Teman Lama

1.1K 53 4
                                    

Gea POV

"Huuuu..." racauku yang masih menatap sekeliling kamarku.

"Jam berapa ini? Masih malam ya?" dengan mata yang selalu sipit kekita bangun, aku meraih handphoneku di meja samping. Aku membukanya dengan mata yang sedikit menutup. Cahaya handphone membuatku melotot sempurna.

"Jam enam? Mampus aku," aku langsung berlari menuju kamar mandi. Lalu keluar lagi karena handukku tertinggal. Aku segera berbenah diri dan berangkat ke kantor.

*****

Gerald POV


"Ya, Halo?"

"........"

"Ya aku akan datang,"

"......"

"Akan ku lakban mulutmu!"

"......"

"Hmm," telephone ku putus. Kesehatanku sudah lebih baik. Aku harus kembali ke kantor. Aku bukan tipe orang malas bekerja. Bahkan tidur siangpun baru kemarin. Itupun karena aku sakit. Bisa dibilang jam tidurku berantakan. Yah, resiko seorang CEO tampan sepertiku. Ha!

Jangan salah banyak wanita mendekatiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan salah banyak wanita mendekatiku. Termasuk sekretarisku, dulu. Tapi aku tidak suka perempuan yang seperti wanita murahan. Yah, benar kata Mamaku, sekretarisku terdahulu memang kurang sopan. Pakaiannya ketat dan sexy. Aku laki-laki normal yang juga bisa tergoda. Tapi aku masih punya kehormatan. Seorang CEO bermain jalang? Memang banyak, tapi tidak denganku.

Entah mengapa, aku sedang tidak tertarik untuk jatuh cinta. Rasanya hanya ingin terus bekerja dan bekerja. Aku pernah mencintai seseorang. Kemudian aku ditinggal karena aku belum menjadi CEO saat itu. Wanita sekarang memang hanya uang, uang dan uang. Aku benci dengan itu. Itu sebabnya aku tak pernah dekat dengan wanita.

*****

Author POV

Gea sudah berada di depan kantornya. Untung saja dia tidak telat karena bangun agak siang.

"Untung saja tidak telat, gini nih kalau habis sholat subuh tidur, suka kebablasan." Ucapnya sembari berjalan masuk menuju kantornya. Seperti biasa, Gea selalu tersenyum dan menyapa setiap karyawan lain yang berpapasan dengannya. Hal itulah yang membuat Gea terkenal dengan keramahannya. Tak jarang ia langsung bisa berteman dengan karyawan lainnya dan tidak merasa senjang.

"Pagi Sel," ucap Selma, rekan kerjaku

"Oh hai, Pagi juga Ge, rambutmu sedikit berantakan Ge, apa kamu ngebut?"

"Hee.. Iya tadi aku naik ojek, biar gak macet,"

"Pantas saja, sebaiknya kamu rapiin dulu itu rambut,"

"Siap," Gea segera menaruh tasnya dan pergi ke toilet untuk merapikan rambutnya. Kaca panjang toilet membuatnya terlihat jelas. Rambut berantakan dan pakaian yang sedikit kusut terpampang jelas.

Yes Bos!  (Proses Revisi+Cerita Masih Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang