Gea POV
Menatap matanya membuatku terbang. Mata coklatnya membuatku ingin selalu menatapnya. Tatapan tajam nan dingin yang pernah ku temui. Dinginnya selalu membuatku panas. Tapi panasnya justru membuatku lebih dingin. Perasaan apa ini? Hatiku tidak bisa dikontrol. Bahkan jantungku berdegub lebih kencang dari biasanya.
"Tatap aku Ge," ucapnya saat aku memilih memandang ke arah lain saat berdansa dengannya. Aku kembali menatapnya. Rasanya berbeda, tatapan ini justru membuagku terhipnotis.
'Shit! Perasaan apa ini? Aku kenapa? Sadar Gea, lo itu siapa? Lo gak boleh suka sama Bos lu sendiri. Gak boleh!' batinku meronta-ronta.
"Ada apa Ge?"
"Ti-Tidak Pak,"
"Sebentar lagi kita pulang, sepertinya kamu lelah," ucapnya berbisik padaku. Aku diam dan hanya mengangguk. Lalu, dia menyelesaikan dansa kami. Lalu kami mengikuti acara sampai selesai. Setelah itu, Pak Gerald mengantarku pulang. Sepanjang perjalanan pulang kami hanya diam. Aku juga hanya menatap pemandangan luar. Tak lama, mobil sudah berhenti di halaman rumahku.
"Terimakasih Pak," ucapku sambil menundukkan kepalaku. Lalu aku langsung keluar mobil.
"Ge," ucapnya yang juga sudah keluar dari mobil memanggilku yang hampir setengah jalan menuju pintu rumah.
"Ya, Pak?"
"Selamat Malam," ucapnya yang kemudian kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya. Aku mengernyitkan keningku.
'Ada apa dengannya?' pikirku. Akupun langsung memasuki rumahku dan membersihkan diri. Setelah itu aku lebih memilih menuju alam mimpiku.
*****
Gerald POV
"Akh sial! Aku ini kenapa?" ucapku yang masih menyetir mobil. Bahkan aku memukul stir mobilku.
"Ace, sial!!!" marahku lagi. Entah mengapa kedatangan Ace membuatku semarah ini. Masa lalu brengsek itu membuatku selalu marah mengingat Ace.
*****
Gea POV
Pulangnya dari pesta itu aku benar-benar remuk. High heells-ku yang lumayan tinggi membuatku pegal. Aku langsung merebahkan tubuh mungilku dikasur kesayanganku. Aku menatap langit-langit kamarku.
"Ada apa dengan Pak Gerald? Tidak biasanya. Aku harus berhati-hati. Melihatnya yang seperti ini aku jadi takut. Aku jadi lebih suka dia yang marah-marah padaku. Akh! Aku ini bagaimana ? Dia baik aku tidak suka, dia dingin aku juga tidak suka. Terserahlah, ngantuk!" aku lebih memilih tidur setelah membersihkan diriku. Rasa kantukku lebih penting dari Bosku itu.
*****
Author POV
Keesokan harinya...
Gea bekerja seperti biasanya. Bahkan bisa dibilang lebih sibuk. Ia terus mengotak-atik laptop di depannya. Tanpa ia sadari, jam sudah menunjukkan pukul 5 lewat.
"Duh, kemaleman nih, udah mau maghrib. Pulang aja deh, udah selesai juga," Gea segera membereskan mejanya lalu mengambil tasnya dan pergi keluar kantor.
"Ada taxi gak ya?" ucap Gea sambil menoleh kanan kiri. Jalanan mulai sepi. Gea memutuskan untuk berjalan kaki saja. Tapi saat hendak melangkahkan kakinya, seseorang menarik lengannya.
"Eh...Eh..."
"Biar ku antar," ucapnya ramah.
Bersambung.....
Hayoo siapa yang bakal nganterin Gea????
Lagi gak nemu ide. Udah lama dibuat tapi belum dishare. Selamat membaca cerita pendek ini....
KAMU SEDANG MEMBACA
Yes Bos! (Proses Revisi+Cerita Masih Lengkap)
RomanceSegila-gilanya Bos, dia lebih gila, sangat. Selalu saja mengancam, untung saja dia lumayan tampan, jika tidak? Maka aku takkan apa-apakan dia. ~Gea Aleesya Dia satu-satunya wanita setelah ibu dan adikku yang berani melawanku balik jika dia merasa te...