Chapter 15

25 2 0
                                    

Pelangi, satu kata namun bermakna. Yaa siapa yg tidak tau dengan pelangi? Pelangi datang setelah hilangnya matahari. Seperti pelangi, R.a Kartini menulis sebuah buku berjudul "Habis gelap terbitlah terang". Judul cerita ini mungkin bisa dirasakan oleh seoramg Risa. Setelah sekian lamanya ia bersedih, mungkin akhir cerita hidupnya happy ending.

Lantas, apakah cerita ini happy ending atau sad ending? Hmm, kalau mau tau, stay tune cerita ini terus yaa.

***

Risa...

Lagi-lagi diruang yang terasa hampa ini, risa selalu mengahabiskan waktunya disana. Entah itu makan, menonton tv, olahraga dll.

Bagi Risa dunia itu kejam. Oleh karena itu dia harus pintar agar ia bisa memiliki uang yang banyak dan tidak dianggap remeh oleh orang lain. Tapi itu bukan alasan yang sebenarnya.

Risa ingin sukses dan memiliki banyak uang semata-mata untuk membahagiakan keluarganya. Dan karena hal itu, ia harus rajin belajar, melupakan waktu untuk menikmati masa mudanya hanya karena orang tuanya. Akan tetapi, orang tuanya sendiri lah yang menjatuhkan semua mimpi-mimpinya.

***

"Bang, gue sekarang libur dulu yah." Risa meminta izin kepada saudaranya. Karena ia tak tahan dengan beban fikirannya yang begitu banyak dan membuat kepalanya terasa berat.

"Emang lo kenapa? Sakit?" Tanya abang Risa.

"Enggak sih, tapi kepala gue berat benget kayak mau pecah gitu."

"Iya boleh, tapi besok harus pergi sekolah ya, katanya mau jadi orang kaya."

"Iyaa bawel." Setelah meminta izin kepada abangnya, Risa kembali tidur untuk mendinginkan kepalanya yang terasa panas.

***

Satu jam berlalu dan Risa masih tidur dikamarnya...

Toktoktok
Pintu kamar Risa di pukul keras oleh mamanya.

"WOII, GAK SEKOLAH KAMU? KELUAR CEPAAT." Teriak ibu Risa

Risa terkejut karena ia mendengar pukulan keras di pintu kamarnya.

"Iya maa, kepala Risa kayak berat gitu."

"Saya usaha buat biaya sekolah kamu, tapi kamu malah tidur tiduran dikamar! Buang-buang uang saya saja. Lebih baik kamu gak usah sekolah!" Ibunya sedikit membentak Risa.

"Tapi aku gak kuat ma!"

"Jangan banyak alasan anak nakal."

Selelah mengatakan itu, ia menarik rambut Risa menuju kamar mandi dan menyuruh Risa untuk segera mandi agar bisa secepatnya pergi ke sekolah.

Saat rambutnya ditarik kasar, ia tak bersuara sama sekali, hanya diam saja. Mungkin sepertinya sudah mati rasa.

"Mandi sana! Jadi anak jangan nyusahin orang tua bisa gak!?"

Entahlah Risa tidak tahu apa artinya apakah itu pertanyaan atau pernyataan.

Kemudia ibunya keluar dari kamar mandi dan Risa menyegerakan untuk mandi, secepatnya ia pergi ke sekolah agar ibunya tidak mengamuk lagi padanya.

***

Sekarang menunjukkan pukul 07.25 wib. Kalau diperkirakan dari rumah risa ke sekolah sekitar 15 menit dan Risa pasti sudah terlambat kalau tiba disana.

Untung saja Risa melihat ada bus yang biasa Risa tumpangi. Ia memberhentikan bus tersebut dan masuk ke dalam sana.

Didalam bis, hanya ada dua kursi kosong saja, dan yang duduk di samping kursi kosong itu Alvin si ketua osis SMA mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang