengikatnya pada suaminya, pria yang berdiri di sampingnya ini.
Suara tepuk tangan menyambut resminya ikatan pernikahan Licia dan Ed. Ketika pria yang sudah menjadi suaminya itu menciumnya, Licia nyaris menangis. Ed menciumnya dengan lembut, manis. Entah dari mana, dalam kepalanya Licia seolah mendengar suara,
Aku mencintaimu.
Licia membuka matanya yang tadi terpejam, tepat ketika Ed mengakhiri ciuman mereka. Licia kembali memejamkan mata ketika Ed menunduk ke arahnya. Namun kemudian, ia merasakan pria itu hanya mencium keningnya, dengan lembut. Licia mendengar dengusan geli pria itu di tengah tawa para tamu undangan.
Licia mendongak dan menatap pria itu dengan kesal, yang dijawab pria itu dengan,
"Aku ingin sekali menciummu sampai pingsan. Tapi, setelah itu mungkin nenekmu akan melemparkan vas yang ada di mejanya ke kepalaku."
Licia bahkan tak dapat menahan dengusan geli karenanya.
Ketika ia menatap Ed, ia sadar, pria ini tampak lebih tampan dari biasanya. Lebih dari kapan pun, lebih dari siapa pun, pria yang berdiri di depannya ini benar-benar tampan.
***
"Kau bisa berhenti memandangnya, Ty." Ed sampai jengah memperingatkan sahabatnya itu.
Tyler menyeringai padanya. "Dia benar-benar cantik."
"Aku tahu. Tapi, dia istriku. Jadi, palingkan pandanganmu darinya," geram Ed.
Tyler tergelak.
Ed menatap ke arah Licia yang duduk di sebelahnya, tapi tampak melamun. Ty benar. Wanita ini benar-benar cantik. Dan ia istri Ed.
Pikiran tentang itu membuat senyum tak urung terukir di wajah Ed. Licia adalah istrinya. Apa lagi yang bisa lebih indah dari itu?
"Tak bisakah kau berhenti tersenyum layaknya idiot begitu setiap kali kau menatapnya?" Giliran Tyler yang mengeluh di sebelahnya.
Ed menatap Tyler memperingatkan.
"Biarkan saja. Kau hanya harus membiasakan diri dengan itu. Aku juga sudah menyerah tentang yang satu itu," Jason menyahut.
Ed menoleh pada Jason yang baru tiba di pesta. "Bagaimana?"
Jason mengangkat ibu jarinya, lalu mengedik ke arah pintu ruang depan. Ed tersenyum lega melihat orang-orang yang memasuki pintu. Ed menoleh pada Licia, menyenggol lengan wanita itu pelan. Licia menoleh pada Ed, tapi ekspresinya kosong.
"Ada apa?" tanya wanita itu.
Ed mendengus tak percaya. Ini hari pernikahannya. Tak bisakah wanita ini setidaknya tersenyum?
Ed mengedik ke arah pintu. saat wanita itu mengikuti arah kedikannya, ia memekik kaget, lalu berdiri. Akhirnya, wanita itu tersenyum lebar. Senyum pertama yang muncul di wajah Licia hari itu.
Ed ikut berdiri. Hampir semua tamu undangan menatap mereka berdua, lalu mengikuti arah tatapan mereka. Tiba-tiba, Licia menoleh panik pada Ed.
"Bagaimana mereka bisa ada di sini? Nenek ..."
"Mereka tamu undanganku, Licia. Nenekmu memberiku kebebasan untuk itu," jawab Ed, seketika menenangkan Licia.
Saat wanita itu memeluk Erwin, Ed harus menahan diri untuk menariknya lagi. Dengan susah payah. Erwin yang sepertinya sadar akan usaha Ed, tersenyum geli dan lebih dulu melepaskan Licia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Into You (Dark Marriage Series #1) (End)
RomanceLicia tidak pernah tahu jika Ed, si playboy menyebalkan yang baru pindah ke kantor tempat ia bekerja, akan berakhir menjadi tunangan pura-puranya. Demi bisa pergi dari rumah neneknya dan mendapatkan hidupnya sendiri, Licia harus meminta bantuan Ed...