Sebelum Risa pulang ke rumahnya, dia selalu pergi ke cafe untuk membeli beberapa makanan yang akan ia makan dirumahnya. Kenapa demikian? Karena Mama Risa yang masih mendiami Risa akibat insiden kesalahpahaman beberapa waktu yang lalu.
Rey mengetahui kemana Risa akan pergi. Dia mengikuti Risa dari kejauhan agar tidak ketahuan.
Setelah Risa keluar dari cafe, Rey bersama Rani dan Ana berjalan perlahan untuk mendekati Risa, dengan membawa sebuah kain sarung untuk menutupi wajah Risa, satu helai tali untuk mengikat tangannya, dan beberapa telur untuk menjahilinya.
Rey menangkap Risa. Dia memberontak, dengan cepat Ana mengikat tangan Risa dan Rani menutupi mata Risa dengan kain. Mereka membawa Risa ke taman yang sudah mereka sewa.
Risa kewalahan berteriak, akhirnya ia diam saja, menuruti kemana arah orang yang akan membawanya.
***
Di sebuah taman yang tidak terlalu luas, tepatnya disebelah pohon besar, Ana dan Rani mengikat tangan Risa tanpa melepaskan kain yang menutupi matanya. lain dengan Rey, ia hanya diam dan sesekali tertawa melihat tingkah Risa seperti itu.
Rey mengeluarkan beberapa butir telur dari dalam mobilnya, lalu mengajak Ana dan Rani untuk melempar telur tersebut.
Bugh!!
Plak!!
"Woiii!! Siapa lo?! Ngapain lo lempar gue yang kayak beginian?" Risa berteriak dibalik kain yang menutup matanya karena terkena telur akibat ulah teman-temannya.
Setelah puas menertawakan Risa, akhirnya Rani maju untuk membuka kain yang menutupi wajahnya.
Rani berteriak didepan wajah Risa.
"Happy birthday Risanya gueeee!"
'Speechles!!'
Risa terkejut bukan main. Rey dan Ana hanya tertawa puas, karena mereka melihat ekspresi Risa saat itu.
Setelah Rani mundur, barulah Ana maju beberapa langkah sambil berkata "Happy birthday sahabat gue, jangan sedih-sedih lagi ya, kalau lo sedih kita semua bakalan sedih juga." Ujar Ana lembut. Risa hanya mengangguk.
Kini barulah giliran Rey. Dia maju beberapa langkah untuk mendekati Risa.
"Hai Risaa, selamat hari kelahiran. Semua doa yang terbaik buat lo." Rey mengacak-acak pelan rambut Risa. Risa masih diam ia bingung harus merespons seperti apa.
" AAAA YAAMPUN, MAKASIH SAHABAT GUE!" Hanya satu kata yang keluar dari mulut risa.
"Makasih doang niih!" Tiba-tiba Ana membuka suara memecah kecanggungan antara mereka,
"Terus, gue harus ngapain? Nangis bombay karena terharu? Sujud syukur? itu mah lebay banget!" Ujar Risa dengan raut wajah gembira.
"Yaa,, Gak gitu juga kali lah!" Gue mau lo traktir kita semua!" Sambungnya.
"Iya gue traktir pake daun. Lepasin gue dulu!" Pinta risa.
"Okee..." Rani.
"Nanti lo kerumah gue dulu ya, buat bersihin badan lo" Ana.
"Gue ikut!" Rani, Ana hanya mengangguk sambil memberikan senyuman manisnya
"Nih kuenya, make a wish dulu!" Rey meletakkan kue dihadapan Risa, Risa hanya mengagguk, lalu ia menutup matanya untuk membuat harapan beserta doa, berharap tuhan mengabulkan doanya.
"Tiup lilinnya!" Suruh rey. Lagi dan lagi risa harus mengangguk mengiyakan saja.
"Kuenya gak dimakan? Gue laper nihh"
"Lo laper? Oke, kita makan aja yuk" Jawab rey.
"Hayuuk!" Jawab mereka bertiga.
Mereka memakan kue ditaman yang tampak sepi tersebut karena ulah rey.
Mereka membuat hari ini adalah hari yang penuh warna ditengah gelapnya hidup seorang Risa.
Setelah menghabiskan kuenya, mereka beranjak pergi dari sana menuju rumah Ana.
***
Setibanya dirumah Ana, mereka keluar dari mobil tetapi Rey hanya diam disana.
"Gue disini aja ya, nanti kalo udah selesai kesini lagi oke?"
"Okee..." Jawab mereka bersamaan.
***
"Ana, gue pinjam baju lo, ya?" Risa.
"Iya, ambil aja di dalam lemari gue"
"Gue udah selesai, kita mau kemana?" Tanya Risa.
"Rahasia..!" Jawab Rani antusias.
"Yaudah kalo gitu, ayo kita keluar." Ajak risa.
"Yok lah..." Jawab ana dan rani.
Diluar sana, tampak Rey yang sedang membersihkan kursi yang akan diduduki risa, karena kursi tersebut kotor akibat telur yang melekat pada tubuh Risa tadi.
"Woi, sibuk pak?" Tanya Rani mengejutkan Rey.
"Nggak! Yaudah pergi yuk" Ajak Rey.
"Let's go!" Rani berteriak gembira.
Mereka memasuki mobil Rey, Seperti tadi, Ana dan rani duduk di kursi tengah, Risa dan Rey duduk Dikursi depan.
Mereka pergi ke Restoran yang tidak terlalu mewah dan tampak sederhana.
"Woow, kalian bener banget bawa gue kesini, soalnya gue lagi laper nih!" Ujar risa bahagia.
"Pesen aja sepuas lo!" Rey membuka suaranya, "Hari ini gue traktir lo semua."
"Wah, makasih Rey" Ujar mereka bersamaan.
"Gue mau pesen ini, ini, ini, Sama yang ini." Risa
"What! Banyak banget makan lo." Ana
"Gue emang selalu begini, gue kan sukannya yang gratisan. Ehehe."
"Emang iya, kalo gratisan gak ada yang gak enak!" Tawa Rani pecah karena kepolosan risa.
"Iya boleh, kan gue yang traktir."
"Iya rey, makasih ya! Kalau perlu sering-sering traktit kita."
"Gak, bisa-bisa habis isi dompet gue."
"Yah, kok gitu!" Tanya Ana.
"Soalnya ini bukan duit gue, tapi duit ortu gue. Sampai disini paham?"
"Iyaa rey jelek!" Risa.
"Nahh, gitu dong. eh Btw, gue gak jelek ya." Rey
"Trus apaan?"
"Ganteng dong. "
"Hahaha, Jadi orang jangan kepedean boss. " Tawa risa pecah saat itu.
"Ehem, Jadi nyamuk kita disini Ran." Ana.
"Iyaa, berasa gak dianggap lagi kalo kita ada disini." Ana.
"Lo nyindir kita?" Rey.
"Nggak kok rey, yaudah sekarang kita makan yaah." Ana
"Naah gitu dong akur. Kan enak." Risa.
"Iya, iya maak." Rani.
***
Haii guys, wellcomeback to Reisa jangan lupa share yaa.
Hope u enjoy guys💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit
Teen FictionNamanya Zalline Clarissa Ahnan. Panggilannya Risa, Ia seorang gadis remaja dimana masa remajanya ia lalui dengan penuh penderitaan oleh keluarganya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Tetapi, diatas penderitaannya, ia memiliki sahabat yang selalu...