Chapter 6

46 7 6
                                    

Sesuai dengan janji Rey, pagi hari dia sudah berada di rumah Risa. Kemudian dia menelepon Risa supaya pergi menuju halaman rumah nya.

'Risa Pov'

'Drtdrt'
Ponsel Risa berbunyi. Terlihat di layar ponselnya nama Rey dengan cepat Risa mengangkatnya.

"Hallo!" Panggil Risa.

"Cepet amat angkatnya. Kangen yaa?"

"Kenapa gue cepet angkatnya? Karena gue laper. Dan yang pastinya, gue gak kangen!" Ujar Risa.

"Ris, gue udah setengah jam di depan rumah lo, tapi gak ada yang bukain, lo kesini dong! bukain pagarnya!"

"Iya, tunggu 5 menit bentar kok!"

"Ya!"

***

"Berangkat sekarang?" Tanya Rey lembut.

"Tahun depan. Ya sekarang lah!" jawabnya dingin.

"Naik!"

"Gue pakai rok nanti paha putih gue jadi sarapan lo lagi!" ujar Risa malu sembari menundukkan kepalanya.

"Hmm!" Dengus Rey.

"Kan lo punya jaket!" Sekarang raut wajah Rey berubah menjadi dingin.

"Dingin kalau dilepas!" Ungkap Risa dan mengeluarkan jurusnya, yaitu puppy eyes.

"Yaudah, nih pakek!" Rey menyerahkan jaketnya, kemudian diterima Risa dengan kasar.

"Makasih Rey, baik banget sih!" kata risa sambil mencubit pipi Rey.

"Awww Sakit jangan gitu!" kata Rey dingin.

"Hehehe, abisnya lo baik banget sama gue." ujar Risa jujur.

"Udahkan, sekarang lo naik!" suruh Rey.

"Hm oke." jawab Risa kemudian menghembuskan keras nafasnya.

***

Restoran adalah tempat orang makan, minum, sarapan, dan masih banyak lagi
Seperti yang dilakukan Risa dan Rey mereka tengah duduk sedang mencari menu sarapan yang akan mereka pilih.

"Rey gue bingung." ujar Risa bingung tanpa melihat Rey sedikit pun.

"Lo bingung kenapa?" Tanya Rey lembut.

"Menu disini enak semua gue jadi bingung mau milih yang mana."

"Kalau bingung pesen sepuas lo aja." ujar Rey tanpa beban.

"Beneran?" Tanya Risa antusias.

"Ya. Kecuali lo pesan mie, atau makanan yang pedes. Gak boleh. Dan gak ada penolakan" ujar Rey dingin.

"Padahal, tadi gue mau pesen pedas semua. Ya kalau gak boleh gue mau pesan ini aja." Risa menunjuk sebuah gambar bakso besar.

"Gak boleh itu ada mie nya." ujar Rey dingin.

"Tapi kenapa? Gue mau itu Rey." katanya menggunakan jurus andalannya yaitu puppy eyes nya.

"Hmm. Oke tapi gak boleh pake mie kalau gak mau gak usah sarapan." dengus Rey.

"Hmm. Oke, gue sekarang makan bakso, dan gak pake mie." ujar Risa mengalah.

"Lo gak makan?" Tanya Risa.

"Gak" jawab Rey singkat.

"Kenapa?" Tanya Risa lagi.

"Gue lihatin lo aja udah bikin nih perut kenyang." Rey tidak sadar mengatakan itu, karena dia sedari tadi memperhatikan ciptaan tuhan yang ada di depannya. Seseorang yang terlihat sempurna di mata Rey.

"Gue gak baper." kata risa bohong. Sebenarnya dari tadi Rey melihat seluk beluk wajahnya yang berpasar cantik Risa sudah baper tapi dia bisa mengendalikan emosinya agar tidak terlihat seperti orang baper melainkan, reaksi Risa terlihat biasa saja dan cenderung dingin.

"Risa." panggil Rey.

"Ya. Kenapa?" Jawab Risa.

"Kok lo cantik amat?" dan lagi lagi Rey tidak sadar mengatakan apa yang ada didalam pikirannya.

"Apaan sih. Gak jelas tau gak! Yaiyalah gue cantik gue kan cewek." Ujar Risa dingin disertai tatapan tajam nya.

"Udah ah gue udah selesai makannya." Ujar Risa kemudian berdiri meninggalkan Rey yang masih di alam nya.

"Eh, tadi gue ngomong apa? Jangan sampai gue ngomong yang nggak nggak. Bisa barabe gue." Batin Rey.

***

Mereka sudah tiba di depan halaman sekolah. Risa turun dari motor Rey dan pergi berjalan meninggalkan Rey. Dengan cepat Rey mengejarnya.

"Wooy!" Risa terkejut karena Rey. Rey tertawa lepas di koridor sekolah yang masih sepi, karena mereka terlalu pagi pergi ke sekolah.

"Apaan sih lo gak sopan tau gak!" Wajah Risa memerah akibat menahan amarah nya. Kemudian dia mengtur emosinya yang tidak stabil.

"Emangnya lo siapa? Harus banget ya gue sopanin?" Tanya Rey.

"Terserah lo!" Lagi dan lagi Risa berjalan cepat meninggalkan Rey yang sedang mematung. Dan Rey pun tidak ingin diam saja, dia mengejar Risa yang sudah agak jauh. Namun karena kaki Rey yang panjang mempermudah langkahnya. Dengan cepat Rey mengejar Risa.

"Lo marah, ya?" Tanya Rey lembut, sembari merangkul bahu mungil Risa. Dengan cepat Risa melepaskannya dan menjauh dati Rey.

"Lo pikir aja sendiri!" Ungkap Risa dingin. Dia kembali berjalan cepat, namun apalah dayanya kaki kecilnya tidak mampu menandingi kaki jenjang milik Rey.

"Kalau lo gak jawab gue gendong ya!" Ucapan Rey, otomatis membuat Risa menghentikan langkahnya.

"Lo apa apaan sih. Lo siapa nyuruh -nyuruh gue" ujar Risa marah.

"Oke gue salah tapi maafin gue ya!" Pinta Rey lembut. Risa hanya diam saja.

"Gue janji, nanti pulang sekolah gue traktir matchlathe di cafe paling mahal didekat sini. Deal?" Kenapa Rey mau mentraktir Risa matcha latte? Jawabannya karena Risa menyukai minuman jenis itu.

"Deal!" Risa menerima tawaran Rey. Mereka pun tertawa lepas.

***

Guys kalau mau tanya dari mana Rey bisa tau hal yang disukai risa dan yang nggak disukai Risa jawabannya adalah dari Fio dan Fino. Rey sengaja menanyakan semua tentang Risa kepada saudara kandung Risa. Karena Rey sudah lama kenal dengan Fino mereka teman satu team basket. Tetapi Rey baru mengetahui kalau Risa adiknya Fino.

Ini semua jawaban kalau teman-teman bingung.

Thanks buat para readers yang udah baca karya saya ini.
Semoga terhibur, dan semoga feelnya dapat🙏🏻🙏🏻🙏🏻

See u next chapter my lovely readers, can't wait 4 next👋

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang