Terimakasih bagi kalian yang sudah mau membaca karya saya. Semoga suka dan semoga saya juga bisa menamatkannya dengan baik.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gerald POV
"Apa mau orang itu? Apa yang mau dia ambil dari hidupku lagi?! Dan kenapa dia selalu... Akh sial!!!" kesalku mengingat kejadian beberapa menit lalu di ruang meeting.
Flashback on
Saat Gerald menjelaskan konsep-konsep yang akan dilakukannya bersama beberapa kolega termasuk Ace. Yah, Ace juga seorang yang terkenal. Ia lebih dulu menjadi seorang CEO meneruskan perusahaan ayahnya yang hampir bangkrut kala itu. Tapi satu tahun dari itu, perusahaan Ace juga mengalami penurunan dan itu juga karena adanya perusahaan Gerald yang muncul dan langsung naik daun.
Saat meeting berlangsung Ace hanya sesekali menatap Gerald yang tengah menjelaskan. Sedangkan mata Ace lebih mengarah pada seorang wanita yang duduk lurus di depannya.
"Ekhem... Sepertinya meeting sampai di sini, selanjutnya akan ada beberapa rapat kerja untuk pekerjaan ini, terimakasih." sela Gerald yang cukup geram sedari tadi melihat Ace yang selalu menatap sekretarisnya itu. Yah, Ace lebih fokus memandang Gea yang sedang fokus mencatat hal-hal penting yang diucapkan oleh Bosnya.
"Pak Gerald, kami sangat suka dengan ide anda, kami akan menanam investasi di sini," ucap beberapa orang laki-laki paruh baya sembari berjabat tangan dengan Gerald.
"Terimakasih, semoga kerjasama kita bisa menghasilkan," jawab Gerald.
"Tentu," merekapun keluar ruangan. Tinggalah Gea, Gerald, Ace dan Doni sekretaris Ace.
"Tuan Ace? Kenapa anda tidak keluar?!" sinis Gerald menatap tajam Ace yang akhirnya mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap Gea.
"Ah ya, apa kau mengusirku Tuam Gerald?"
"Bisa dibilang begitu,"
"Ehm, Pak," Gea menghela Gerald yang sepertinya semakin panas. Gea memegang lengan Gerald lembut. Gerald yang menerima perlakuan ino seketika sedikit reda. Entah apa yang bisa membuatnya nyaman kala itu
"Oke oke, aku akan keluar..." Ace berdjri dan mengancing jasnya. Lalu melangkah keluar.
"Uhm, Gea, bisakah kita makan siang bersama?" sela Ace yang berhenti keluar dan kembali menoleh ke arah Gea. Gea cukup terkejut dengan kata-kata itu. Sedangkan Gerald yang melihatnya sudah mengepalkan tangannya.
"Ma-maaf Pak, pekerjaan saya masih banyak," tolak Gea lembut dengan tangan yang masih memegang lengan Gerald.
"Baiklah, uhm Gerald, semoga kita masih bisa berteman," lanjut Ace kemudian kembali melangkah meninggalkan Gea dan Gerald di ruang meeting.
"Ma-maaf Pak," ucap Gea yang sadar jika tangannya tadi sudah kurang ajar memegang lengan Bosnya.
"Hmm..." Gerald hanya berdehem.
"Saya permisi dulu Pak," ucap gea kemudian membereskan berkas-berkas di atas meja meeting.
"Gea, siapkan dirimu malam ini, malam ini kita diundang ke pertunangan anak salah satu kolega kita, jadi pakailah gaun sebagus mungkin." ucap Gerald tanpa menatap Gea yang berada dibelakangnya. Gerald mengambil handphonenya dan menelpon seseorang sambil pergi meninggalkan Gea.
Flashback off
****
Gea POV
"Gea, siapkan dirimu malam ini, malam ini kita diundang ke pertunangan anak salah satu kolega kita, jadi pakailah gaun sebagus mungkin." Aku mengingat perkataan Pak Gerald. Gaun? Bahkan satu gaunpum aku tidak punya. Lalu aku harus apa? Apa aku pinjam saja ya? Aku akan coba mencarinya. Akupun segera keluar ruangan meeting dan menuju ruanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Bos! (Proses Revisi+Cerita Masih Lengkap)
RomanceSegila-gilanya Bos, dia lebih gila, sangat. Selalu saja mengancam, untung saja dia lumayan tampan, jika tidak? Maka aku takkan apa-apakan dia. ~Gea Aleesya Dia satu-satunya wanita setelah ibu dan adikku yang berani melawanku balik jika dia merasa te...